Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Senja Hari di Pantai Kuta

LANGIT jingga menyambutku saat tiba di Pantai Kuta, Bali. Matahari yang akan tenggelam memancarkan sinar keemasan. Saat itu kira-kira pukul 6 sore. Meski langit mulai gelap, aku dan teman-teman tetap ke sana untuk bermain dan berfoto.

Ombak yang bergulung-gulung dan lautan yang memantulkan sinar matahari membuatku bersyukur akan keagungan ciptaan Tuhan ini. Angin berhembus kencang. Pemandangan yang indah dengan pasir putih yang lembut di kaki, membuat setiap orang yang berada di Bali ingin datang mengunjungi Pantai Kuta ini. Banyak turis Indonesia maupun mancanegara yang berwisata di Pantai Kuta.

Langit mulai gelap. Beberapa wisatawan sudah berkemas untuk kembali ke penginapan. Mulai dari seberang jalan hingga di dalam lokasi Pantai Kuta banyak kujumpai wisatawan yang membawa papan selancar.

Mereka sudah membersihkan diri dari pasir dan berjalan kembali ke penginapan. Mereka tidak meneruskan kegiatan selancarnya karena tingginya ombak bulan September, yang dapat membahayakan keselamatan mereka.

Aku merasa aneh. Semua orang pulang, sedangkan aku dan teman-teman malah datang ke Pantai Kuta. Sepertinya waktunya agak kurang tepat. Memang menurut guide kami, sekitar pukul 6 itu sudah terlambat jika datang ke Pantai Kuta, karena sunset yang dicari-cari telah lewat.

Salah satu temanku, Agnes, juga berkata,”Sangat disayangkan karena kita datang pada waktu yang kurang tepat. Sunset yang indah itu sudah lewat. Matahari hampir terbenam. Foto menjadi kurang bagus.”

Pantai Kuta tidak hanya khas akan pemandangan alamnya yang indah, tetapi juga akan banyaknya orang yang mencari penghidupan di sana. Beragam orang dari berbagai ras, suku, dan budaya bekerja di sepanjang Pantai Kuta dekat pintu masuk. Mulai dari berjualan aksesori, tato, sewa papan selancar, jasa pijat,dll.

Setelah berfoto dan bermain pasir bersama teman-temanku, aku  kembali ke mobil. Hati belum puas, tapi waktu tidak mencukupi, sehingga kita harus pergi dari Pantai Kuta. “Belum puas. Masih ingin terus main, tapi kalau nanti ditinggal gimana? Ya sudah kembali saja”, kata Vero.

Setelah meninggalkan Pantai Kuta, banyak kenangan indah yang akan terus kuingat. Keindahan alam di Pantai Kuta, suasana di sana, dan keseruan bermain pasir membuatku berniat untuk ke sana lagi lain kali. (melinda)
Auto Europe Car Rental