Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Parigie Novotel Samator Sajikan Tongseng Bebek

PERSEPSI olahan berbahan bebek tidak akan pernah lari dari bayangan bebek goreng. Jarang sekali mengaitkan bebek dengan tongseng yang identik berbahan kambing. Tapi, sekarang ada lho, tongseng bebek di Surabaya.

Tongseng bebek merupakan satu di antara menu Tongseng Beda Gaya yang dihadirkan oleh Parigie Coffee and Toast Novotel Samator. "Menu ini kami luncurkan bersamaan dengan ulang tahun Parigie yang pertama," terang Executive Chef Novotel Samator Surabaya Timur, Dedi Daniansyah.

Bebek dipilih sebagai bahan makanan yang paling banyak disukai dan menjadi ciri khas kuliner Surabaya. Dedi melihat, di Surabaya sajian bebek paling terkenal hanya digoreng. Bisa pula dijadikan rica-rica, tapi belum banyak.

Dedi terpikir, bagaimana kalau membuat kreasi bebek diolah menjadi tongseng. Jadilah rencana itu, tapi dia merasakan, proses mengolahnya tetap memiliki tingkat kesulitan yang sama dengan kambing. Sama-sama memiliki bau khas yang  muncul bila pengolahannya tidak pas.

Solusinya, mengolah daging bebek secara terpisah dengan kuah tongsengnya. Sebelum dicampur dengan kuah tongseng, bebek akan lebih dulu melalui proses pengempukan dan penghilang bau. Caranya, direbus selama kurang lebih 45 menit.

Setelah itu, lanjut Dedi, bebek akan diungkep di dalam bumbu kuning dan rempah lainnya, untuk menghilangkan bau prengus. "Setelah dirasa dagingnya empuk dan tidak memiliki bau, bebek kemudian diolah menggunakan bumbu tongseng selama 15 menit agar bumbunya merasuk," imbuh Dedi.

Selain bebek, menu Tongseng Beda Rasa menghadirkan varian isian lain seperti, ayam, daging, dan iga sapi. Satu porsi Tongseng Beda Rasa, dibanderol mulai Rp 30.000, sudah termasuk nasi putih dan es teh. (*)

Auto Europe Car Rental