Mencicipi Kuliner Warung Tengah Sawah Ndeso tapi Nikmat
NAMANYA memang tidak lazim ‘Warung Tengah Sawah’. Apalagi, kalau orang menyingkatnya menjadi ‘WTS’. Konotasinya, jadi kurang bagus. Padahal, warung yang lokasinya di desa dan jauh dari jangkauan ini menawarkan sesuatu yang istimewa.
Laiknya bangunan rumah di desa atau kampung, warung ini sangat sederhana. Konstruksi warung hanya dari kayu dan bambu. Dinding dari bambu (gedhek). Meja dan kursinya biasa saja. Ada tiga meja berukuran besar dan panjang. Kursinya berupa bangku panjang. Lantainya bukan ubin, keramik apalagi marmer untuk warung ini, tapi masih tanah.
Suasananya? Oh, benar-benar ndeso. Tapi justru karena ndeso ini, ada nuansa tersendiri. Ya, masih banyak orang yang ingin, rindu dan kangen, masakan ndeso. Sederhana tapi nikmat dan sedap. Apalagi, makannya di pagi atau siang hari, sebelum terik panas berada di atas kepala. Angin bertiup semilir, pemandangan kanan dan kiri masih asri, khas ndeso.
Kalau beruntung, cuaca cerah indah, pengunjung dapat menikmati keanggunan Gunung Penanggungan, Welirang dan Arjuna di sisi barat daya. Kalau memilih duduk di warung utama (sisi selatan), bisa melihat ikan berenang.
Ya, warung itu, atau lebih tepat disebut gubuk, berdiri di atas kolam ikan. Boleh jadi, karena adanya kolam ini, menu utama Warung Tengah Sawah (WTS) tidak jauh dari serbaikan. Ada belut goreng, mujahir goreng dan panggang, gurami, bandeng, udang windu, serta kepiting. “Semua yang kami masak di sini, serbasegar, pasti maknyus,” tutur si empunya warung, Maratus Sholikah.
WTS mulai beroperasi sejak 2004. Saat itu, lokasinya masih sangat sepi, jauh dari mana-mana. Bayangkan, dari pusat kota Sidoarjo, pengunjung butuh waktu tidak kurang dari 30 menit. Penasaran, silakan datang saja ke sana, atau mampirlah setelah mengunjungi destinasi paling joss di Sidoarjo : Wisata Lumpur Sidoarjo di Porong.
Warung Tengah Sawah (WTS)
Alamat : Jemirahan, Jabon
Sawah, Trompoasri,
Kabupaten Sidoarjo
Jam buka : 08.00 WIB.
Kontak : 0812-1643-2768
Laiknya bangunan rumah di desa atau kampung, warung ini sangat sederhana. Konstruksi warung hanya dari kayu dan bambu. Dinding dari bambu (gedhek). Meja dan kursinya biasa saja. Ada tiga meja berukuran besar dan panjang. Kursinya berupa bangku panjang. Lantainya bukan ubin, keramik apalagi marmer untuk warung ini, tapi masih tanah.
Suasananya? Oh, benar-benar ndeso. Tapi justru karena ndeso ini, ada nuansa tersendiri. Ya, masih banyak orang yang ingin, rindu dan kangen, masakan ndeso. Sederhana tapi nikmat dan sedap. Apalagi, makannya di pagi atau siang hari, sebelum terik panas berada di atas kepala. Angin bertiup semilir, pemandangan kanan dan kiri masih asri, khas ndeso.
Kalau beruntung, cuaca cerah indah, pengunjung dapat menikmati keanggunan Gunung Penanggungan, Welirang dan Arjuna di sisi barat daya. Kalau memilih duduk di warung utama (sisi selatan), bisa melihat ikan berenang.
Ya, warung itu, atau lebih tepat disebut gubuk, berdiri di atas kolam ikan. Boleh jadi, karena adanya kolam ini, menu utama Warung Tengah Sawah (WTS) tidak jauh dari serbaikan. Ada belut goreng, mujahir goreng dan panggang, gurami, bandeng, udang windu, serta kepiting. “Semua yang kami masak di sini, serbasegar, pasti maknyus,” tutur si empunya warung, Maratus Sholikah.
WTS mulai beroperasi sejak 2004. Saat itu, lokasinya masih sangat sepi, jauh dari mana-mana. Bayangkan, dari pusat kota Sidoarjo, pengunjung butuh waktu tidak kurang dari 30 menit. Penasaran, silakan datang saja ke sana, atau mampirlah setelah mengunjungi destinasi paling joss di Sidoarjo : Wisata Lumpur Sidoarjo di Porong.
Warung Tengah Sawah (WTS)
Alamat : Jemirahan, Jabon
Sawah, Trompoasri,
Kabupaten Sidoarjo
Jam buka : 08.00 WIB.
Kontak : 0812-1643-2768