Cara Warga Karangdoro Banyuwangi Jaga Kebersihan Sungai
WARGA Desa Karangdoro, Kecamatan Tegalsari di Banyuwangi memiliki cara unik dalam menjaga kebersihan Sungai Kalibaru yang melewati desanya. Mereka menggelar lomba balap gethek (rakit) di sungai itu secara periodik.
Balap gethek selalu berlangsung meriah. Ratusan warga memadati lokasi start balap gethek yang mengambil titik start di Jembatan Blokagung. Mereka berdiri berjajar di sepanjang lintasan balap, menyemangati jagoannya hingga titik finis di perbatasan Desa Karangmulyo.
Kegiatan kreatif ini menjadi salah satu cara warga setempat menjaga kebersihan sungai. Kesadaran itu ternyata membuka peluang sungai sebagai destinasi wisata. Mau tidak mau akhirnya selalu ada penjagaan akan kebersihan.
Kegiatan balap gethek sendiri menjadi agenda tahunan dan hingga 209 merupakan perhelatan keempat kalinya. Tahun-tahun sebelumnya hanya pakai gedebog pisang. Yang terakhir, material lombanya menggunakan gethek bambu yang telah dihias.
Kades Karangdoro Sunaryo mengungkapkan, 64 gethek yang ikut berlomba selama tiga hari kegiatan. Satu gethek berisi 3-5 orang yang mengemudi dan mendayung. Mereka akan berlomba menjadi yang tercepat, dengan mendayung getheknya sejauh 500 meter.
"Pesertanya perwakilan dari masing-masing RT. Satu RT, satu gethek. Biayanya berkisar satu sampai dua juta rupiah," terang Sunaryo. (*)
Balap gethek selalu berlangsung meriah. Ratusan warga memadati lokasi start balap gethek yang mengambil titik start di Jembatan Blokagung. Mereka berdiri berjajar di sepanjang lintasan balap, menyemangati jagoannya hingga titik finis di perbatasan Desa Karangmulyo.
Kegiatan kreatif ini menjadi salah satu cara warga setempat menjaga kebersihan sungai. Kesadaran itu ternyata membuka peluang sungai sebagai destinasi wisata. Mau tidak mau akhirnya selalu ada penjagaan akan kebersihan.
Kegiatan balap gethek sendiri menjadi agenda tahunan dan hingga 209 merupakan perhelatan keempat kalinya. Tahun-tahun sebelumnya hanya pakai gedebog pisang. Yang terakhir, material lombanya menggunakan gethek bambu yang telah dihias.
Kades Karangdoro Sunaryo mengungkapkan, 64 gethek yang ikut berlomba selama tiga hari kegiatan. Satu gethek berisi 3-5 orang yang mengemudi dan mendayung. Mereka akan berlomba menjadi yang tercepat, dengan mendayung getheknya sejauh 500 meter.
"Pesertanya perwakilan dari masing-masing RT. Satu RT, satu gethek. Biayanya berkisar satu sampai dua juta rupiah," terang Sunaryo. (*)

