Lumernya Cokelat Terang Bulan Pak Ken di Malang

KULINER di Malang tidak hanya bakso kuah atau bakso bakar saja. Ada pilihan lain yang tak kalah nikmatnya, apalagi ketika dicicipi saat malam hari.

Ada kuliner terang bulan dan pukis di depan Toko Sepatu Remaja sebelah Gajah Mada Plaza. Area alun-alun. Penyajinya adalah Pak Ken.

Saya jualan sejak 1976. Dulu cuman jual di rumah saya di Sawojajar. Masih sepi, cuman rawa-rawa dan tanah aja di sana," tuturnya.

Lantas, dirinya pindah ke tempat yang sekarang sejak 1984. Waktu itu bersamaan dengna pembukaan Gajah Mada. Beruntung Pak Ken karena daerah itu dulu tempat nongkrong anak muda.

Pak Ken asli Pangkal Pinang. Olahan terang bulan dipelajari di kampung halaman. Kalau bicara, masih terdengar loga aslinya. Bukan kera ngalam.

"Kalau tidak salah ingat, saya penjual terang bulan pertama di Malang. Setelah itu, baru ada beberapa orang lagi yang jualan," katanya.

Pak Ken paham betul perkembangan area Alun-alun. Secara beliau berjualan di sana hampir 30 tahun. Pembeli kebanyakan anak muda waktu itu.

Dia ingat, sebelah kantor kabupaten (Toko Siswa) dulu ada bioskop. Dia bercerita mengenai topping otentik terang bulan yang aslinya wijen mas.

Baru kemudian berinovasi karena lidah orang Bangka dan Malang itu beda. Kini, Menu andalannya terang bulan topping cokelat-kacang.

Soal rotinya, dari tepungnya. Pak Ken harus trial sampe menemukan adonan yang pas, tidak tebal dan tidak tipis. Siraman mesesnya banyak.

Pisangnya dipanggang bareng adonan di atas loyang. Rotinya panas. Jadi mesesnya langsung lumer saat terang bulannya dilipat. Jadinya tak eneg saat makan 1, 2, dan 3 potong.

Kaget ketika cokelatnya bisa lumer banget sampai harus pake sendok untuk menikmati setiap tetesnya. Untuk harga Rp 41.000 (mungkin sudah naik ya).

Meski Pak Ken sudah sepuh, wajahnya keriput. Tapi masih cekatan soal masak terang bulan, Ngaduk adonan masih trengginas. "Makasih ya mas sudah nemenin ngobrol. Semoga kerjanya lancar," tutup Pak Ken.

Sumber: ajib (@ajibsn)