Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Siropen Leo Sirup Legendaris dari Kota Malang


KOTA Malang sarat akan sejarah, menyimpan banyak cerita menarik, termasuk dalam dunia kuliner. Salah satunya, minuman legendaris yaitu Siropen Leo. Ya, minuman ini diproduksi secara rumahan.

Pabriknya terletak di Jalan Brigjen Katamso, Kecamatan Klojen, Kota Malang. Sirup ini pertama kali diproduksi pada tahun 1948 oleh generasi pertama, yakni Tjan Ing Jan.

Kini, sirup legendaris ini dikelola oleh generasi keempat, yakni Daniel Hartono. Dia bertekad mempertahankan resep turun temurun dari kakek buyutnya, yaitu memakai gula pasir tebu tanpa pemanis buatan.

"Dahulu kalau tidak salah, tempat produksi atau pabriknya itu berada di kawsan sekitaran Jalan Zaenal Zakse. Lalu sekitar tahun 1980, pindah ke Jalan Brigjen Katamso sampai sekarang," ujarnya.

Awal mula berdiri, kakek buyutnya,  memproduksi sirup dengan varian rasa terbatas: rose, leci, dan cocopandan. Sekarang ada 11 varian rasa, yaitu blewah, lemon squash, coffee mocca, leci putih, leci hijau, rosen, frambozen, aardbeien atau strawberry, cocopandan, melon, dan anggur.

Cara pembuatannya masih mempertahankan cara tradisional dan manual. Menurut Daniel Hartono, proses itu mulai dari pemasakan, pengisian sirup ke dalam botol hingga menempel label.

Untuk alur pembuatan, yaitu gula dengan air dan bahan-bahan lainnya dicampur dan dimasak jadi satu hingga benar-benar larut. Setelah itu, disaring bersih dan didinginkan.

Selanjutnya diberi perasa dan warna lalu dimasukkan ke dalam kemasan botol. Dari sekian proses itu, yang paling lama ya proses pendinginannya.

Berkat eksistensinya, sirup legendaris Siropen Leo memiliki pangsa pasar sendiri. Untuk di Kota Malang, dipasarkan di toko-toko tertentu.

Selain dalam kota, kami juga mengirimkannya ke luar kota karena beberapa konsumen ada yang tinggal di Semarang, Solo, Bandung bahkan Bali. (*)

Auto Europe Car Rental