Cara Agar Tetap Tidur Nyenyak Berwisata dengan Kapal Pesiar
PERUSAHAAN pesiar premium internasional Princess Cruises, berbagi informasi dari hasil riset tidur global. Farriek Tawfik, Direktur Asia Tenggara, Princess Cruises, dan Dr Michael Breus, PhD, sebagai dokter meriset kegiatan tidur itu.
Princess Cruises secara khusus menyoroti pola tidur, dalam Relaxation Report tahunan ke-9. Princess Cruises memperluas jangkauan studi ke masyarakat yang lebih luas, mencakup Singapura, Taiwan, Jepang, Hong Kong, Tiongkok, Korea, Indonesia, Malaysia, Vietnam, Inggris, dan Australia.
Hasilnya? Ada beberapa temuan penting yang menyatakan, kebiasaan bermain media sosial orang Indonesia mengganggu pola dan mutu tidur mereka. Ringkasan temuan riset dapat ditemukan antara lain, Tidur Cepat.
Datanya, 78 persen masyarakat Indonesia yang disiplin dalam waktu tidur serta memiliki waktu tidur konsisten, walau hiruk-pikuk kesibukan kehidupan perkotaan masih mempengaruhi kondisi mereka.
Indonesia juga memiliki angka ‘tidur cepat’ tertinggi di dunia, dengan sekitar 40 persen masyarakat tidur sebelum jam 10:00 malam (pukul 22.00) dan bangun sekitar jam 06:30 pagi. Ini mungkin dilakukan untuk menghindari padatnya lalu lintas ketika mereka berangkat ke kantor.
Seperempat atau 25 persen masyarakat Indonesia merupakan ‘si tidur teratur’. Mereka tidur sekitar jam 10:00 atau 11:00 malam, dan bangun pada jam 07:00 atau jam 08:00 pagi.
Satu dari empat orang adalah ‘si penderita insomnia’ yang mebgaku jadwal tidurnya tidak menentu, atau bahkan tidak tidur sama sekali (23 persen).
Selanjutnya, 13 persen dari masyarakat Indonesia menempatkan diri mereka pada kategori ‘si burung hantu’, karena mereka tidur setelah tengah malam.
Libur Terabaikan adalah salah satu cara masyarakat usia aktif Indonesia untuk dapat bersantai adalah dengan berlibur. Tapi, survei menemukan bahwa 39 persen masyarakat Indonesia tidak mengambil semua jatah libur yang tersedia pada tahun sebelumnya dengan alasan sebagai berikut.
Pertama, terlalu banyak pekerjaan yang harus diselesaikan (48 persen). Kedua, tidak dapat menemukan waktu yang baik untuk berlibur (38 persen). Kurangnya dukungan di tempat bekerja saat mengambil cuti (24 persen).
Bahkan pada saat berlibur pun tidak menjamin waktu istirahat yang lebih baik, karena 83 persen orang Indonesia masih sering berjuang untuk tidur malam nyenyak saat berlibur.
"Generasi Millennial mengalami masalah tidur lebih banyak dibanding generasi sebelumnya," jelas Dr Breus.
Ketika bepergian yang melintasi dua atau lebih zona waktu, 73 persen wisatawan Indonesia biasanya mengalami efek samping yang tidak menyenangkan, termasuk gangguan tidur, seperti insomnia atau bangun sangat pagi (38 persen).
Kemudian, kelelahan siang hari (33 persen) dan sakit kepala (31 persen). Semua ini dapat mengganggu kenikmatan liburan. Di kapal pesiar, kesempatan untuk menikmati berbagai rangkaian kegiatan dapat membantu masyarakat Indonesia beristirahat dan bersantai.
"Kami berkomitmen memastikan setiap tamu merasa lebih segar, diperbarui, dan diremajakan kembali setelah berwisata," jelas Farriek.
Sebagai bagian dari kampanye “Come Back New Promise’, Princess Cruises bermitra dengan para ahli terkemuka, baik dalam ilmu pengetahuan dan pesona tidur dalam mengembangkan Princess Luxury Bed.
Ranjang itu memperoleh penghargaan ‘Best Cruise Ships Beds’ oleh Cruises Critic, Princess Luxury Bed adalah tempat tidur pertama dan satu-satunya di dunia yang dikembangkan khusus untuk pelayaran oleh ahli tidur bersertifikat, Dr Breus.
Targetnya, mengantarkan tamu dalam menikmati sensasi tidur nyenyak di atas lautan. Pada tahun 2019, lebih dari 45.000 Princess Luxury Bed akan diluncurkan sepenuhnya ke dalam sekitar 22.000 kabin.
Tempat tidur ini memiliki ketebalan 2-inci empuk, matras satu-sisi ketebalan 9-inci untuk dukungan terhadap punggung yang lebih baik, pegas gulung individu untuk mengurangi gangguan dari rekan tidur, selimut inspirasi gaya Eropa, serta linen berbahan 100 persen katun Jacquard mewah.
"Princess Luxury Bed akan tersedia di 15 kapal pesiar mulai akhir Agustus. Kemudian disusul dua kapal lainnya yang pada tahun 2019," ungkap Farriek.
Guna mempersiapkan para tamu menikmati pengalaman tidur terbaik saat di lautan, Princess Cruises dan Dr Breus mengoptimalkan kabin untuk mendapatkan pengalaman sensorik tidur nyenyak.
Para tamu kategori suite akan mendapatkan‘SLEEP by Princess Kit’ yang mencakup perlengkapan tambahan seperti penutup mata, penutup telinga, aroma terapi, aplikasi Good Night dari Dr Breus, dan masih banyak lagi.
Dr Breus berbagi tips profesional, antara lain dengan mendapatkan sinar matahari pagi selama 15 menit setiap hari untuk memproduksi hormone melatonin (hormon tidur).
"Berhenti minum minuman mengandung kafein setelah jam 2 siang, dan berusaha untuk menyempatkan diri berolahraga selama 20 menit sehari, tapi jangan berolahraga maksimal 4 jam sebelum tidur," papar dr Breus.
Tidur terus menjadi masalah bagi sebagian orang di seluruh dunia dan lintas generasi, baik di rumah maupun saat bepergian. Tidur merupakan pengalaman sensorik vital yang memungkinkan tubuh seseorang mengisi ulang energi dan memulihkan diri dari ketegangan mental dan fisik.(*)
Princess Cruises secara khusus menyoroti pola tidur, dalam Relaxation Report tahunan ke-9. Princess Cruises memperluas jangkauan studi ke masyarakat yang lebih luas, mencakup Singapura, Taiwan, Jepang, Hong Kong, Tiongkok, Korea, Indonesia, Malaysia, Vietnam, Inggris, dan Australia.
Hasilnya? Ada beberapa temuan penting yang menyatakan, kebiasaan bermain media sosial orang Indonesia mengganggu pola dan mutu tidur mereka. Ringkasan temuan riset dapat ditemukan antara lain, Tidur Cepat.
Datanya, 78 persen masyarakat Indonesia yang disiplin dalam waktu tidur serta memiliki waktu tidur konsisten, walau hiruk-pikuk kesibukan kehidupan perkotaan masih mempengaruhi kondisi mereka.
Indonesia juga memiliki angka ‘tidur cepat’ tertinggi di dunia, dengan sekitar 40 persen masyarakat tidur sebelum jam 10:00 malam (pukul 22.00) dan bangun sekitar jam 06:30 pagi. Ini mungkin dilakukan untuk menghindari padatnya lalu lintas ketika mereka berangkat ke kantor.
Seperempat atau 25 persen masyarakat Indonesia merupakan ‘si tidur teratur’. Mereka tidur sekitar jam 10:00 atau 11:00 malam, dan bangun pada jam 07:00 atau jam 08:00 pagi.
Satu dari empat orang adalah ‘si penderita insomnia’ yang mebgaku jadwal tidurnya tidak menentu, atau bahkan tidak tidur sama sekali (23 persen).
Selanjutnya, 13 persen dari masyarakat Indonesia menempatkan diri mereka pada kategori ‘si burung hantu’, karena mereka tidur setelah tengah malam.
Libur Terabaikan adalah salah satu cara masyarakat usia aktif Indonesia untuk dapat bersantai adalah dengan berlibur. Tapi, survei menemukan bahwa 39 persen masyarakat Indonesia tidak mengambil semua jatah libur yang tersedia pada tahun sebelumnya dengan alasan sebagai berikut.
Pertama, terlalu banyak pekerjaan yang harus diselesaikan (48 persen). Kedua, tidak dapat menemukan waktu yang baik untuk berlibur (38 persen). Kurangnya dukungan di tempat bekerja saat mengambil cuti (24 persen).
Bahkan pada saat berlibur pun tidak menjamin waktu istirahat yang lebih baik, karena 83 persen orang Indonesia masih sering berjuang untuk tidur malam nyenyak saat berlibur.
"Generasi Millennial mengalami masalah tidur lebih banyak dibanding generasi sebelumnya," jelas Dr Breus.
Ketika bepergian yang melintasi dua atau lebih zona waktu, 73 persen wisatawan Indonesia biasanya mengalami efek samping yang tidak menyenangkan, termasuk gangguan tidur, seperti insomnia atau bangun sangat pagi (38 persen).
Kemudian, kelelahan siang hari (33 persen) dan sakit kepala (31 persen). Semua ini dapat mengganggu kenikmatan liburan. Di kapal pesiar, kesempatan untuk menikmati berbagai rangkaian kegiatan dapat membantu masyarakat Indonesia beristirahat dan bersantai.
"Kami berkomitmen memastikan setiap tamu merasa lebih segar, diperbarui, dan diremajakan kembali setelah berwisata," jelas Farriek.
Sebagai bagian dari kampanye “Come Back New Promise’, Princess Cruises bermitra dengan para ahli terkemuka, baik dalam ilmu pengetahuan dan pesona tidur dalam mengembangkan Princess Luxury Bed.
Ranjang itu memperoleh penghargaan ‘Best Cruise Ships Beds’ oleh Cruises Critic, Princess Luxury Bed adalah tempat tidur pertama dan satu-satunya di dunia yang dikembangkan khusus untuk pelayaran oleh ahli tidur bersertifikat, Dr Breus.
Targetnya, mengantarkan tamu dalam menikmati sensasi tidur nyenyak di atas lautan. Pada tahun 2019, lebih dari 45.000 Princess Luxury Bed akan diluncurkan sepenuhnya ke dalam sekitar 22.000 kabin.
Tempat tidur ini memiliki ketebalan 2-inci empuk, matras satu-sisi ketebalan 9-inci untuk dukungan terhadap punggung yang lebih baik, pegas gulung individu untuk mengurangi gangguan dari rekan tidur, selimut inspirasi gaya Eropa, serta linen berbahan 100 persen katun Jacquard mewah.
"Princess Luxury Bed akan tersedia di 15 kapal pesiar mulai akhir Agustus. Kemudian disusul dua kapal lainnya yang pada tahun 2019," ungkap Farriek.
Guna mempersiapkan para tamu menikmati pengalaman tidur terbaik saat di lautan, Princess Cruises dan Dr Breus mengoptimalkan kabin untuk mendapatkan pengalaman sensorik tidur nyenyak.
Para tamu kategori suite akan mendapatkan‘SLEEP by Princess Kit’ yang mencakup perlengkapan tambahan seperti penutup mata, penutup telinga, aroma terapi, aplikasi Good Night dari Dr Breus, dan masih banyak lagi.
Dr Breus berbagi tips profesional, antara lain dengan mendapatkan sinar matahari pagi selama 15 menit setiap hari untuk memproduksi hormone melatonin (hormon tidur).
"Berhenti minum minuman mengandung kafein setelah jam 2 siang, dan berusaha untuk menyempatkan diri berolahraga selama 20 menit sehari, tapi jangan berolahraga maksimal 4 jam sebelum tidur," papar dr Breus.
Tidur terus menjadi masalah bagi sebagian orang di seluruh dunia dan lintas generasi, baik di rumah maupun saat bepergian. Tidur merupakan pengalaman sensorik vital yang memungkinkan tubuh seseorang mengisi ulang energi dan memulihkan diri dari ketegangan mental dan fisik.(*)

