Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Sensasi Melahap Kopi dan Gula di MesaStila Hotel & Resort

DI ujung meja dari tempat duduk saya, pasangan suami istri dan dua anak perempuan menerima sajian kopi. Mereka adalah wisatawan mancanegara (turis), yang dari logatnya, keliatannya, berkewarganegaraan Inggris.

Bukan gelas kopi yang tersaji. Ada dua cawan warna putih dengan sendok kecil. Satu cawan berisi butiran kopi hitam legam, dan satunya, irisan gula jawa warna cokelat.

"Kamu mau coba," tanya pria berjenggot putih, yang tidak lain ayah kedua anak perempuan bule itu. Yang agak besar menggelengkan kepala, sebaliknya adiknya, mengangguk.

Pramusaji perempuan berkebaya batik membantu menyuguhkan. Satu sendok berisi dua butir kopi masuk ke mulut si bocah. Lalu, disusul sejumput gula jawa.

"Gimana, kamu suka," tukas si ayah. Beberapa detik, anak kecil itu sibuk mengunyah sebelum menjawab pertanyaan. "I like it."

Saya penasaran. Dalam hati : masak kalah sama anak kecil. Dan, satu sendok kopi dan gula jawa meluncur ke mulut. Agak susah mengunyah dengan gigi saya yang sudah beberapa tanggal.

Rasanya pahit tapi lama-kelamaan menjadi manis. Sensasi yang menantang. Kopi, gula jawa, dan (maaf) ludah bercampur jadi satu. Seolah mulut ini seperti pabrik kopi yang sebenarnya.

Inilah pengalaman pertama saya, makan kopi dan gula secara manual. Tidak instan seperti suguhan di rumah atau kantor. "Wisata kopi, belajar tentang kopi, dan merasakan langsung, adalah bagian program kami," ujar Yoyok, staf MesaStila yang menemani saya.

Penginapan mewah yang jauh dari jalan raya ini memang berada di tengah perkebunan kopi. Dulunya bernama Losari Spa Retreat and Coffee Plantation. Perintisnya, Gustav van der Swan dari Belanda.

Berlokasi 687 meter di atas permukaan laut, Gustav menamai perkebunan itu Karangredjo Coffee Plantation. Dia juga membangun rumah di tengah perkebunan pada 1028. Yang ditanam, kopi jenis robusta dan panen pertama 1932.

Pengelolaan diteruskan Kolonel Tjokroprawiro, kemudian diambil alih Gabriella Teggia yang menamai Losari Spa Retreat and Coffee Plantation. Ketika Teggia meninggal, resor pindah kepemilikan ke PT Recapital Advisors yang mengelola grup Mesa.

Saat ini, keseluruhan kompleks mencapai 22 hektare, 11 hektare menjadi resor dengan fasilitas belasan vila-vila, spa, kolam renang, yoga, jungle gym, dan tentu, wisata kopi. Sesuai dengan ketinggiannya, robusta tumbuh dengan subur.

Sebuah bangunan khusus menjadi tempat memproses kopi. Ada tempat pengeringan, gudang kopi, penyangraian dan penggilingan. Aroma kopi yang khas menyengat di balik dinding di dekat tempat duduk saya.

Rupanya ada proses penggorengan kopi. Dua kali mencoba mengunyah kopi dan gula jawa secara langsung, terasa bosan juga. Akhirnya, saya memesan kopi langsung jadi dalam gelas kepada pramusaji. (hs)
Auto Europe Car Rental