Paduan Ayam Kampung dan Seledri Bikin Gurih Soto Bok Ijo Kediri
KALAU Kediri Selatan ada Soto Branggahan dengan mangkuk mungil (seperti soto Kudus) dan kuah gurih, di Kediri Kota, di kawasan Terminal Tamanan, ada Soto Bok Ijo.
Kuliner ini telah eksis sejak 1969 di timur Terminal Tamanan Kediri. Sebelumnya, berlokasi di Jembatan Hijau. Warga Kediri suka menyebutnya Bok Ijo.
Dari sini, muncul nama Soto Bok Ijo atau kadang sekarang ada yang menyebut, Soto Tamanan, tersaji dalam mangkuk ukuran standar. Satu porsi cukup membuat perut kenyang.
Daging ayam kampung membuat Soto Bok Ijo semakin gurih, ditambah taburan seledri dan kubis. Ada mangkuk khusus berisi kecambah dan jeruk nipis.
Tinggal tambah sendiri saja. Jadi, kalau membeli satu mangkuk soto akan mendapat 3 mangkuk tambahan. Masing-masing berisi kecambah, jeruk nipis dan cacahan kubis.
Banyak deretan Soto Bok Ijo tapi soto milik Pak No, di timur teriminal dan paling utara, paling ramai. Apalagi bila jam makan siang atau malam.
Sayangnya, gara-gara pandemi Covid 19, penikmat kuliner Soto Bok Ijo menurun. "Sejak ada Corona, penjualan sepi,” kata Sunarko, penjual soto Pak No di sentra kuliner Soto Bok Ijo, timur Terminal Tamanan, Sabtu (16/5/2020).
Soto Pak No dirintis oleh Surono, pelopor soto Bok Ijo yang kemudian diikuti pedagang lain. Surono membangun bisnis sotonya sejak 1969, kemudian diwariskan turun temurun.
Menurut Sunarko, belum pernah kuliner soto sepi seperti sekarang. Omzetnya tinggal setengah. Biasanya dalam sehari bisa 200 mangkuk, kini di bawah 100 mangkuk. (*)

