Pengalaman Baru Menjelajahi Wisata Petik Kurma di Pasuruan
SEJAUH mata memandang, hamparan pohon kurma tertanam dalam jarak tertentu. Tidak begitu tinggi, mungkin sekitar 3 hingga 5 meter saja. Umumnya, kalau sudah tumbuh subur, pohon kurma yang mirip dengan kelapa sawit itu, bisa mencapai 15-25 meter tingginya.
Di antara tanaman pohon kurma, masih ada sisa lahan kosong. Sepertinya, ini masih akan menjadi tempat untuk tumbuhnya pohon yang punya nama lain phoenix dactylifera itu. Pohon kurma akan silih berganti dengan sejumlah tanaman lain seperti Zaitun, Siwak, Delima Merah, Delima Hitam hingga Pohon Tin.
Satu aktivitas terlihat di bagian yang seperti bukit kecil bertuliskan 'Duta Wisata Kurma Pasuruan'. Lokasi bukit ini relatif sejuk karena ada beberapa pohon tinggi dan berdaun lebat. Pepohonan rindang juga berada di sekitar pesawat Boeing 737, yang interiornya telah disulap layaknya toko oleh-oleh khas kota Santri, Pasuruan.
Sejumlah keluarga bermain dengan ATV (All Terrain Vehicle), sebuah kendaraan dengan penggerak mesin, berangka khusus agar dapat melintas di segala medan. ATV yang beroda besar itu adalah paduan motor dan mobil. Banyak ATV yang kini memang jadi bagian menghibur pengunjung sebuah destinasi.
Kalau takut naik ATV, pengunjung dapat memilih andong. Ada pula sejumlah permainan di area khusus, misalnya naik patung onta, atau sekadar menikmati miniatur Kabah. Dan, pasti yang menarik, selain berkeliling melihat kebun, pengunjung dapat menikmati aneka olahan kurma.
Destinasi Petik Kurma ini memang tergolong tempat wisata baru di Pasuruan dan Jawa Timur. Maklum saja, HM Roeslan, penggagas wisata petik kurma ini baru merintis dan membangun wisata ini sejak 2016. Secara resmi, soft launchingnya baru 1 Januari 2017, sehingga wisata ini resmi dibuka untuk umum.
Pengunjung tidak perlu khawatir dengan cuaca di sini. Wisata Petik Kurma berada di lereng Pegunungan Arjuna. Cuaca di kawasan ini relatif bersahabat , alias tidak terlalu panas, cocok bagi yang takut cuaca panas. Mereka akan sedikit merasakan kesejukan udara pegunungan Arjuna.
Bagi pengunjung luar Pasuruan, tidak perlu khawatir tersesat. Rutenya cukup mudah. Dari jalan besar yang menghubungkan Surabaya-Malang atau sebaliknya, tepat di Kecamatan Sukorejo, dekat rel kereta api Sukorejo sudah terdapat papan besar bertuliskan Kebun Kurma.
Dari Surabaya, tempat wisata ini berada di kiri jalan setelah rel kereta api Sukorejo. Sedangkan, dari Malang, lokasi ini ada di kanan jalan sebelum rel kereta api. Dari jalan raya, pengunjung masuk ke gang itu. Ikuti jalan paving, kira–kira jaraknya dari jalan raya sampai ke Wisata Petik Kurma, sekitar 1,5 km.
Tiba di lokasi, seperti paparan di atas, pengunjung langsung mendapat suguhan pemandangan ratusan pohon kurma. Pohon –pohon ini sudah terlihat dari kejauhan. Tertanam secara teratur, berjajar rapi dan disekat dengan ruas-ruas jalan yang representatif.
Kurma merupakan salah satu makanan pokok masyarakat Timur Tengah. Asalnya dari sekitar Teluk Persia, serta sudah banyak dibudidayakan dari zaman Mesopotamia hingga ke prasejarah Mesir yang kemungkinan kala itu, awal 4000 SM.
Bangsa Mesir Kuno menggunakan kurma ini sebagai bahan utama membuat anggur kurma serta memakannya saat panen. Masyarakat Arab menyebarkan buah kurma dan memperkenalkannya di bagian Selatan dan Barat Daya Asia, bagian utara Afrika, serta Spanyol dan Italia.
Kurma sendiri diperkenalkan di Meksiko dan California pada saat itu di sekitar Mission San Ignacio, oleh bangsa Spanyol sekitar tahun 1765. Tapi, kurma masih identik dengan Timur Tengah, yang dimaknai hanya bisa tumbuh di daerah sana.
Tanaman khas ini membutuhkan suhu udara antara 40 hingga 50 derajat Celsius. Namun dengan rekayasa genetika, tanaman dan buah khas pada saat bulan Ramadan ini segera bisa dinikmati langsung dari kebun di Pasuruan itu. Rencananya, akan ada 400-an pohon kurma. Beberapa di antaranya sudah ditanam tapi belum berbuah.
Untuk masuk lokasi wisata ini cukup terjangkau. Tiket masuk Rp 5000, dan Rp 2000 untuk parkir sepeda motor dan Rp 5000 untuk parkir mobil. Lahan parkir di kawasan wisata ini pun cukup luas. Jadi, tak perlu khawatir akan kehabisan lahan parkir.
Nikmati sensasi wisata petik kurma dari atas ketinggian. Pengelola menyediakan pesawat bekas Boeing 737 yang bisa digunakan pengunjung melihat kebun kurma dari atas. Bahkan, pesawat ini bisa untuk selfi atau mengabadikan momen wisata petik kurma ini dari ketinggian.
Bagi pengunjung yang ingin berkeliling di kawasan ini dapat memanfaatkan andong yang sudah disediakan pengelola. Andong siap mengantarkan berkeliling kebun kurma. Cukup mengeluarkan uang Rp 50.000 untuk berkeliling. Atau, naik ATV yang tarifnya sama dengan naik andong.
Tidak perlu jauh-jauh ke Timur Tengah. Cukup ke Desa Karangsono, Sukorejo, Kecamatan Sukorejo, Kabupaten Pasuruan. Ada kawasan kurma seluas 3,7 hektare, yang semula merupakan lahan kering dan tandus.
Rute Perjalanan
1. Wisata kurma berada di Desa Sukorejo, Kecamatan Sukorejo, Kabupaten Pasuruan.
2. Untuk ke wisata ini bisa ditempuh dengan menggunakan sepeda motor, mobil pribadi, atau naik kendaraan umum seperti bus atau mikrolet.
3. Lokasi ini berada di Jalan Raya Surabaya–Malang, atau sebaliknya.
4. Dari Surabaya, wisata ini berada di kiri jalan setelah rel kereta api Sukorejo. Di pinggir jalan besar, ada baliho wisata petik kurma dan masuk ke kiri.
5. Sedangkan, dari Malang, lokasi ini ada di kanan jalan sebelum rel kereta api. Di pinggir jalan besar, ada baliho wisata petik kurma dan masuk ke kanan.
6.Dari jalan raya, lokasi wisata kurma ini berjarak 1,5 km. Bagi yang menggunakan kendaraan umum, bisa naik ojek untuk masuk ke dalam wisata petik kurma ini. Untuk tarifnya relatif, Rp 5000–Rp 15.000.
7. Harga tiket masuk ke dalam wisata kurma ini Rp 5000 per orang.
8. Di dalam ada sejumlaf fasiltas lainnya, seperti naik ATV atau sepeda roda empat untuk berkeliling wisata kurma yakni Rp 50.000.
9. Selain itu, ada juga fasilitas naik andong untuk untuk berkeliling wisata kurma. Harganya sama yakni Rp 50.000. Selebihnya gratis termasuk naik ke pesawat bekas Boeing 737 dan fasilitas lainnya.
Banyak Tanjakan, Gunakan Sandal Saja
Bagi yang ingin mengunjungi kawasan wisata kurma di Desa Sukorejo, Kecamatan Sukorejo, Kabupaten Pasuruan disarankan berangkat pagi. Apalagi jika saat hari libur seperti Sabtu dan Minggu. Lokasinya melewati arus lalu lintas padat, yakni jalan utama Surabaya-Malang atau sebaliknya yang rutin mengalami kenaikan volume kendaraan di masa weekend.
Tak hanya itu, bagi yang ingin berkunjung ke wisata kurma ini disarankan menggunakan sandal ketimbang sepatu. Alasannya, untuk mengurangi efek mudah lelah. "Jalanan di wisata kurma ini ada tanjakannya dan ada turunannya. Jadi, kalau mau ke sini lebih baik pakai sandal saja. Jangan pakai sepatu, dan hindari penggunaan high heels," kata salah satu pengunjung, Vinna Alvina.
Vinna, sapaan akrabnya, sangat takjub ketika pertama kali berkunjung ke wisata kurma ini. Sangat luar biasa. "Tidak membosankan. Saya sudah lima ke sini. Karena masih dalam pembangunan, jadi ada saja kejutan yang baru. Contohnya, pertama kali saya ke sini belum ada Kabah. Sekarang sudah ada. Nanti empat minggu lagi pasti ada yang baru. Makanya saya ingin selalu kesini," terangnya.
Selain itu, kata Vinna, harga tiket masuk ke dalam wisata kurma ini sangat murah. Menurutnya, tempat wisata yang kaya dengan fasilitas ini hanya dibanderol Rp 5000 per orangnya. "Sangat luar biasa sekali. Harganya murah meriah, sama kayak beli bakso semangkok. Ingin berlibur ya ke sini saja," paparnya.
Pengunjung lain, Rindy Laili Permatasari menyarankan bagi wisatawan yang ingin berkunjung ke wisata kurma untuk berangkat pagi hari. Tujuannya mengurangi antrean. "Untuk naik andong dan ATV harus antre kalau calon penumpangnya cukup banyak. Jadi, kalau semisal ada niatan naik alat transportasi itu untuk berkeliling wisata kurma seluas 3,7 hektare, ya berangkat pagi. Dijamin tidak antre," imbuhnya.
Hanya Persiapan Seminggu
HM Roeslan, pemilik dan penggagas wisata kurma ini menjelaskan, ide awal itu muncul saat melihat tanah seluas 3,7 hektare miliknya tidak berfungsi optimal. Awalnya, dia memperkirakan tanah itu bisa untuk kawasan industri, namun hingga saat ini tanahnya tak kunjung dilirik pengembang.
"Tanahnya memang kering, dan daerahnya sedikit tertinggal. Oleh karena itu, saya mulai berpikir untuk memanfaatkan tanah itu sebagai tempat wisata,” terangnya.
Setelah itu, mulai memikirkan wisata apa yang cocok untuk tanah seluas itu. Maklum, sebelumnya dia sudah mampu mengembangkan objek wisata kolam renang Saygon, dan taman bermain Saygon Night Park.
"Saya lihat di Thailand itu ada wisata petik kurma. Dari situ saya berpikir, di Thailand saja bisa, di Indonesia juga pasti bisa. Langsung saya ke Jakarta mencari bibit kurma,” tandasnya.
Roeslan mengaku, ide membuat wisata petik kurma ini hanya dipersiapkan selama seminggu. Saat ini, ada beberapa jenis kurma yang ditanam. Ada jenis Azwa, rootop, dan masih banyak lagi. "Nanti, akan saya buat blok. Semisal blok ini khusus untuk kurma jenis Azwa, blok lainnya khusus untuk kurma jenis ini, dan sebagainya,” ungkapnya.
Sebagai pelengkap, dilanjutkan Roeslan, nantinya tanah itu juga akan ditanami pohon Zaitun dan buah Tin. Namun, kata dia, jumlahnya tak sebanyak pohon kurma yang ditanam. Itu hanya sebagai pelengkap saja. Tapi ke depannya, kalau wisata ini sudah berjalan akan berkembang secara natural. Daun Zaitun dan Tin ini bisa digunakan untuk minum teh. "Tapi itu program pengembangan jangka panjang, yang jelas sekarang saya fokus ke kurma dulu,” imbuhnya.
Roselan memiliki impian untuk mendongkrak potensi wisata yang ada di Pasuruan. Ia ingin terus mengembangkan wisata Pasuruan ke masyarakat luas. Bahkan, ia sudah memiliki rencana membuat wisata anyar, jika agrowisata kurma ini sudah berjalan.
Sayangnya, dia enggan menyebutkan rencana pengembangan wisata itu sekarang. "Nanti dulu lah, pokoknya setelah agrowisata ini berjalan, saya tinggal dan saya akan buat wisata baru. Selain itu, saya juga ingin membantu lapangan pekerjaan bagi orang lain dan mengurangi angka pengangguran di Pasuruan,” pungkasnya. (galih lintartika)
Di antara tanaman pohon kurma, masih ada sisa lahan kosong. Sepertinya, ini masih akan menjadi tempat untuk tumbuhnya pohon yang punya nama lain phoenix dactylifera itu. Pohon kurma akan silih berganti dengan sejumlah tanaman lain seperti Zaitun, Siwak, Delima Merah, Delima Hitam hingga Pohon Tin.
Satu aktivitas terlihat di bagian yang seperti bukit kecil bertuliskan 'Duta Wisata Kurma Pasuruan'. Lokasi bukit ini relatif sejuk karena ada beberapa pohon tinggi dan berdaun lebat. Pepohonan rindang juga berada di sekitar pesawat Boeing 737, yang interiornya telah disulap layaknya toko oleh-oleh khas kota Santri, Pasuruan.
Sejumlah keluarga bermain dengan ATV (All Terrain Vehicle), sebuah kendaraan dengan penggerak mesin, berangka khusus agar dapat melintas di segala medan. ATV yang beroda besar itu adalah paduan motor dan mobil. Banyak ATV yang kini memang jadi bagian menghibur pengunjung sebuah destinasi.
Kalau takut naik ATV, pengunjung dapat memilih andong. Ada pula sejumlah permainan di area khusus, misalnya naik patung onta, atau sekadar menikmati miniatur Kabah. Dan, pasti yang menarik, selain berkeliling melihat kebun, pengunjung dapat menikmati aneka olahan kurma.
Destinasi Petik Kurma ini memang tergolong tempat wisata baru di Pasuruan dan Jawa Timur. Maklum saja, HM Roeslan, penggagas wisata petik kurma ini baru merintis dan membangun wisata ini sejak 2016. Secara resmi, soft launchingnya baru 1 Januari 2017, sehingga wisata ini resmi dibuka untuk umum.
Pengunjung tidak perlu khawatir dengan cuaca di sini. Wisata Petik Kurma berada di lereng Pegunungan Arjuna. Cuaca di kawasan ini relatif bersahabat , alias tidak terlalu panas, cocok bagi yang takut cuaca panas. Mereka akan sedikit merasakan kesejukan udara pegunungan Arjuna.
Bagi pengunjung luar Pasuruan, tidak perlu khawatir tersesat. Rutenya cukup mudah. Dari jalan besar yang menghubungkan Surabaya-Malang atau sebaliknya, tepat di Kecamatan Sukorejo, dekat rel kereta api Sukorejo sudah terdapat papan besar bertuliskan Kebun Kurma.
Dari Surabaya, tempat wisata ini berada di kiri jalan setelah rel kereta api Sukorejo. Sedangkan, dari Malang, lokasi ini ada di kanan jalan sebelum rel kereta api. Dari jalan raya, pengunjung masuk ke gang itu. Ikuti jalan paving, kira–kira jaraknya dari jalan raya sampai ke Wisata Petik Kurma, sekitar 1,5 km.
Tiba di lokasi, seperti paparan di atas, pengunjung langsung mendapat suguhan pemandangan ratusan pohon kurma. Pohon –pohon ini sudah terlihat dari kejauhan. Tertanam secara teratur, berjajar rapi dan disekat dengan ruas-ruas jalan yang representatif.
Kurma merupakan salah satu makanan pokok masyarakat Timur Tengah. Asalnya dari sekitar Teluk Persia, serta sudah banyak dibudidayakan dari zaman Mesopotamia hingga ke prasejarah Mesir yang kemungkinan kala itu, awal 4000 SM.
Bangsa Mesir Kuno menggunakan kurma ini sebagai bahan utama membuat anggur kurma serta memakannya saat panen. Masyarakat Arab menyebarkan buah kurma dan memperkenalkannya di bagian Selatan dan Barat Daya Asia, bagian utara Afrika, serta Spanyol dan Italia.
Kurma sendiri diperkenalkan di Meksiko dan California pada saat itu di sekitar Mission San Ignacio, oleh bangsa Spanyol sekitar tahun 1765. Tapi, kurma masih identik dengan Timur Tengah, yang dimaknai hanya bisa tumbuh di daerah sana.
Tanaman khas ini membutuhkan suhu udara antara 40 hingga 50 derajat Celsius. Namun dengan rekayasa genetika, tanaman dan buah khas pada saat bulan Ramadan ini segera bisa dinikmati langsung dari kebun di Pasuruan itu. Rencananya, akan ada 400-an pohon kurma. Beberapa di antaranya sudah ditanam tapi belum berbuah.
Untuk masuk lokasi wisata ini cukup terjangkau. Tiket masuk Rp 5000, dan Rp 2000 untuk parkir sepeda motor dan Rp 5000 untuk parkir mobil. Lahan parkir di kawasan wisata ini pun cukup luas. Jadi, tak perlu khawatir akan kehabisan lahan parkir.
Nikmati sensasi wisata petik kurma dari atas ketinggian. Pengelola menyediakan pesawat bekas Boeing 737 yang bisa digunakan pengunjung melihat kebun kurma dari atas. Bahkan, pesawat ini bisa untuk selfi atau mengabadikan momen wisata petik kurma ini dari ketinggian.
Bagi pengunjung yang ingin berkeliling di kawasan ini dapat memanfaatkan andong yang sudah disediakan pengelola. Andong siap mengantarkan berkeliling kebun kurma. Cukup mengeluarkan uang Rp 50.000 untuk berkeliling. Atau, naik ATV yang tarifnya sama dengan naik andong.
Tidak perlu jauh-jauh ke Timur Tengah. Cukup ke Desa Karangsono, Sukorejo, Kecamatan Sukorejo, Kabupaten Pasuruan. Ada kawasan kurma seluas 3,7 hektare, yang semula merupakan lahan kering dan tandus.
Rute Perjalanan
1. Wisata kurma berada di Desa Sukorejo, Kecamatan Sukorejo, Kabupaten Pasuruan.
2. Untuk ke wisata ini bisa ditempuh dengan menggunakan sepeda motor, mobil pribadi, atau naik kendaraan umum seperti bus atau mikrolet.
3. Lokasi ini berada di Jalan Raya Surabaya–Malang, atau sebaliknya.
4. Dari Surabaya, wisata ini berada di kiri jalan setelah rel kereta api Sukorejo. Di pinggir jalan besar, ada baliho wisata petik kurma dan masuk ke kiri.
5. Sedangkan, dari Malang, lokasi ini ada di kanan jalan sebelum rel kereta api. Di pinggir jalan besar, ada baliho wisata petik kurma dan masuk ke kanan.
6.Dari jalan raya, lokasi wisata kurma ini berjarak 1,5 km. Bagi yang menggunakan kendaraan umum, bisa naik ojek untuk masuk ke dalam wisata petik kurma ini. Untuk tarifnya relatif, Rp 5000–Rp 15.000.
7. Harga tiket masuk ke dalam wisata kurma ini Rp 5000 per orang.
8. Di dalam ada sejumlaf fasiltas lainnya, seperti naik ATV atau sepeda roda empat untuk berkeliling wisata kurma yakni Rp 50.000.
9. Selain itu, ada juga fasilitas naik andong untuk untuk berkeliling wisata kurma. Harganya sama yakni Rp 50.000. Selebihnya gratis termasuk naik ke pesawat bekas Boeing 737 dan fasilitas lainnya.
Banyak Tanjakan, Gunakan Sandal Saja
Bagi yang ingin mengunjungi kawasan wisata kurma di Desa Sukorejo, Kecamatan Sukorejo, Kabupaten Pasuruan disarankan berangkat pagi. Apalagi jika saat hari libur seperti Sabtu dan Minggu. Lokasinya melewati arus lalu lintas padat, yakni jalan utama Surabaya-Malang atau sebaliknya yang rutin mengalami kenaikan volume kendaraan di masa weekend.
Tak hanya itu, bagi yang ingin berkunjung ke wisata kurma ini disarankan menggunakan sandal ketimbang sepatu. Alasannya, untuk mengurangi efek mudah lelah. "Jalanan di wisata kurma ini ada tanjakannya dan ada turunannya. Jadi, kalau mau ke sini lebih baik pakai sandal saja. Jangan pakai sepatu, dan hindari penggunaan high heels," kata salah satu pengunjung, Vinna Alvina.
Vinna, sapaan akrabnya, sangat takjub ketika pertama kali berkunjung ke wisata kurma ini. Sangat luar biasa. "Tidak membosankan. Saya sudah lima ke sini. Karena masih dalam pembangunan, jadi ada saja kejutan yang baru. Contohnya, pertama kali saya ke sini belum ada Kabah. Sekarang sudah ada. Nanti empat minggu lagi pasti ada yang baru. Makanya saya ingin selalu kesini," terangnya.
Selain itu, kata Vinna, harga tiket masuk ke dalam wisata kurma ini sangat murah. Menurutnya, tempat wisata yang kaya dengan fasilitas ini hanya dibanderol Rp 5000 per orangnya. "Sangat luar biasa sekali. Harganya murah meriah, sama kayak beli bakso semangkok. Ingin berlibur ya ke sini saja," paparnya.
Pengunjung lain, Rindy Laili Permatasari menyarankan bagi wisatawan yang ingin berkunjung ke wisata kurma untuk berangkat pagi hari. Tujuannya mengurangi antrean. "Untuk naik andong dan ATV harus antre kalau calon penumpangnya cukup banyak. Jadi, kalau semisal ada niatan naik alat transportasi itu untuk berkeliling wisata kurma seluas 3,7 hektare, ya berangkat pagi. Dijamin tidak antre," imbuhnya.
Hanya Persiapan Seminggu
HM Roeslan, pemilik dan penggagas wisata kurma ini menjelaskan, ide awal itu muncul saat melihat tanah seluas 3,7 hektare miliknya tidak berfungsi optimal. Awalnya, dia memperkirakan tanah itu bisa untuk kawasan industri, namun hingga saat ini tanahnya tak kunjung dilirik pengembang.
"Tanahnya memang kering, dan daerahnya sedikit tertinggal. Oleh karena itu, saya mulai berpikir untuk memanfaatkan tanah itu sebagai tempat wisata,” terangnya.
Setelah itu, mulai memikirkan wisata apa yang cocok untuk tanah seluas itu. Maklum, sebelumnya dia sudah mampu mengembangkan objek wisata kolam renang Saygon, dan taman bermain Saygon Night Park.
"Saya lihat di Thailand itu ada wisata petik kurma. Dari situ saya berpikir, di Thailand saja bisa, di Indonesia juga pasti bisa. Langsung saya ke Jakarta mencari bibit kurma,” tandasnya.
Roeslan mengaku, ide membuat wisata petik kurma ini hanya dipersiapkan selama seminggu. Saat ini, ada beberapa jenis kurma yang ditanam. Ada jenis Azwa, rootop, dan masih banyak lagi. "Nanti, akan saya buat blok. Semisal blok ini khusus untuk kurma jenis Azwa, blok lainnya khusus untuk kurma jenis ini, dan sebagainya,” ungkapnya.
Sebagai pelengkap, dilanjutkan Roeslan, nantinya tanah itu juga akan ditanami pohon Zaitun dan buah Tin. Namun, kata dia, jumlahnya tak sebanyak pohon kurma yang ditanam. Itu hanya sebagai pelengkap saja. Tapi ke depannya, kalau wisata ini sudah berjalan akan berkembang secara natural. Daun Zaitun dan Tin ini bisa digunakan untuk minum teh. "Tapi itu program pengembangan jangka panjang, yang jelas sekarang saya fokus ke kurma dulu,” imbuhnya.
Roselan memiliki impian untuk mendongkrak potensi wisata yang ada di Pasuruan. Ia ingin terus mengembangkan wisata Pasuruan ke masyarakat luas. Bahkan, ia sudah memiliki rencana membuat wisata anyar, jika agrowisata kurma ini sudah berjalan.
Sayangnya, dia enggan menyebutkan rencana pengembangan wisata itu sekarang. "Nanti dulu lah, pokoknya setelah agrowisata ini berjalan, saya tinggal dan saya akan buat wisata baru. Selain itu, saya juga ingin membantu lapangan pekerjaan bagi orang lain dan mengurangi angka pengangguran di Pasuruan,” pungkasnya. (galih lintartika)




