Menikmati Pulau Labengki yang Cantik Menawan Hati
FOTO indah di postingan ini, eitsss, bukanlah Raja Ampat. Keren kan. Indahnya nggak kalah dengan Raja Ampat. Namanya Pulau Labengki, di Konawe Utara, Sulawesi Tenggara. Berkunjunglah di bulan Mei–September, dan hindari awal Agustus karena gelombang cukup besar.
Pulau Labengki dapat dijangkau dari Kota Kendari, ibukota Provinsi Sulawesi Tenggara. Kamu bisa melalui jalan darat sekitar 1 jam menuju daerah Toli-Toli, Kabupaten Konawe. Nah, dari Toli-Toli ini lantas melanjutkan perjalanan dengan kapal, kurang lebih 3 jam perjalanan untuk tiba di Pulau Labengki, kecuali mampir-mampir ke beberapa pulau lain.
Sebagai destinasi menarik, fasilitas di Pulau Labengki memang belum lengkap, termasuk tidak adanya fasilitas kesehatan tingkat pertama (puskesmas). Jadi, silakan untuk mandi, membersihkan diri serta menginap, numpang dulu di Posko Tim Konservasi.
So, tidak perlulah mengeluh fasilitas dulu. Yang penting, jelajahi Pulau Labengki yang punya gugusan karang variatif, mulai dari yang kecil hingga besar. Lagoon berbentuk love. Benar-benar menawan hati. Cantik banget.
Itu belum pemandangan bawah lautnya, tak terkira indahnya! Jadi, buat kamu yang gemar menyelam atau snorkeling, perairan pulau ini adalah pilihan yang pas. Kalau beruntung, kamu bisa bertemu dengan kerang raksasa (tridanca) bernama Kima, yang besarnya mencapai 50 cm. Kima di sini tercatat sebagai yang terbesar kedua di dunia!
Hewan langka dan dilindungi itu hidup di sela-sela karang hingga kedalaman 20 meter. Beberapa spesies kima yang hidup di sekitar perairan Labengki adalah T maxima, T derasa, T squamosa, T crocea, T kimaboe, Hippopus-hippopus, dan Hippopus porcellanus.
Oh ya, kalau kamu tidak mau repot berkunjung ke Pulau Labengki, bisa menggunakan jasa tour & travel agar lebih praktis. Salah satunya, Labengki Nirwana Resort, yang menyediakan penginapan sekaligus akomodasi selama berada di sana.
Mereka dapat menyediakan peralatan selam, sampai perahu menuju ke spot diving pilihan. Untuk info lebih lanjut Anda bisa menghubungi : PT Labengki Nirwana Resort, dengan nomor ponsel 0823-4428-899/0811-4030-712. Bahkan, Labengki Nirwana Resort menyediakan penjemputan, akomodasi dari dan ke Bandra Kendari.
Atau kamu dapat menggunakan cara yang ditempuh seorang traveller bernama Emanuel Ndelu Wele. Dia memulai perjalanan dari Kota Kendari dengan menyewa perahu. Sebelumnya, dia menghubungi bapak pemilik perahu yang akan disewa ke Pulau Labengki.
Nomor yang bisa dihubungi : Bapak Jupri, pemilik perahu perahu di Desa Wawutu (0853-42282648), istri Bapak Jupri (0823-44896969), dan Bapak Fahda di Pulau Labengki Kecil (0812-90727040). Berhubung sinyal Telkomsel di Pulau Labengki agak ngadat, bisa hubungi lewat SMS. Lama perjalanan dari Kendari–Pulau Labengki, kurang lebih 4-5 jam perjalanan, melintasi perairan Banda Basin Utara.
Cara lainnya, berangkat pagi dari Pelabuhan Biru, Kendari menggunakan kapal laut yang dapat menampung kira-kira 50 orang. Kapal itu cukup besar untuk mengantar ke Pulau Labengki. Cukup lama perjalangan, sekitar 5 jam untuk sampai di perkampungan Suku Bajo di Pulau labengki. (*)
Pulau Labengki dapat dijangkau dari Kota Kendari, ibukota Provinsi Sulawesi Tenggara. Kamu bisa melalui jalan darat sekitar 1 jam menuju daerah Toli-Toli, Kabupaten Konawe. Nah, dari Toli-Toli ini lantas melanjutkan perjalanan dengan kapal, kurang lebih 3 jam perjalanan untuk tiba di Pulau Labengki, kecuali mampir-mampir ke beberapa pulau lain.
Sebagai destinasi menarik, fasilitas di Pulau Labengki memang belum lengkap, termasuk tidak adanya fasilitas kesehatan tingkat pertama (puskesmas). Jadi, silakan untuk mandi, membersihkan diri serta menginap, numpang dulu di Posko Tim Konservasi.
So, tidak perlulah mengeluh fasilitas dulu. Yang penting, jelajahi Pulau Labengki yang punya gugusan karang variatif, mulai dari yang kecil hingga besar. Lagoon berbentuk love. Benar-benar menawan hati. Cantik banget.
Itu belum pemandangan bawah lautnya, tak terkira indahnya! Jadi, buat kamu yang gemar menyelam atau snorkeling, perairan pulau ini adalah pilihan yang pas. Kalau beruntung, kamu bisa bertemu dengan kerang raksasa (tridanca) bernama Kima, yang besarnya mencapai 50 cm. Kima di sini tercatat sebagai yang terbesar kedua di dunia!
Hewan langka dan dilindungi itu hidup di sela-sela karang hingga kedalaman 20 meter. Beberapa spesies kima yang hidup di sekitar perairan Labengki adalah T maxima, T derasa, T squamosa, T crocea, T kimaboe, Hippopus-hippopus, dan Hippopus porcellanus.
Aktivitas lain yang bisa dilakukan di Labengki adalah memancing. Jenis ikan yang bisa ditangkap sangat variatif, di antaranya kerapu, barakuda, ikan layar, tuna sirip kuning, dan kakap merah. Kalau kamu telah lelah menyelam, snorkeling, atau memancing, merapatlah ke salah satu penggal pantai berpasir yang banyak terdapat di pulau-pulau karang di sekitar Labengki atau sekadar tiduran di Pasir putih, yang terhampar indah.
Oh ya, kalau kamu tidak mau repot berkunjung ke Pulau Labengki, bisa menggunakan jasa tour & travel agar lebih praktis. Salah satunya, Labengki Nirwana Resort, yang menyediakan penginapan sekaligus akomodasi selama berada di sana.
Mereka dapat menyediakan peralatan selam, sampai perahu menuju ke spot diving pilihan. Untuk info lebih lanjut Anda bisa menghubungi : PT Labengki Nirwana Resort, dengan nomor ponsel 0823-4428-899/0811-4030-712. Bahkan, Labengki Nirwana Resort menyediakan penjemputan, akomodasi dari dan ke Bandra Kendari.
 |
| foto : KKP RI (@kkpgoid) |
Nomor yang bisa dihubungi : Bapak Jupri, pemilik perahu perahu di Desa Wawutu (0853-42282648), istri Bapak Jupri (0823-44896969), dan Bapak Fahda di Pulau Labengki Kecil (0812-90727040). Berhubung sinyal Telkomsel di Pulau Labengki agak ngadat, bisa hubungi lewat SMS. Lama perjalanan dari Kendari–Pulau Labengki, kurang lebih 4-5 jam perjalanan, melintasi perairan Banda Basin Utara.
Cara lainnya, berangkat pagi dari Pelabuhan Biru, Kendari menggunakan kapal laut yang dapat menampung kira-kira 50 orang. Kapal itu cukup besar untuk mengantar ke Pulau Labengki. Cukup lama perjalangan, sekitar 5 jam untuk sampai di perkampungan Suku Bajo di Pulau labengki. (*)
