Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Bromo Fun Trekking : Cara Lain Menikmati Alam Bromo

BAGI yang sudah bosan menikmati keindahan alam Bromo dan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) melalui jalur biasa, kayaknya perlu mencoba.Kini, ada cara lain menikmati Bromo dan TNBTS lewat Bromo Fun Tracking (BFT) di Desa Podokoyo, Kecamatan Tosari, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur.

BFT merupakan alternatif wisata yang ditawarkan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Pesona Tengger, milik warga setempat. BFT memiliki banyak keunggulan, dan yang pasti banyak sensasi baru. Selama ini, mungkin pengunjung hanya mengenal Bromo dalam lingkup kecil, BFT ini memberikan penawaran jauh lebih istimewa dibandingkan biasanya.

Kalau umumnya, pengunjung turun dari kendaraan pribadi, dan langsung ke hartop (jip) menuju Penanjakan dan lautan pasir Bromo. Nah, di BFT, pengunjung tidak melakukan seperti itu. Sata dan pengunjung laindiajak berjalan menyusuri perkebunan di Broomo. Tidak perlu naik hartop atau kendaraan khusus. Cukup berjalan kaki untuk bisa menikmati pemandangan matahari terbit di Bromo.

Ini bisa menjadi alternatif bagi pengunjung yang suka tantangan dan petualangan. Jadi, mereka harus berjalan kaki ke Penanjakan Bromo dari sisi Sidowayah. Jarak tempuhnya? Yang pasti lebih lama. Pengunjung harus benar-benar berjalan, menempuh perjalanan sekitar 1 jam 30 menit. Jika ditotal, pulang pergi, 3 jam. Pengunjung akan benar-benar jalan untuk bisa sampai ke puncak.


Mereka akan melintasi hamparan perkebunan milik petani. Jalannya setapak. Ada turunan dan ada tanjakan. Udaranya sangat sejuk. Di perjalanan, pengunjung bisa bercengkerama dengan petani di Desa Podokoyo.

Di sini, ada beberapa petani sayuran dan buah-buahan. Ada juga petani penghasil cengkeh ataupun tembakau. Pengunjung bisa berinteraksi dengan mereka. Bahkan, bagi yang ingin menikmati sensasi bercocok tanam di Bromo, pokdarwis dengan senang hati memberikan dan membuka kesempatan itu.

Ketua Pokdarwis Pesona Tengger Supriyono mengatakan, sesuai dengan namanya, perjalanan BFT ini dijamin akan fun. Kata dia, tidak ada kata bosan saat mencoba BFT ini. “Pemandangannya tak kalah cantik. Kalau selama ini, mungkin pengunjung tidak bisa mendekat dan menikmati alam secara langsung karena di dalam mobil," katanya.


Supriyono menjelaskan, alasan mendasar membuka BFT ini, karena ingin mengembangkan Pokdarwis desa setempat agar  potensi wisata dan pendapatan warga Desa Podokoyo terangkat. “Semuanya kami kelola sendiri. Masyarakat sendiri yang nantinya akan mendampingi pengunjung,” jelasnya.

Tidak hanya suguhan panorama alam yang menakjubkan, pengunjung perjalanan ini sekaligus napak tilas perjalanan panjang noni–noni Belanda di zaman penjajahan. Jalur yang dibuka sebagai BFT ini, merupakan jalur noni Belanda di zaman itu untuk menikmati Bromo. “Jadi, menyusuri sisa perjuangan penjajahan belanda. Di Podokoyo ini pernah ada penjajah, Buktinya, ada jalur khusus noni Belanda untuk melihat keindahan Bromo,” tambahnya.

Hari Agung Yudiarto, Kasi Pengembangan Sarana Wisata Dinas Pariwisata mengatakan, pokdarwis Pesona Tengger ini sudah mengantongi SK dari Dinas Pariwisata Kabupaten Pasuruan. Jadi, pokdarwis ini sudah teregister secara resmi. Dia mengatakan, di Kabupaten Pasuruan ini ada 25 pokdarwis yang sudah mengantongi SK Kabupaten.

Dari 25 pokdarwis itu, kata dia, memiliki keunikan tersendiri. Setiap desa menawarkan potensi wisata luar biasa, Dia sangat mendukung kemauan pokdarwis ini untuk mengembangkan potensi wisata di desanya masing – masing. “Kami dukung, kalau ada pokdarwis yang melaunching wisata di desanya, kami dukung dan kami bantu promosikan ke masyarakat luas," tandasnya. (*)
Auto Europe Car Rental