Vietjet Terbang Perdana dengan Bahan Bakar Berkelanjutan dari Vietnam
VIETJET telah menunjukkan komitmennya dalam mengurangi jejak karbon dan mendukung upaya global untuk mewujudkan penerbangan berkelanjutan dengan mengoperasikan sejumlah penerbangan perdana menggunakan Bahan Bakar Penerbangan Berkelanjutan atau Sustainable Aviation Fuel (SAF) di Vietnam.
Pemanfaatan SAF oleh Vietjet juga sejalan dengan komitmen pemerintah Indonesia dan agenda net zero emissions pada tahun 2060 lewat pengembangan bahan bakar penerbangan berkelanjutan (Sustainable Aviation Fuel/SAF) 1.
Dua penerbangan Vietjet menggunakan bahan bakar SAF berhasil lepas landas dari Bandara Internasional Tan Son Nhat di Ho Chi Minh City, menuju Melbourne, Australia, dan Bandara Incheon di Seoul, Korea Selatan.
Bahan bakar berkelanjutan untuk penerbangan ini disediakan oleh Petrolimex Aviation. Diproduksi dari bahan baku seperti minyak goreng bekas, produk sampingan pertanian, biomassa kayu, dan limbah perkotaan, bahan bakar penerbangan berkelanjutan dapat mengurangi tingkat emisi karbon hingga 80% jika dibandingkan dengan bahan bakar fosil tradisional.
Bahan bakar ini telah memenuhi standar penerbangan internasional yang ketat serta aman untuk digunakan dalam penerbangan komersial. Penerbangan perdana menggunakan SAF ini merupakan momen penting tidak hanya bagi kedua perusahaan, tetapi juga bagi industri penerbangan di Vietnam.
Dinh Viet Thang, Direktur Jenderal Otoritas Penerbangan Sipil Vietnam, menyatakan, Vietjet Air dan Petrolimex Aviation telah sukses melaksanakan penerbangan internasional menggunakan bahan bakar penerbangan berkelanjutan pertama di Vietnam. Hal ini secara jelas menunjukkan komitmen kedua perusahaan tersebut terhadap penggunaan bahan bakar ramah lingkungan.
"Keberhasilan ini merupakan kebanggaan bersama bagi seluruh industri kami, seiring dengan komitmen kami terhadap perlindungan lingkungan dan pembangunan berkelanjutan, serta dalam menegaskan peran Vietnam sebagai anggota komunitas penerbangan global yang bertanggung jawab," katanya.
Dinh Viet Phuong, CEO Vietjet, mengatakan, penerbangan Vietjet dengan pesawat yang menggunakan bahan bakar SAF memiliki arti yang mendalam dengan melambangkan konsep penerbangan yang berkelanjutan, menawarkan sebuah pengalaman yang luar biasa serta ramah lingkungan bagi para penumpang, terutama bagi mereka yang bepergian di rute internasional.
Sebagai pionir maskapai penerbangan dalam hal penelitian, pengembangan, dan penggunaan SAF, Vietjet berkomitmen untuk terus berupaya mengurangi emisi karbon di dunia penerbangan dan mendorong pertumbuhan yang berkelanjutan.
Vietjet juga berkolaborasi dengan berbagai mitra internasional terkemuka untuk meneliti, mengembangkan, memasok, dan mengimplementasikan SAF, sebagaimana dengan komitmen yang disampaikan oleh pemerintah Vietnam dalam COP26 untuk mencapai target nol emisi pada tahun 2050.
SAF sendiri dianggap sebagai bahan bakar penerbangan masa depan. Seiring dengan penerbangan perdana ini, biaya produksi SAF diharapkan akan semakin berkurang, sehingga dapat terus digunakan dalam skala komersial yang lebih luas.
Pencapaian ini turut memperkuat komitmen Vietjet selama satu dekade dalam bidang perlindungan lingkungan dan pembangunan berkelanjutan, yang dimulai ketika maskapai asal Vietnam ini hanya memiliki tiga pesawat.
Vietjet telah mempelopori berbagai inisiatif, seperti mengganti tiket kertas menjadi tiket elektronik, mendorong penggunaan layanan check-in dan pembayaran online, serta menggunakan bahan ramah lingkungan yang dapat didaur ulang di dalam pesawat. Vietjet juga menerapkan program penghematan bahan bakar dan secara rutin berpartisipasi dalam berbagai upaya pelestarian lingkungan, seperti penanaman pohon dan pembersihan laut.
Sebagai perusahaan berkelanjutan, Vietjet telah secara konsisten mengoptimalkan beragam sumber daya untuk mendukung upaya perlindungan lingkungan. Vietjet merupakan maskapai penerbangan Vietnam pertama yang mempublikasikan laporan keberlanjutan ESG secara komprehensif serta berkomitmen untuk memajukan penggunaan SAF demi mendukung strategi keberlanjutan Vietnam dan mencapai target nol emisi pada tahun 2050.
Saat ini, Vietjet menawarkan empat rute penerbangan yang menghubungkan Jakarta dan Bali dengan Hanoi dan Ho Chi Minh City untuk semakin mempermudah perjalanan antara Vietnam dan Indonesia. Mulai 27 Oktober 2024, jumlah penerbangan dari Ho Chi Minh City menuju Bali akan ditingkatkan menjadi empat kali sehari.
Langkah strategis ini sejalan dengan komitmen Vietjet untuk memperkuat hubungan pariwisata antara Vietnam dan Indonesia, sekaligus memberikan layanan dan aksesibilitas yang lebih baik bagi para wisatawan. Dengan ekspansi armada dan awak kabin maskapai yang professional dan berdedikasi, Vietjet siap memenuhi permintaan yang terus meningkat dan memberikan pengalaman terbang terbaik bagi para wisatawan.
Melalui berbagai inisiatif keberlanjutan yang telah dilakukan oleh Vietjet, para wisatawan asal Indonesia dapat menikmati pengalaman terbang yang lebih menyenangkan di rute-rute Vietjet dari Jakarta dan Bali menuju Vietnam. Dengan penggunaan SAF yang mengedepankan keberlanjutan, Vietjet berharap dapat memuaskan para penumpang Indonesia dengan pengalaman penerbangan yang lebih ramah lingkungan. (*)