Traveloka Pasarkan Atraksi Wisata Homestay Banyuwangi
Wisatawan tidak hanya mendapat fasilitas penginapan saja, namun diajak untuk terlibat dan menikmati atraksi wisata dari kawasan homestay itu.
Penandatanganan MoU dilakukan oleh Co-founder dan Direktur Traveloka, Albert Zhang, dan Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas, di Pendapa Banyuwangi, Rabu (29/7/2020).
Kerja sama dengan Banyuwangi, salah satunya untuk pengembangan homestay yang kini banyak tumbuh di Banyuwangi. "Kami akan mengintegrasi homestay-homestay di Banyuwangi dengan teknologi Traveloka," kata Albert.
Keunggulan Traveloka bisa membantu homestay menjual dan memaparkan potensi-potensinya di Traveloka. Pria yang pernah bekerja di Silicon Valey, ASitu mengatakan, Banyuwangi memiliki potensi besar sebagai daerah digital.
Bupati Anas mengatakan, saat ini homestay di Banyuwangi tumbuh pesat. Tercatat sekitar 650 homestay yang tersebar di berbagai kawasan pariwisata.
"Di kawasan destinasi wisata kami melarang pembangunan hotel, agar masyarakat bisa turut terlibat dan menikmati pariwisata dengan homestay mereka," kata Anas.
Kerja sama dengan Traveloka ini akan sangat mendongkrak promosi homestay yang ada di Banyuwangi. Saat ini, ada kecenderungan wisatawan ingin merasakan pengalaman yang berbeda.
Pilihan WaniMbambung
Tak hanya memudahkan wisatawan untuk mendapatkan akses yang terdigitalisasi di era normal baru ini, pemanfaatan teknologi platform Traveloka memudahkan para pelaku usaha di bidang pariwisata memasarkan produk dan layanannya kepada konsumen.
"Kami percaya, jangkauan Traveloka yang luas dapat semakin mempopulerkan destinasi pariwisata Banyuwangi, baik di skala nasional maupun di kancah global," jelas Anas.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banyuwangi, Muhammad Yanuarto Bramuda mengatakan, bersama Traveloka homestay akan membuat paket tidak hanya penginapan, namun atraksi wisata sesuai potensi yang ada di kawasan itu.
Misalnya homestay di perkebunan kopi. Wisatawan tidak hanya mendapat fasilitas menginap saja, namun akan diajak untuk memetik, menyangrai, mengolah kopi dan lainnya.
"Atau homestay di kawasan batik. Wisatawan bisa mendapat atraksi wisata dengan diajak mencanting dan menggambar batik," tambah Bramuda.
Dengan demikian akan memberi nilai tambah bagi homestay itu sendiri. Misalnya, harga kamar Rp 100.000 ditambah dengan atraksi wisata bisa menjadi Rp 200.000 hingga Rp 300.000. (*)