Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Pasar Dhoplang Slogohimo : Nggak Ada Plastik, Harga Murah Meriah


WISATA kuliner di pasar tradisional, tida ada sampah plastik di sini. Harga muraah meriah. Suasana dan lokasinya, menyatu dengan tanah, pepohonan, dan sawah. Yang berjualan, bude-bude, mbak-mbak,  mas-mas. Bajunya Jawa banget.

Kearifan lokal banget di Pasar Dhoplang, Desa Pandan, Kecamatan Slogohimo, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah.  "Yang paling aku suka, kalau ke pasar itu menu gendar pecel," tutur seorang netizen.

Ayo, sempatkanlah, setiap Minggu pagi, jalan-jalan ke Dusun Kembar di Desa Pandan, Slogohimo itu. Cek suasananya kalau belum percaya di @kulinertradisional_dhoplang . Ancar-ancarnya, dari perempatan barat Pasar Slogohimo, ikuti terus jalan ke arah selatan.

Pasar tradisional yang kekinian ini berdiri sejak November 2018. Para pedagang sebagian besar adalah warga dusun setempat. ereka menyajikan aneka kuliner tradisional seperti Nasi jagung, tiwul, urap, grontol, wedang ronde, gatot dan lainnya.

Semua makanan dimasak dengan arang atau kayu bakar, tidak memakai kompor. Sebelum belanja pengunjung harus menukarkan uang di Bank Dhoplang, dengan uang koin, yang terbuat dari batang jati yang dipotong tipis.


Potongan itu berbentuk bulat,  ditulisi seperti angka 1 untuk 1.000, 10 untuk 10.000. Di sini bebas dari plastik, makanan dibungkus atau tersaji dengan dengan daun, anyaman bambu, gerabah dan sebagainya.

Semua menggunakan bahan yang dapat  didaur ulang dan ramah lingkungan. Pakaian para pedagang, adalah baju tradisional. Bahasa untuk berkomunikasi adalah bahasa Jawa. Pasar Dhoplang memang mencoba memelihara kearifan lokal dan budaya Jawa.

Selain itu, menambah pengetahuan tentang makanan tradisional, dan mengajarkan untuk mencintai alam semesta.  Lokasinya berada di kebun jati warga setempat menambah suasana pagi yang segar dan seperti benar-benar kembali di pasar tradisional, zaman kerajaan dahulu.

Walau terletak di Slogohimo namun pengunjung pasar ini berasal dari berbagai Kecamatan di Wonogiri seperti Ngadirojo, Purwantoro, Jatirsono dan sekitarnya. Konsep pasar ini muncul dari Ketua Dasawisma, Lilis, perempuan pengawas di Disdik Korwil Bulukerto.


“Awalipun radi angel, nanging saget kalampahan kanthi sae, kula namung pengen para warga saget seneng, saget berkreasi, lan saget nambahi ekonomi para warga. Kula rintis kalian ibu-ibu dawis sekedik-sekedik," tutur Ibu Lilis, Ketua Dasa Wisma dalam bahasa Jawa.

Bambang Setyawan mewakili Karang Taruna setempat menuturkan,  Pasar Dhoplang pertama kali dibuka 16 Desember 2018 dan kegiatan jual beli dimulai pukul 06.00 – 09.00 WIB. Lokasinya di tengah sawah dan mejanya terbuat dari ranting-ranting pohon, makananya enak, murah, yang dagang juga ramah.

Dalam video viral di Youtube, pengelola pasar menerapkan sejumlah aturan unik yang ditulis di papan warna-warni. "Nyuwun kawigatosanipun. Pasar meniko bebas saking plastik. Arto kedah dilintu koin. Sesarangan njagi keresikan lingkungan. Pacelatonipun ngginakaken boso Jowo. Mbucal uwuh wonten papanipun."


Kalau dalam bahasa Indonesia, kurang lebih, artinya "Mohon perhatiannya. Pasar ini bebas dari plastik. Uang harus ditukar dengan koin. Mari bersama-sama menjaga kebersihan lingkungan. Transaksi jual beli menggunakan bahasa Jawa. Dan buanglah sampah pada tempatnya. (*)
Auto Europe Car Rental