Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kunjungi B29 Lumajang Nikmati Kabut Putih itu Melayang di Bawah Perbukitan

NEGERI di atas awan itu bukan dongeng belaka. Tempat itu betul-betul ada. tepatnya di Desa Argosari, Senduro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur. Dikenal sebagai B29, bukan sejenis pesawat pengebom, melainkan bukit ke-29 dari jajaran tanah tinggi yang melingkari kawasan Bromo.

Jarak  Desa Argosari menuju B29 tidak terlalu jauh. Kurang lebih 3 km. Jangan membayangkan cukup mudah dan cepat menggapainya. Perjalanan bisa memakan waktu 30 menit, bahkan lebih, karena medan yang berat. Setidaknya, hingga Pos Retribusi B29, ada tiga kombinasi kondisi jalan.

Tim Jatim Travel Guide (JTG) harus melewati jalanan beraspal kasar yang sebagian sudah hancur, kemudian menanjak dalam bentuk paving, dan terakhir merupakan jalur off road berupa tanah merah. Ketika musim hujan tiba dan mampu mencapai Pos Retribusi sudah sangat bagus.

Kalau mengendarai sendiri (roda 2), JTG menyarankan sebaiknya tidak memainkan kopling. Bisa-bisa hangus. Cukup masukkan gigi satu dan gas sebisanya. Kalau tidak kuat, tinggal dorong saja. Tim JTG berkunjung saat musim hujan. Jalanan sangat licin. Sangat menegangkan.

Beruntung, JTG men-carter ojek dengan pengemudi yang berpengalaman. Motornya bukan bukan motor bebek.  Jantung berdetak kencang sehingga memicu adrenalin. Beberapa kali harus menyeimbangkan motor dengan kedua kaki selama di perjalanan.

"Sangat disarankan tidak pake motor matik, apalagi pas hujan begini," tutur pengemudi ojek. Maklum, medan setelah Pos Retribusi sangat tricky. Ada belokan ke kanan yang sangat tajam, diikuti tanjakan tinggi, dan dilanjutkan tikungan tajam ke kiri.

Salut kepada warga setempat yang berprofesi sebagai tukang ojek. Kemampuan dan skill mereka mengendalikan kendaraan roda dua di atas rata-rata para biker. Mereka dengan mudah melewati rintangan ekstrem sebelum menggapai B29.

Bahkan, kadang, berboncengan bertiga.  Padahal, motornya bukan jenis terbaru. Hanya roda dua biasa semacam GL Pro, Mega Pro, atau Revo yang bannya saja masih standar, belum diubah menjadi ban enduro atau sejenisnya. Memang sangat berisiko apabila sampai motor tidak terkendali dan terjerembab ke lereng bukit.

Sebagian warga memberikan layanan ojek bagi pengunjung menuju B29. Tarifnya berkisar antara Rp 50.000 hingga Rp 100.000, tergantung proses tawar menawar. Layanan ojek itu melayani rute pulang pergi. Jadi, tidak perlu khawatir untuk bisa turun kembali ke desa terdekat.

Suasana masih cukup gelap ketika Tim JTG bergerak ke B29. Kalau tidak salah jarum jam menunjukkan pukul 03.00 WIB. Tidak terlihat pemandangan sekitar selama perjalanan. Tentu saja ini berbanding terbalik saat turun. Kalau cuaca  cerah akan tampak perbukitan yang indah, hamparan perkebunan sayur warga dan udara segar.

Semua itu berlatar belakang puncak tertinggi di Pulau Jawa, yakni Gunung Semeru dengan puncaknya Mahameru. Tingginya  sekitar 3.676 meter di atas permukaan laut. Gunung ini merupakan destinasi favorit para pecinta alam dan wisatawan karena punya danau dan kawah yang menawan.

Selama perjalanan menanjak, pengunjung akan tiba di area yang berdiri warung-warung. Menu makanan dan minuman di sini relatif sederhana. Harganya relatif terjangkau. Kopi hangat Rp 3.000, mi instan Rp 5.000, gorengan Rp 1.000.  Hangatkan badan dengan kopi atau teh hangat.

Biasanya ada juga yang memilih tidur untuk istirahat. Tidak masalah, namun pastikan tidak telat bangun. Sebenarnya, dari kawasan warung itu dapat terlihat kawasan Bromo. Tapi itu masih belum B29.  Sedikit naik lagi, jalan kaki, sekitar 15 menit barulah disebut B29.

Dari lokasi ini, pengunjung, termasuk Tim JTG waktu itu, bisa melihat Bromo dengan leluasa. Ada Gunung Batok, Pasir Berbisik, dan Savana Bromo. Maklum, ketinggiannya 2.900 meter di atas permukaan laut. Pemandangan begitu menakjubkan, menyaksikan Bromo dari sudut pandang yang lain.

Biasanya mentari terlihat sekitar pukul 05.30 WIB. Butuh perhitungan waktu yang pas untuk melihat sunrise selain cuaca. Tim JTG menyarankan, jika datang ke Argosari pukul 03.00 WIB, lalu menghabiskan 30 menit menuju B 29, maka pukul 03.30 WIB, sudah berada dekat B29. Setelah istirahat, barulah siap-siap meyaksikan sunrise itu.

Tidak jauh dari B29, ada bukit lagi, namanya B30, berada di ketinggian 3.000 meter. Letaknya di perbatasan Lumajang dan Probolinggo. Secara administratif, B30 termasuk wilayah Probolinggo.  "Di B30, kalau beruntung dapat menemukan buah 'Glunggung Kebo', bentuknya kecil seperti berry merah, rasanya asam manis," tutur penjaga warung.

Ketika matahari mulai merangkak naik, mulai terasa hangatnya sinar. Kabut putih melayang-layang di bawah perbukitan, juga di bawah B 29. Gerakan kabut itu seperti arus laut. Terjun ke daerah yang lebih rendah. Dalam beberapa saat, kabut menutupi seluruh daratan. Saat itulah, pengunjung, termasuk JTG waktu itu, merasakan betul-betul seperti di atas awan.

Nikmati suasana itu. Pastikan kamera tidak tertinggal. Abadikan momen di situ. Saat Bromo mengempaskan asapnya ke angkasa, kabut tebal menutupi daratan, dan sorotan cahaya mentari dari timur akan semakin membuat latar belakang pemandangan indah.

Duduklah di rumput yang basah. Perhatikan baik-baik kabut-kabut yang bergerak. Tenangkan napas dan pikiran. Nikmati pagi yang cerah. Memang benar, Tuhan sebaik-baiknya seniman. B29 betul-betul negeri di atas awan!


Cara Menuju B29
Destinasi B29 memang populer dan banyak dikunjungi. Banyak orang mengabadikan momen di sana. Lalu mengunggahnya ke sosial media. B29 menjadi pilihan tepat untuk berlibur bersama keluarga atau kerabat. Jalur menuju Desa Argosari, Lumajang, tidaklah sulit.

Sebaiknya membawa kendaraan pribadi. Tidak ada angkutan umum yang dapat mengantarkan ke sana. Bisa saja ojek, tapi harus mengeluarkan banyak biaya untuk itu. Apalagi, untuk dapat menikmati sunrise, perlu berangkat malam hari.

Perjalanan dari Surabaya ke Desa Argosari kurang lebih 4 jam. Kalau dari Malang sekitar 5 jam. Di B29, boleh mendirikan tenda. So, persiapkan peralatannya. Ini bisa menjadi alternatif lain menikmati sunrise. Setidaknya, tidak  perlu berangkat malam hari.

Berangkat siang hari lalu mendirikan tenda, tidur di tenda, dan pastikan bangun pagi untuk melihat percikan sinar mentari dari ufuk timur. Apabila  tidak sempat mendirikan tenda, menginaplah di rumah warga dengan biaya Rp 300.000 hingga Rp 500.000 per malam, tergantung ukuran rumahnya.

Perkirakan waktu keberangkatan. Misalnya, dari Surabaya, ada baiknya berangkat sekitar pukul 23.00 WIB. Dengan estimasi perjalanan 4 jam, tiba di Argosari pukul 03.00 WIB. Kalau dari Malang,  estimasi 5 jam. Mobil hanya dapat sampai di desa. (benni indo)
Auto Europe Car Rental