Ini Cara Kreatif Anak-Anak Rimba Membangun Rumah Bambu Kampoeng Batara
ANAK-ANAK rimba hutan kaki Gunung Raung, Kecamatan Kalipuro, kini memiliki Rumah Bambu sebagai wadah kreativitas. Rumah Bambu Kampoeng Batara itu menjadi amphitheater yang seluruh bahannya terbuat dari bambu.
Rumah Bambu berukuran 10x20 meter ini didesain terbuka sehingga terasa sejuk meski cuaca panas. Rumah Bambu yang terletak di ketinggian kawasan hutan itu menjadi tempat anak-anak belajar, bermain, beraktivitas, berlatih seni, dan lainnya.
Kampoeng Batara atau Kampung Baca Taman Rimba berada di tepi hutan, Lingkungan Papring, Kelurahan Kalipuro, Kecamatan Kalipuro, Kabupaten Banyuwangi. Rumah Bambu ini selaras dengan potensi Kelurahan Papring yang dikenal dengan bambunya.
Papring dikenal sebagai panggone pring (tempatnya bambu). Di kampung ini banyak warga yang memproduksi besek (wadah bambu). Lokasi kampung sekitar 15 km dari kota Banyuwangi, dan berada di ketinggian 1000 meter dari permukaan laut.
Kampoeng Batara menjadi wadah anak-anak tepi hutan kaki Gunung Raung menuangkan kreativitas, yang biasa dikenal sebagai anak-anak rimba. Sebutan ini mengacu kegiatan mereka setiap musim tanam, yang harus berjaga di hutan agar tanaman tidak dirusak babi hutan.
Mayoritas warga kampung ini adalah petani, yang memanfaatkan sistem tumpang sari di hutan. Anak-anak rimba ini terbiasa keluar masuk hutan untuk menjaga tanaman mereka.
Pendiri Kampoeng Batara, Widie Nurmahmudy berterima kasih atas dukungan semua pihak, terutama CSR Pertamina Tanjung Wangi. "Ini semakin membuat kami semangat. Sudah ada 40-an anak, semoga mereka semakin nyaman dan semangat untuk bermain dan belajar lagi," katanya.
Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani mengaku, sudah berkali-kali datang ke Kampoeng Batara dan sangat mengapresiasi yang dilakukan warga. Anak-anaknya sangat sangat kreatif.
Dia melihat saat pembukaan, anak-anak mampu menampilkan berbagai seni tradisi. Mulai dari pencak silat, barong, tari, memainkan musik tradisi, dan lainnya. "Satu anak bisa memainkan berbagai seni. Ini membanggakan," kata Ipuk. (*)