Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Sate Laler 'Kedai Nyaman', Obat Rindu Kampung Halaman

DARI kejahuan, terlihat sebuah tulisan 'Nyaman', berwarna merah muda mencolok, tepat di pinggir meja kasir. Seragam warna merah dari para karyawan, seolah tak mau kalah. Langsung membawa mata memandangnya. Meja kursi sudah tertata rapi siap dengan kehadiran para pengunjung.

Pada bagian atas meja berjajar daftar menu makanan. Kedai 'Nyaman' berada di Jl Manyar Kertoarjo 144, Surabaya, sebelah SPBU. Persis di depan halaman sebuah bengkel mobil yang buka pada pagi harinya. Meski tidak besar, warung sate laler ini salah satu kuliner khas Madura di kota Pahlawan.

Rasa kangen dengan kampung halaman membawa Joan Indrawan (29), sang empunya kedai 'Nyaman', membuka sate laler ini. Warga Pamekasan itu menghabiskan masa SMA di Surabaya. Muncul kerinduan mengecap sate laler. Sayang, menu kuliner masa kecilnya itu tak mudah ditemui.

Kekesalan itu memunculkan niat besar membuka warung sate laler. Pada 2002, dia mematangkan resep sate ala 'Nyaman'. Tapi baru empat tahun kemudian, semuanya terealisasi.  Joan memulai kulinernya secara trial and error. Maklum, sempat tidak percaya kalau sate laler bisa memakai bambu sebagai media untuk menusuk dagingnya.

"Saya paksakan, ternyata pecah. Dicoba berkali-kali akhirnya menyerah. Saya ganti dengan tusuk yang terbuat dari lidi, yang sama dengan penyajian di daerah asal saya, akhirnya bisa,” ujarnya.

Tidak hanya bereskperimen dengan tusukan lidi, Joan bahkan memberanikan diri bertanya kepada penjual langsung di Madura mengenai resep sate laler yang pas hingga bumbu meresap dalam daging. Proses pengolahan daging dimulai pukul 09.00 WIB. Daging yang masih segar dipotong kecil-kecil seukuran laler hijau.

Jika sudah terbentuk potongan kecil-kecil, selanjutnya daging ditusuk lidi yang biasa untuk membuat sapu. Tentu berbeda memprosesnya. Sebelumnya, Joan menyemprot lidi dengan cairan antikuman dan direbus agar bersih.

Setelah menusuk daging, lantas membuat rangkaian besar yang terdiri atas 125 tusuk. Barulah, mencelupkan pada air rebusan yang sudah mendidih. Proses mencelupkan tak begitu lama. Hanya beberapa detik, kemudian diangkat dan ditiriskan.

Setiap lidi terdiri atas tiga potongan daging. Untuk daging ayam rangkaian terdiri daging semua, sedangkan daging kambing pada ujung pertama daging, kedua lemak kambing dan terakhir daging kambing. Jika sudah siap, bumbu mulai berperan.

Ada keunikan pada proses pembuatan bumbu sate laler. "Bumbunya masih kasar. Itu ciri khasnya sate ini. Bahan utamanya, kacang dan kecap,” ujar Joan yang mendatangkan bahan-bahan dari daerah asalnya.

Kedai 'Nyaman buka setiap hari pukul 18.00-22.00 WIB, Sabtu tutup pukul 23.00 WIB. Mulai ramai oleh pengunjung pada pukul 20.00 WIB. Teri Hadi (29) yang mengaku penggila kuliner dari Madura, penasaran dengan rasa dan bentuk dari sate khas Madura itu.

Dia rela jauh-jauh datang dari rumahnya di Kenjeran untuk memuaskan rasa penasarannya. "Ada tetangga bilang, sate laler sudah ada di Surabaya," terang Teri yang baru pertama kali berkunjung dan memesan dua porsi sate laler daging ayam dan kambing.

Menurut Teri, rasanya enak. Bumbu terasa. Kedua jenis daging masih terlihat teksturnya meski berukuran kecil. Harganya tidak terlalu mahal. Masing-masing dihargai Rp 15.000 (ayam) dan Rp 17.000 (sapi), sebanyak 25 tusuk sate.

Sedangkan Mila Nor Chumaida (24) mengungkapkan, meski kecil ukurannya tapi ketika digigit terasa dagingnya. Penasaran dengan pengakuan dua pengunjung, Surya memesan satu porsi sate laler daging ayam. Dengan ramah Yoan dan Cindy, rekan kerjanya melayani.


Setelah memesan, karyawan Yoan membakar sate yang sudah disiapkan pada panggangan dengan arang. Proses pembakaran kurang lebih lima menit. Sate diangkat jika warnanya sudah kecokelatan, lalu diolesi bumbu kacang. Kembali dibakar tiga menitan hingga bumbu meresap.

Satu porsi sate disantap menggunakan lontong, menambah kenyang perut. Joan memberikan saran agar tidak pegal mengunyah daging yang kecil, “Sebaiknya dimakan langsung tiga tusuk agar terasa dagingnya,” ujarnya lantas tertawa. (fitra herdian a)
Auto Europe Car Rental