Ciptagelar, Kampung Eksotis dan Natural di Antara Sukabumi dan Banten
Jalan yang masih alami membuat sebagian orang memanfaatkan sebagai jalur off road. Sepanjang jalan menuju lokasi, beberapa motor jenis trail dan mobil adventure hilir mudik. Meski kendaraan dirancang untuk jalur seperti ini tapi masih banyak dari mereka yang menemui rintangan. Tidak jarang pengendara motor trail banyak yang terjatuh.
Setelah 3-4 jam perjalanan penuh rintang, kondisi hutan yang penuh pohon berubah dengan hamparan sawah yang menandakan telah memasuki wilayah kekuasaan Kasepuhan Ciptagelar. Nah, 1 km berselang aengan mudah didapati permukiman warga yang semuanya berbentu rumah panggung. Di tempat ini wisatawan bisa menginap di permukiman warga.
Soal harga, tak perlu khawatir karena warga di sini tidak mematok tarif dan menyerahkan itu kepada orang yang akan menginap. Bahkan, tanpa diminta, warga akan secara otomatis memberikan makanan dan minum untuk tamu yang datang ke rumahnya, sesuai dengan sifat orang Sunda yang terkenal ramah.
So, Kampung Ciptagelar memang dapat ditempuh melalui jalur darat dengan lintasan dari pesisir Pantai Selatan Palabuhan Ratu menuju Desa Sirnaresmi di Kecamatan Cisolok. Jarak diperkirakan lebih dari 14 km berada di areal kawasan hutan. Keberadaan kampung adat berada 27 km dari pusat kota kecamatan Cisolok. Sedangkan dari pusat pemerintah kota Sukabumi diperkirakan 103 Km. Kalau dari Bandung, jarak tempuh 203 km ke arah Barat.
Ciptagelar berada persis di atas "mangkok" Puncak Gunung Halimun, antara Sukabumi dan Banten. Secara kultural masuk ke dalam wilayah Kasepuhan Banten (Disebut Banten Kidul). Secara geografis masuk wilayah administrasi Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Jarak tempuh dari Bayah (Lebak ) sekitar 2,5 jam mejewati bukit- bukit dan lembah hamparan kebun teh dan sawah.
Di dalam "mangkok" itu, hidup lebih dari 5000 KK yg terbagi dalam dua wilayah kecamatan. Warga Ciptagelar hidup mandiri (tidak tergantung dari pemerintah ) di bawah kepemimpinan seorang Abah Anom. Mereka punya tenaga listrik (tenaga air) sendiri, stasiun tv dan radio sendiri (acara tv dan radio sendiri), serta sistem irigasi pertanian terpadu mandiri yg sangat unik.
Suku Sunda di wilayah ini mayoritas muslim dengan ssentuhan lebih kuat ke keyakinan adat Sundawiwitan. Kalau kalian tertarik dan belum ada teman, bisa bergabung menikmati petualangan ke kawasan wisata paling eksotik dan romantis itu.
Inilah rute perjalanan dan rundown acara :
1. Berangkat tanggal 7-10 September 2018.
2. Berangkat jam 8.30 wib, titik kumpul di Taman Kota Satu, satu jam sebelum keberangkatan ( PKL 7.30 wib ).
3. Jam 13. OO wib tiba di Bayah, istirahat makan siang dgn menu Ikan bakar di pinggir Pantai Kereta, Bayah. 4. Jam 15.wib, tiba di Cikuray, pos istirahat ngopi menjemput guide (petunjuk jalan ke Ciptagelar).
5. Jam 17. Wib, tiba di Ciptagelar .
6. Jam 18.30, makan malam (khas kuliner Ciptagelar ) dilanjutkan dg ngobrol dg sesepuh tgg niai- nilai dan falsafah adat Ciptagelar..
7. Tgl 8 September 2018: full menikmati panorama keindahan alam Gn Halimun dan berbaur dg warga lokal (berbagi ilmu dan pengalaman ).
8 Tgl 9 September 2018. Menikmati sajian ritual adat Serentaun.
9. Tgl 10 September 2018: pukul 7.00 wib balik ke Jakarta atau Tangerang.
Catatan admin : cek dan ricek sehingga tidak terjadi hal-hal yang tak diinginkan.