Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Nikmatnya Seduhan Turkish Coffee dengan Pasir Panas

AKTIVITAS sitting, talking and doing nothing, alias nongkrong tidak ngapa-ngapain selain ngopi, telah menjelma menjadi gaya hidup bagi orang dewasa dan kaum milenial. Banyak cara untuk kopi.

Tidak sekadar menyeduhnya dengan air panas, mengisi cangkir atau gelas, dan mengaduknya. Ada cara lain tergantung jenisnya, misal, gaya Timur Tengah, yakni menyeduh kopi dalam cangkir di atas pasir panas.

"Gaya ngopi Timur Tengah ini bahkan telah ada sebelum kita berkiblat pada gaya Amerika atau Australia," ungkap Food Beverage Manager Hotel Premier Place, Moh Hasan.

Turki salah satu negara yang memiliki metode seduh tertua dalam sejarah menikmati kopi. Ciri khas metode seduh ini adalah menggunakan pot tembaga bernama cezva atau ibrik.

Kalau penyajian kopi itu umumnya menggunakan air panas, Turkish Coffee meyakini, panas dari pasir akan menghasilkan suhu yang lebih konsisten ketimbang langsung dari api.

Kopi ala Turki ini dapat dinikmati dengan pilihan biji kopi Turki atau Arab. Bedanya,  kopi khas Turki dengan kopi khas Arab adalah rasa.

Bubuk kopi Turki terasa rempah yang kuat sedangkan bubuk kopi Arab campuran rempah dan jahe.

Hasan menjelaskan, kunci dari Turkish Coffee adalah ketika sudah membentuk foam (busa) cukup tebal di atas permukaannya. Nah, supaya  foam terbentuk, kopi harus diseduh hingga  suhu 70 derajat Celcius.


Untuk harga secangkir Turkish Coffee, wouwww,  Rp 50.000, sudah termasuk dengan martabak atau kebab. “Kami ingin memberikan pengalaman ngopi yang berbeda untuk para tamu hotel," terang Hasan.

Dalam kurun waktu 10 hari setelah launching, Kopi Turki menuai respons positif dari para tamu yang sudah mencicipi. Manajemen Hotel Premier Place percaya, menu ini bisa long-last dan menjadi signature drink. (*)

Auto Europe Car Rental