Inovasi Muttonbird Bistro and Rooftop, Burger dari Nasi Putih dan Empal
BAGI penggemar makanan lokal tapi berasa barat, mungkin saatnya mencoba menu berbeda yang ditawarkan Muttonbird Bistro and Rooftop. Menu yang menggabungkan citarasa lokal dan western ini adalah nasi burger alias rice burger. Menu yang disajikan bistro yang beralamat di Jl Ir Soekarno 104 Surabaya ini menggunakan nasi putih sebagai bahan utamanya. Nasi putih yang digunakan sebanyak dua porsi dengan takaran dua tangkup orang dewasa.
Nasi putih ini disusun laiknya lapisan-lapisan daging dan sayur pada burger. Bisa dikatakan, nasi putih ini adalah roti ala burger. Adapun isian pada rice burger ini terdiri atas lapisan empal sapi yang disuwir-suwir dan telur mata sapi setengah matang. Untuk empal sapi, agar citarasa makin mantap, maka dibumbui dengan saus manis dan rempah-rempah. Sedangkan telur mata sapi yang digoreng tetap dijaga tingkat kematangannya, agar tak terasa eneg.
“Empal sapi ini digepuk dulu sebelum disuwir-suwir agar terasa empuk. Begitu juga dengan telurnya yang digoreng tak terlalu matang supaya tak gosong,” urai Billy Tirta Wijaya, pengelola Muttonbird Bistro and Rooftop.
Rice burger empal gepuk ini menjadi menu utama dari beberapa varian rice burger. Adapun pada rice burger empal gepuk, lapisan terbawah adalah nasi putih, lalu ditumpuk dengan potongan empal gepuk suwir-suwir. Di atasnya, ada sepotong telur mata sapi berukuran kecil. Barulah setelah itu ditumpuk dengan nasi putih lagi. Pada bagian topping atau atas, taburan empal gepuk dan irisan tipis kentang goreng membuat citarasa gurih cukup terasa.
“Paduan rice burger makin terasa burgernya dengan tambahan acar irisan timun dan wortel. Tak lupa, sambel trancam Bu Rudy makin memperkaya citarasa,” paparnya.
Selain rice burger empal gepuk, setidaknya ada lima varian rice burger yang menjadi pilihan penggemar kuliner. Varian rasa itu adalah ayam rica, ayam bumbu rujak, ayam sambal matah dan rendang. Semuanya disajikan dengan harga bervariasi, antara Rp 30.000 hingga Rp 34.000 per porsi. Bagaimanapun, sajian menu rice burger ini sempat membuat konsumen mengerutkan kening tanda belum familier dengan menu ini.
Seperti penjelasan Firmansyah (23), warga Ampel Surabaya yang baru pertama kali mencicipi rice burger. Dia menilai, daging sapi yang dibuat empal terasa rempahnya. “Empalnya terasa empuk. Rasa manis dan asinnya seimbang,” ucapnya.
Untuk telurnya, memang dimasak setengah matang. Namun kuning telurnya tak terlalu lembek dan eneg. Begitu pula irisan kentang yang terasa gurih dan sedikit asin. Menurut Firmansyah, terasa pas ketika makan dengan sambel trancam. Terasa sekali paduan pedas, manis dan asin.
Begitu juga dengan penjelasan konsumen lain, Jessica (24), warga Manyar Surabaya. Perempuan cantik ini menilai rice burger ini cocok untuk makanan berat. “Saya baru tahu ada konsep rice burger. Yang berbeda ada pada daging yang disuwir,” ujarnya.
Mengenai rasa, dia merasa bahwa rice burger ini lebih dominan pada manis dan gurih. Rasa rempah ada pada empal sapi, terutama rasa serainya. Menurut Jessica, rice burger ini lebih enak ketika dimakan bersama sambal. Selain manis gurih, rasa pedas juga membuat menu ini makin nikmat.
Tidak mudah bagi Muttonbird Bistro and Rooftop berinovasi dan akhirmnya menemukan menu lokal sekaligus citarasa barat. Muttonbird perlu eksperimen selama sebulan. Maklum, bagi pengelola Muttonbird Bistro and Rooftop, Billy Tirta Wijaya menjelaskan, menu lokal atau western memang sudah menjamur di Surabaya dan Jatim.
Supaya berbeda, maka perlu ada sajian menu yang memadukan unsur lokal dan barat. “Kami mencari makanan yang bisa dimakan tiap hari, tapi ada sensasi barat. Kami lalu mencoba menu rice burger,” terangnya.
Setelah mencoba lebih dari sebulan, dia mendapatkan rice burger dengan lima varian berbeda. Karena berkonsep burger, maka porsi yang disajikan juga untuk orang dewasa. Porsi menu ini cocok dimakan di setiap waktu, baik pagi atau malam hari. (sda)
Nasi putih ini disusun laiknya lapisan-lapisan daging dan sayur pada burger. Bisa dikatakan, nasi putih ini adalah roti ala burger. Adapun isian pada rice burger ini terdiri atas lapisan empal sapi yang disuwir-suwir dan telur mata sapi setengah matang. Untuk empal sapi, agar citarasa makin mantap, maka dibumbui dengan saus manis dan rempah-rempah. Sedangkan telur mata sapi yang digoreng tetap dijaga tingkat kematangannya, agar tak terasa eneg.
“Empal sapi ini digepuk dulu sebelum disuwir-suwir agar terasa empuk. Begitu juga dengan telurnya yang digoreng tak terlalu matang supaya tak gosong,” urai Billy Tirta Wijaya, pengelola Muttonbird Bistro and Rooftop.
Rice burger empal gepuk ini menjadi menu utama dari beberapa varian rice burger. Adapun pada rice burger empal gepuk, lapisan terbawah adalah nasi putih, lalu ditumpuk dengan potongan empal gepuk suwir-suwir. Di atasnya, ada sepotong telur mata sapi berukuran kecil. Barulah setelah itu ditumpuk dengan nasi putih lagi. Pada bagian topping atau atas, taburan empal gepuk dan irisan tipis kentang goreng membuat citarasa gurih cukup terasa.
“Paduan rice burger makin terasa burgernya dengan tambahan acar irisan timun dan wortel. Tak lupa, sambel trancam Bu Rudy makin memperkaya citarasa,” paparnya.
Selain rice burger empal gepuk, setidaknya ada lima varian rice burger yang menjadi pilihan penggemar kuliner. Varian rasa itu adalah ayam rica, ayam bumbu rujak, ayam sambal matah dan rendang. Semuanya disajikan dengan harga bervariasi, antara Rp 30.000 hingga Rp 34.000 per porsi. Bagaimanapun, sajian menu rice burger ini sempat membuat konsumen mengerutkan kening tanda belum familier dengan menu ini.
Seperti penjelasan Firmansyah (23), warga Ampel Surabaya yang baru pertama kali mencicipi rice burger. Dia menilai, daging sapi yang dibuat empal terasa rempahnya. “Empalnya terasa empuk. Rasa manis dan asinnya seimbang,” ucapnya.
Untuk telurnya, memang dimasak setengah matang. Namun kuning telurnya tak terlalu lembek dan eneg. Begitu pula irisan kentang yang terasa gurih dan sedikit asin. Menurut Firmansyah, terasa pas ketika makan dengan sambel trancam. Terasa sekali paduan pedas, manis dan asin.
Begitu juga dengan penjelasan konsumen lain, Jessica (24), warga Manyar Surabaya. Perempuan cantik ini menilai rice burger ini cocok untuk makanan berat. “Saya baru tahu ada konsep rice burger. Yang berbeda ada pada daging yang disuwir,” ujarnya.
Mengenai rasa, dia merasa bahwa rice burger ini lebih dominan pada manis dan gurih. Rasa rempah ada pada empal sapi, terutama rasa serainya. Menurut Jessica, rice burger ini lebih enak ketika dimakan bersama sambal. Selain manis gurih, rasa pedas juga membuat menu ini makin nikmat.
Tidak mudah bagi Muttonbird Bistro and Rooftop berinovasi dan akhirmnya menemukan menu lokal sekaligus citarasa barat. Muttonbird perlu eksperimen selama sebulan. Maklum, bagi pengelola Muttonbird Bistro and Rooftop, Billy Tirta Wijaya menjelaskan, menu lokal atau western memang sudah menjamur di Surabaya dan Jatim.
Supaya berbeda, maka perlu ada sajian menu yang memadukan unsur lokal dan barat. “Kami mencari makanan yang bisa dimakan tiap hari, tapi ada sensasi barat. Kami lalu mencoba menu rice burger,” terangnya.
Setelah mencoba lebih dari sebulan, dia mendapatkan rice burger dengan lima varian berbeda. Karena berkonsep burger, maka porsi yang disajikan juga untuk orang dewasa. Porsi menu ini cocok dimakan di setiap waktu, baik pagi atau malam hari. (sda)

