Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Nginap di Bintan Lagoon Resort, Ndengerin Deburan Ombak dari Kamar

MOBIL yang membawa kami meluncur dengan tenang. Setelah melewati portal utama, kendaraan itu melewati jalanan aspal mulus. Di kanan dan kiri terlihat hamparan pepohonan nan hijau. Semua tertata dengan rapi.

Kurang lebih 10 menit, bus mencapai depan lobi Bintan Lagoon Resort (BLR). Saya beruntung menjadi bagian dari rombongan yang diundang dalam perayaan ulang tahun ke-20 hotel itu, awal November 2016.

Lobi hotel cukup luas. Ada petugas yang sudah siap membuka pintu mobil. Ketika menapak tangga lobi, seorang memberikan handuk basah. Lumayan buat membersihkan dan menyegarkan wajah yang kuyu setelah hampir enam jam perjalanan dari Surabaya.

Pulau Bintan menjadi idola baru pariwisata di Kepulauan Riau (Kepri). Resor bintang lima ini terletak di tepi barat pulau. Persisnya, Bintan Utara, Lagoi, Kabupaten Bintan

Di sisi kiri lobi merupakan front office (FO). Tapi kami diajak terus berjalan hingga dapat melihat kolam renang di belakang hotel. Di kejauhan tampak laut, yang kemudian saya tahu, itu adalah Laut China Selatan.

Tempat saya berdiri memang tinggi. Di bawah lobi ada ruangan, tidak lain Restoran Fiesta (bahasa Spanyol yang berarti perayaan atau pesta). Resto dengan tagline ‘Good Mood Food’ itu sebelumnya bernama Restoran Kopi-O.

Saya merebahkan diri di atas kursi sofa. Kepala masih agak pusing setelah menempuh perjalanan dengan tiga moda transportasi berbeda. Dari Surabaya, saya naik maskapai Citilink dan mendarat di Batam.

Sempat ngopi sebentar di Bandara Hang Nadim sebelum menyewa kendaraan ke Pelabuhan Punggur. Rupaya, BLR telah menyewa kapal khusus untuk membawa saya dan tiga teman dari Surabaya serta beberapa lagi dari Jakarta.

Sebuah kapal yang kalau saya tidak salah dapat menampung 30-an orang. Hanya satu motor tapi berkecepatan tinggi. “Kalau naik ini hanya 20 menit. Kalau kapal roro bisa satu jam, belum lagi lama nunggunya,” kata pria yang menjaga mesin kapal.

Lama tidak pernah menumpang kapal, begitu mendarat di Pelabuhan Tanjung Uban, rasanya seperti masih bergoyang-goyang. Pelabuhan ini menyatu dengan pasar kecil yang cukup ramai. Banyak penjual makanan di sini.

Kami tidak mampir, hanya jalan kaki dan tidak menghiraukan teriakan ‘undangan makan’ dari para penjual. Sudah ada dua Toyota Innova menunggu. Kendaraan roda empat ini yang membawa rombongan langsung ke BLR. Kurang lebih satu jam perjalanan.

Berangsur-angsur kepala norma kembali. Apalagi, saya sudah mendapatkan kunci kamar di Lantai 4. Bangunan hotel ini memiliki tujuh lantai, dengan dua sayap bangunan ‘West Wing dan East Wing’. Saya lupa mendapat jatah di sayap timur atau barat.

Yang saya pikirkan, segera mandi dan istirahat sejenak sebelum acara gala dinner dan puncaknya adalah pesta kembang api. Sebenarnya, BLR merayakan ulang tahun ke-20, awal Juli 2016 tapi perayaan dilangsungkan 5-6 November 2016.

Bukan hanya gala dinner dan pesta kembang api. Sejak siangnya, berlangsung kompetisi President Cup, sebuah perlombaan golf untuk para profesional dengan hadiah puluhan ribu dolar. Kuota 135 peserta terpenuho dalam waktu seminggu setelah pengumuman.

Sebelum gala dinner, marketing BLR membawa saya dan rombongan berkeliling hotel. Kami melihat jenis-jenis kamar yang tersedia. Ada total 470-an kamar (suite dan vila). Harga per malamnya tentu saja berbeda. Semua tergantung fasilitas dan luas kamar.

Salah satunya, kamar 5038 Indraloka Lantai 5, tempat menginap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan istri Ani Yudhoyono, di sela me-launching tahap I Treasure Bay Bintan tahun 2011. Waktu itu, harga per malam 1.800 dolar Singapura.

Kamar itu sebelumnya juga pernah dipakai mantan Presiden Megawati Soekarnoputri untuk menginap saat melakukan kunjungan kerja ke Bintan. Sedangkan tepat di bawahnya, atau di lantai 4, juga pernah menjadi tempat menginap mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla.

Ketimbang di Lantai 5 itu, secara pribadi saya memilih, penginapan BLR yang kategori vila. Harganya tidak beda jauh. Ada tiga kategori, yakni vila Cempaka, Bugenvil, dan Angsoka. Vila yang terakhir menawarkan ruang lebih lega, termasuk fasilitas barbekyu dan kolam renang di belakang bangunan.

Secara keseluruhan, bangunan hotel yang sebagian bernuansa Melayu itu sungguh menarik. Interior ruangan mengadopsi nuansa tradisional Jawa yang digabungkan dengan desain modern minimalis. Saya mendapat kamar paling kecil tapi begitu luas jika ditempati satu orang.

Kamar dan vila langsung menghadap ke arah laut. Terdengar jelas deburan ombaknya. Punya fasilitas yang mewah seperti beberapa set sofa berdesain klasik, set tempat tidur bernuansa wooden, hingga kamar mandi yang dilengkapi dengan jacuzzi. Fasilitas oke, Wi-Fi kencang, dan AC-nya superdingin. (*)


Cara ke Bintan Lagoon Resort
Rute I : Jakarta-Tanjung Pindang. Dari Bandara Raja Haji Fisabilillah bisa menggunakan jasa sewa paket wisata tur lokal atau menyewa kendaraan.
Rute II : Surabaya/Jakarta-Batam. Dari Bandara Hang Nadim naik taksi ke Pelabuhan Punggur, lalu naik feri ke Pelabuhan Sri Bintan Pura, lantas bisa sewa tur lokal atau carter kendaraan.
Rute III : Surabaya/Jakarta-Batam. Dari Bandara Hang Nadim naik taksi ke Pelabuhan Punggur, terus naik kapal roro ke Pelabuhan Tanjung Uban. Dari sini sewa kendaraan.
Rute IV : Surabaya/Jakarta-Singapura. Dari Bandara Changi naik taksi atau bus ke Terminal feri Tanah Merah. Naik Mozaic Ferry Lines yang langsung ke Bintan Lagoon Resort.
Rute V : Surabaya-Johor Bahru. Dari sini naik feri ke Pelabuhan Punggur, oper kapal roro ke Pelabuhan Tanjung Uban, dan kemudian sewa kendaraan.
Auto Europe Car Rental