Sate Laler yang Gurih Rasa Kelapanya di Warung Neng Maryam
Warung itu menempati lahan pedestrian. Lapaknya menempel pada sebuah bangunan berdinding seng (sejenis bahan logam bergelombang biasanya dipergunakan untuk atap rumah). Warungnya bercat kuning, dengan warna merah untuk tulisannya. Pengunjung mudah mengingat warung di sisi utang Jl Kalibutuh ini.
Maryam berjualan sejak 1992. Dulunya berkeliling. Kini, setiap harinya tiga hingga lima kilo daging sapi dan ayam dipersiapkannya mulai pukul 03.30 WIB. Pertama, menanak nasi, lalu menghaluskan bumbu. Bahannya dari kacang yang sudah digoreng. Kacang setelah empuk ditumbuk hingga halus. Terakhir memotong daging menjadi ukuran kecil-kecil dan memasukannya pada tusukan bambu.
Bumbunya dicampur dengan jeruk nipis. "Biar ada asamnya sedikit saat makan,” ujar Maryam yang membuat keunikan pada sate lalernya. Dagingnya bisa “lulut” atau mekar. Daging yang belum dibakar memiliki ukuran yang kecil namun begitu dibakar menggunakan arang kelapa, membesar dengan sendirinya.
Warung 'Neng Maryam' buka pukul 07.00-12.00 WIB dan 17.00-22.00 WIB. Waktu paling ramai setelah Magrib. Banyak pengunjung yang berasal dari berbagai kalangan itu, membungkus dan membawa pulang. Salah satu pelanggan, Ahmad Zakariyah (24) sudah menikmati kuliner ini sejak delapan tahun lalu.
Pilihan WaniMbambung
Laki-laki ini rela tidak membeli sate jika warung 'Neng Maryam' tutup. Wiraswasta ini membeli satu porsi daging sapi dan satu porsi daging ayam untuk istri dan kedua orangtuanya di rumah. "Istri sedang ngidam ingin membeli sate ini,” ujarnya.
Rasa dari sate 'Neng Maryam' tidak berubah meski sudah tahunan. Rasanya gurih dan cocok di lidah walau harus tambah sambal. Kebetulan, Ahmad suka rasa pedas. "Saya juga cocok dengan masakannya. Gurih kelapanya masih tersisa pada daging satenya," tukas Romlah (32), ibu rumah tangga jugan pelanggan tetap.
Maryam membanderol harga per porsi untuk lima tusuk sate daging sapi, dengan nasi hangat dan teh hangat atau es teh sebesar Rp 12.000. Kalau 10 tusuk sate ayam dengan nasi hangat dan teh hangat atau es teh Rp 10.000 dan Rp 15.000 untuk 20 tusuk sate. "Cukup di sini nggak perlu buka cabang," tandas Maryam. (fit)