Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Sumur Gumuling yang Tetap Misteri

Papan pemberitahuan mengenai Sumur Gumuling yang merupakan warisan sejarah.
BERSIH, rapi, sunyi senyap dan dingin. Wah, Sumur Gumuling berubah, ya bisa berubah. Sudah lama sekali. Dulu itu, sumur ini kotor, bahkan di dalam sumur, isinya sampah dan tai. Bikin muntah, dan rasanya nggak ingin berlama-lama di tempat itu.

Sekarang itu tidak ada lagi. Di sekeliling, atau lorong yang melingkari sumur itu bersih. Bahkan, ada tambahan colokan listrik. Mungkin saja, jadi tempat kegiatan kalau di malam hari atau ketika hari sudah gelap.

Saya menelusuri lorong itu. Jalan kaki seperti pengunjung lainnya. Sampai pada satu sudut....yang kalau dulu belum ada temboknya. "Ya, itu sepertinya sengaja ditutup ya," kata pengunjung yang bersama saya meraba tembok buatan.

Dulu, tidak ada tembok itu. Tapi tidak setiap orang berani masuk. Saya juga belum pernah dengar ada yang mampu melakukannya. Yang pasti, jalan ke arah lorong itu semakin gelap, nyaris tidak ada penerangan sama sekali.


Konon, dari cerita mulut ke mulut, lorong itu berujung ke Pantai Selatan. Banyak orang-orang tua menyebutnya, Pantai Parangtritis. Inilah salah satu jalan Raja Kesultanan Ngayogyakarta berkomunikasi dengan sosok misterius yang terkenal dengan sebutah 'Nyai Roro Kidul'. Entahlah kebenaran itu. Boleh percaya atau tidak. Benar tidak keberadaan Roro Kidul itu.

Ada tetangga kampung yang berekreasi bersama saat Lebaran hari pertama. Dia anak laki-laki berusia belasan tahun. Ketika bersama teman-temannya jajan tiba-tiba di minta pamit. "Engko sik yo, aku diawe wong ayu (Nanti dulu ya, ada wanita cantik melambaikan tangan padaku)," ujar si anak itu.

Tanpa dapat dicegah, si anak berjalan dengan santai menembus ombak Pantai Parangtritis yang terkenal tinggi dan ganas. Hingga sekarang si anak tidak pernah diketemukan lagi.

Kembali ke Sumur Gumuling, nah bangunan bersejarah ini berarsitektur Jawa-Portugis dan menyerupai teater melingkar dengan telaga buatan di tengah serta rongga pada kubahnya. Sesuai namanya, gumuling yang dalam Jawa berarti berputar dalam lingkaran. Ada sebuah sumur di tengah bangunan.



Saya nguping seorang guide lokal. Dia bercerita, bangunan Sumur Gumuling dulunya sebuah masjid bawah tanah. Filosofi di balik desainnya menarik, yakni hanya satu pintu masuk menuju Sumur Gumuling yang melambangkan bahwa manusia tercipta dari tanah dan akan kembali ke tanah.

Melihat arsitekturnya, sepertinya masjid bawah tanah ini terbagi menjadi dua lantai, bawah untuk jamaah perempuan dan atas untuk jamaah laki-laki. Empat tangga mengarah ke sebuah pelataran kecil, lalu satu tangga mengarah ke lantai dua. Kelimanya merupakan simbol dari Rukun Islam.



Bagi saya sendiri, Sumur Gumuling tetaplah sebuah misteri. Butuh penelitian sungguh-sungguh untuk mengungkap cerita bangunan yang muncul 200 tahun lalu itu. Khususnya, Urung-urung (lorong) Sumur Gumuling. Apalagi, ada yang bilang, di sepanjang lorong terdapat beberapa tempat untuk bertapa. Salah satunya khusus pertapaan raja. (*)
Auto Europe Car Rental