Melihat dari Dekat Ritual Manten Kopi di Blitar
SEJUMLAH pria dan wanita berpakaian adat Jawa berjalan pelan dengan iringan gamelan di Perkebunan Kopi Karanganyar, Desa Modangan, Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar, Sabtu (22/6/2019).
Mereka membawa sesajen, berjalan beriringan, dari depan gudang menuju areal kebun kopi. Berhenti di salah satu pohon kopi. Lalu, sesepuh desa duduk jongkok di bawah pohon kopi.
Sesepuh desa membakar merang dan merapalkan doa-doa di bawah pohon kopi. Selesai berdoa, sesepuh desa memetik dua tangkai buah kopi.
Dua tangkai buah kopi itu sebagai simbol kopi lanang dan kopi wadon itu kemudian diletakan di atas kain mori dan dibungkus.
Selanjutnya, membawa dua tangkai buah kopi menuju gudang pengolahan kopi untuk diserahkan ke pengelola perkebunan.
Para pria dan wanita yang terdiri atas sesepuh desa dan pekerja perkebunan ini sedang menggelar ritual manten kopi. Ritual ini rutin setiap tahun menjelang masa panen raya kopi.
"Acara ini sebagai wujud syukur kami kepada Tuhan YME sebelum memulai masa panen raya kopi. Kami berharap hasil panen melimpah," kata Direktur Perkebunan Kopi Karanganyar, Wima Bramantya.
Ritual manten kopi ini sudah menjadi tradisi secara turun temurun sejak lama setiap menjelang masa panen. Biasanya, secara sederhana khusus untuk internal perkebunan.
Sejak 2017, dia ingin mengenalkan kembali ritual manten kopi kepada publik dengan mengemasnya dalam sebuah kirab yang menarik. Apalagi, tradisi ini sudah hampir punah.
"Kami ingin menghidupinya kembali. Kami ingin masyarakat tahu tradisi manten kopi masih ada," ujarnya.
Proses ritual manten kopi mirip orang menikah. Kopi lanang dan kopi wadon yang dipetik langsung dari kebun dipertemukan dan dibungkus dalam kain mori.
Pilihan WaniMbambung
Buah kopi yang dipilih yang kualitas baik. "Ini hanya sebagai simbol dan wujud syukur kami kepada Tuhan YME menjelang masa panen," tambah Wima.
Perkebunan Kopi Karanganyar berdiri sejak 1874. Perkebunan kopi ini peninggalan Belanda yang luasnya sekitar 250 hektare. Berada di ketinggian 400-600 meter di atas permukaan laut.
Kopi unggulan dari perkebunan itu, yaitu, robusta dan excelsa. Dulu, bisa menghasilkan 1.000 ton kopi dalam setahun. Tetapi, hasil panen kopi terus turun dari tahun ke tahun.
Sekarang dalam setahun, perkebunan itu hanya bisa menghasilkan sekitar 100-150 ton kopi. Hasil panen paling banyak dipasarkan di Blitar dan beberapa daerah lain.
"Dari total itu, luas kebun kopi yang masih produktif tinggal 60 hektare," ujar Wima.
Belakangan, pengelola menjadikan perkebunan sebagai tempat wisata edukasi kopi. Pengunjung bisa belajar kopi mulai dari pembibitan sampai cara mengolah kopi.
Selain itu, dapat melihat bekas bangunan pabrik peninggalan Belanda dan menikmati hawa sejuk di perkebunan. "Dalam setahun ada 100.000 pengunjung," katanya. (abang sul)
*De Karanganyar Koffieplantage (Perkebunan Kopi Karanganyar)
*Lokasi : Dusun Karanganyar, Desa Modangan, Nglegok, Kabupaten Blitar, tak jauh dari kawasan wisatan Penataran.
*Cara menuju tempat ini : pertigaan Pasar Penataran, ambil kanan ke arah Desa Modangan. Tiba di perempatan Kantor Desa Modangan, ambil kiri searah dengan petunjuk menuju Arca Warak dan Kampung Melon. Ikuti saja jalan itu hingga tiba di kawasan Perkebunan Karanganyar.