Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Cara Cak Kar Bikin Kangen Penggemar Bakso Mercon Buatannya

AREK Ngalam selalu percaya diri. "Kalau ke Malang, jangan lupa untuk makan bakso.” Begitulah, yang selalu dikatakan kepada wisatawan atau pengunjung dari daerah lain.  Malang, salah satunya, dikenal karena jajanan kuliner Bakso Malang.

Karsono (55) terinspirasi dengan label 'Bakso Malang' sebelum memulai usaha menjajakan bakso secara mandiri sejak 1992. Pria asal Purwosari, Kabupaten Pasuruan, yang akrab dipanggil Cak Kar ini, bekerja sebagai tukang bakso keliling sejak 1984.

Wah.....cukup lama dan pasti berpengalaman. Saat itu, dia sebagai tukang bakso yang bekerja disebuah perusahaan. Akhirnya pada 1992,  Cak Kar  dengan modal Rp 150.000,  berani, kalau tidak bisa dibilang nekat,  untuk membeli rombong sendiri dan melepaskan dari dari perusahaan yang membawahinya.

Cak Kar banyak belajar saat menjadi pegawai. Dia belajar membuat bakso yang enak.  Awal-awal tahun 1990-an, memang masih ada pandangan yang meremehkan terhadap tukang bakso rombong. Dengan tekad bulat, dia ingin membuktikan,  bakso adalah kuliner yang selalu dicari orang.

Namanya usaha, jatuh bangun adalah hal biasa. Yang paling terasa itu ketika sepi pembeli. Cak Kar sempat kehilangan semangat. Fokusnya mulai goyah karena ingin beralih memiliki pekerjaan lain. Hatinya bergolak. Ada sebuah pertentangan, maju atau mundur untuk menjadi penjual bakso.

Dalam perenungannya, Dia melihat kembali perjalanannya selama puluhan tahun sebagai tukang bakso rombong.  “Masa iya, saya mau berhenti begitu saja. Saya pikir panjang. Perjuangan yang membuat saya terus mengembangkan usaha ini. Bakso selalu dicari orang tapi tidak setiap hari. Saya terus inovasi agar bakso saya memiliki cita rasa khas,” imbuhnya.

Tahun 1992, bakso yang miliknya belum memiliki nama. Baru pada 2010, dia menamai baksonya Cak Kar, sesuai nama panggilannya. Bakso Mercon adalah andalannya, yakni bakso dengan isi cabai dirajang dan dicampur daging. Siapapun yang memakannya akan terkena jebakan. Rasanya seperti mercon yang meledak di mulut.


Setelah itu, lahirlah menu-menu lainnya. Seperti bakso ranjau, bakso otak, bakso mata sapi, bakso sea food, bakso ati, bakso jamur, bakso keju, bakso jumbo, bakso jawara, tahu jingkrak, siomay, dan masih banyak menu lainnya.

Yang disebutkan ialah menu andalan dan selalu dicari oleh konsumen. Isi bakso itu sesuai namanya. Ada lagi menu bakso baru, yaitu bakso bakar. Untuk menghadapi persaingan, Cak Kar selalu mengutamakan kualitas dan rasa. Dia tidak memungkiri banyaknya pesaing yang memiliki menu andalan yang sama.

“Berawal dari hobi saya makan bakso. Kalau keluar selalu pesan bakso. Saya rasakan, oh bakso ini rasanya seperti ini. Sampai sekarang saya masih belum puas dengan rasa bakso. Jadi, terus bikin bakso yang rasanya enak. Tidak ada resep khusus, ya dari pengalaman dulu buat bakso,”  tutur Cak Kar.


Kental Aroma Bawang Putih dan Daging
Ketika mencicipi Bakso Cak Kar, sensasinya berbeda dari bakso umumnya. Aroma bawang putih dan daging semerbak tercium dari kuah bakso. Warna kuah tidak terlalu bening, menunjukkan tumbukan halus rempah-rempah ketika dicampur air. Kuahnya gurih, tidak terlalu kental dan tidak terlalu encer.

Pentol baksonya  bermacam-macam. Bakso Cak Kar memiliki daya tarik tersendiri. Tekstur pentol memang bulat dan tidak rata, tetapi siapa sangka, enak dan lezat. Sebenarnya, ada Bakso Durian dan Bakso Cokelat. Keduanya dirasa masih trial and eror, makanya masih belum diproduksi lagi.

Pembeli memesan dengan cara prasmanan. Jadi, bisa bebas memilih bakso mana yang akan dipilih. Harganya per biji bakso berbeda-beda. Seperti Bakso Jawara, bakso paling besar, dibanderol Rp 25.000, Bakso Super Jumbo dan Bakso Bakar Rp 15.000. Bakso Mata Sapi Rp 3.000, Bakso Seafood Rp 4.000.


Nyaman dan Bikin Ketagihan
Pengunjung  yang datang  rata-rata penasaran dengan bakso mercon Cak Kar. Setelah dicoba mereka ketagihan. Puspita (35), pertama kali bersantap karena merayakan ulang tahunnya. Tapi, dirinya dikerjai oleh teman-temannya.

Dia mendapat diberi satu mangkuk bakso. Ada 10 pentol dan diminta menemukan bakso keju. Kalau salah harus makan bakso mercon. "Saya menebak, hanya benar lima kali. Kali itulah, saya  makan bakso mercon," katanya.

Warga Singosari, Malang ini, begitu menikmati bakso mercon. Dia merasakan, dagingnya begitu terasa sekali. Akhirnya ketagihan. Jadilah, nyaris setiap seminggu dua kali, Puspita,  pasti makan di Bakso Mercon Cak Kar.

Perempuan berhijab ini sangat suka dengan cita rasa bakso Cak Kar. "Rasa kuah yang pas dan rasa bakso yang pas, bikin saya tidak kapok," tambahnya.


Begitu pula Ratya Ratnasari (29) yang memang baru pertama kali mencicipi bakso Cak Kar. Warga Palembang ini diberi rekomendasi sanak saudaranya. Benarlah, rasa baksonya, mercon dan kejunya enak dan dia sempat menambah dua kali.

Putri Nilamsari (25), warga Bedali, Lawang, selalu memberikan rekomendasi, baik kepada kawannya, atau saudaranya untuk mampir ke Bakso Mercon Cak Kar. "Mereka sepakat kalau bakso Cak Kar ini enak dan bikin ketagihan. Suasana lokasi sejuk dan nyaman. Nggak kena polusi," paparnya. (sany eka putri)


Cara ke Tempat  Bakso Cak Kar
*Bakso Mercon Cak Kar (wong Singosari) buka mulai pukul 09.00 WIB hingga 22.00 WIB. Buka setiap hari, kecuali  Kamis libur. Hari besar tetap buka.
*Alamat Jl Kertanegara Barat III/16, Candirenggo, Singosari, Lawang.
*Rute : letaknya di sebelah barat Candi Singosari, sekitar 100 meter dari sana, akan terlihat pelang bertuliskan Bakso Cak Kar. Poisinya persis di selatan Arca Dwarapala yang besar (50 meteran).