Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Tiga Hari Keliling Ho Chi Minh

KAMI berangkat Jumat melalui Terminal 2 Juanda Surabaya pukul 21.30 WIB. Transit di Singapura sebelum menjejakkan kaki di Vietnam. Kami menginap di Bandara Changi, tepatnya di Hotel Ambasador.

Hotel ini menawarkan tarif per enam jam dengan rate 40 dolar per 6 jam. Karena check-in mulai jam 02.00 dini hari, berarti kami harus check-out pukul 07.00 pagi, agar tidak dikenakan charge tambahan.

Pulang dari Vietnam melalui Bandara Udara Internasional Tan Son Nhat pukul 15.00 waktu setempat menuju Singapura untuk transit, dilanjutkan menuju Bandara Juanda, Minggu 30 Maret 2014.

Pertanyaan, 31 Maret masih libur? Kenapa tidak sekalian dilanjutkan? Jawabannya adalah karena tiket murah baliknya (pulang), ada di hari Minggu itu. Mari secara detail saya ceritakan perjalanan kami. Berangkat dari Singapura pukul 13.00 waktu setempat. Kami sampai di Bandara Tan Son Nhat pukul 15.00 waktu Vietnam.

Kesan pertama ketika mendarat, bandaranya mirip bandara Hang Nadin Batam. Kami memilih taksi. Wow, setirnya di kiri euy, Eropa banget. Kami dibawa berkeliling kota. Sopir taksi dan kebanyakan warga Vietnam tidak paham bahasa Inggris, jadi agak susah juga komunikasinya. Tapi Anda tahu, Vietnam memasukkan kurikulum Bahasa Indonesia untuk siswa sekolah dasarnya

Tak lama setelah menempuh perjalanan selama 20 menit, kami sampai di Hotel Grand Saigon, Vietnam. Hotelnya keren, berada di pusat District 1 Vietnam, boleh dibilang, kawasan elit-lah ya. Lokasi ini ibarat Orchad-nya Singapura, jadi ke mana-mana dekat karena di sekelingnya berdiri pertokoan dan mal. Berjalan sejauh 100 meter, kita akan melihat Saigon River. Banyak orang memanfaatkan jogging track di sekitar taman Saigon River.

Grand Saigon HotelWaktu yang sempit, kami manfaatkan dengan baik. Hari pertama, saya mengunjungi Reunification Palace atau Independence Palace, Bangunan ini adalah Landmarknya kota Ho Chiminh Vietnam. Gedung ini dirancang oleh Architec Ngo Viet Thu dan merupakan kediaman serta ruang kerja presiden Vietnam Selatan selama perang.

Reunification PalaceBangunanya bagus dan bercorak Eropa. Saya sempat masuk ke dalamnya, dan tempatnya bagus, ornament-ornamen mewah, Dan tetap eksotis dengan kekunoannya.

Setelah puas berkeliling Reunification Palace, saya melanjutkan perjalanan menuju Saigon Notre-Dame Basilica, ini adalah Cathedral yang berada di tengah kota Ho Chi Minh. Didirikan oleh Perancis, tahun 1863 sampai dengan 1880, dia memiliki dua tower berbunyi dengan ketinggian 58 meter atau sekitar 190 kaki.

Saigon Notre-Dame BasilicaJika berada di kawasan Cathderal ini, saya berasa seperti sedang di Paris atau Belanda, mungkin itu kenapa Vietnam Dijuluki Paris of The East.

Jarak tempat wisata Vietnam di Kota Ho Chi Minh dari satu tempat ke tempat lain tidak terlalu jauh, bisa dijangkau dengan jalan kaki. Lumayan lah, sebagai pengganti treadmill di pagi hari.

Setelah dari Notre Dame Basilica, saya berjalan melanjutkan perjalanan menuju Kantor Pos Vietnam di dekat Saigon Notre Dame Basilica. Kantor Pos ini sangat eksotis, karya besar architecture terkenal Gustave Eifel.

Bangunan ini dibangun ketika Vietnam adalah bagian dari Indocina Perancis pada awal abad ke-20. Ia memiliki gaya arsitektur neoklasik. Didalamnya anda dapat melihat banyak orang yang di era canggih seperti ini tetap mengirimkan kartu ucapan maupun surat menggunakan perangko.

Post Office VietnamDi dalam kantor Pos Pusat Saigon ada catatan khusus yakni, dua peta dicat yang dibuat setelah kantor pos pertama kali dibangun, pertama terletak di sisi kiri bangunan adalah peta Southern Vietnam dan Kamboja berjudul ‘Lignes telegraphiques du Sud Vietnam et Cambodge 1892’.

Kalau diterjemahkan kurang lebih berarti ‘Garis Bank of Southern Vietnam dan Kamboja 1892? Peta kedua yang lebih besar Saigon berjudul ‘Saigon et ses lingkungan 1892’. Klau diterjemahkan ‘Untuk Sai Gon dan lingkungannya 1892’.

Setelah berkeliling, memasuki malam, kami balik ke hotel Grand Saigon untuk istirahat sejenak dan siap melanjutkan perjalanan lagi. Mulailah kami mengunjungi Pasar Paling terkenal dan wajib dikunjungi ketika kita di Vietnam yakni Ben Tan Market .

Ben Thanh Market adalah pasar besar di pusat H? Chí Minh City, Vietnam di Distrik 1. Pasar adalah salah satu struktur yang masih hidup paling awal di Saigon dan salah satu simbol dari Ho Chí Minh City, tempat ini sangat populer bagi turis yang ingin mencari kerajinan lokal, tekstil, dan suvenir, serta masakan lokal. Dengan uang rupiah yang kita miliki, kita bisa belanja banyak di pasar Ben Tan Market, karena kurs rupiah lebih tinggi ketimbang Dong.

Di Ben Tan Market , saya sempat mencicipi makanan seafood, pengen nyobain bagaimana masakan Vietnam. Komentar saya adalah WouoouuwW……masakannya benar-benar sedap. Kami juga bisa merasakan nasi yang benar-benar punel seperti di Indonesia. Kami sempat mencicipi udang dan Ikan, udangnya besar begitu pula dengan ikan yang disajikan begitu fresh. Oh, ya, suasana Vietnam di malam hari begitu Indah, ramai tapi tidak macet.

Keesokan harinnya, sambil lari pagi di sekeliling hotel, saya sempatkan mampir ke Saigon River yang berjarak dekat dari hotel saya menginap.


Setiap malam Anda bisa menikmati keindahan sungai Saigon dengan berkeliling menggunakan restoran perahu dengan merogoh kocek sebesar 330 ribu atau 600 dong, anda bisa menikmati makan malam sambil berkeliling sungai Saigon selama dua jam.

Tidak terlalu lama, pagi itu juga karena kebetulan kami bertemu dengan sopir taksi yang bisa bahasa Inggris dan mau mengantarkan kami keliling kota Ho Chi Minh. Rupiah begitu berharga di Vietnam, yah boleh dibilang dua kali lipatnya. Jadi jika kita punya uang 500 ribu itu sama dengan 1 juta Dong, wah saya berasa seperti turis Amerika yang sedang liburan ke Indonesia.

Jam 08.00 pagi kami mulai berkeliling menuju lokasi tujuan yang belum sempat kami kunjungi kemarin sore, Lokasi pertama adalah City Hall, Vietnam, dibangun pada 1902-1908 dengan gaya kolonial Perancis. Pada tahun 1975 gedung ini berganti nama menjadi Komite Ho Chi Minh. bangunan ini tidak dibuka untuk umum atau bagi wisatawan, di depan gedung terdapat sebuah patung ternama.


Tiga hari berkeliling kota Ho Chi Minh menjadi pengalaman yang sangat mengesankan. Ada beberapa catatan menarik tentang Vietnam yang bisa saya garis bawahi. Penduduk Vietnam susah berbahasa Inggris, tapi Anda tahu , Vietnam memasukkan kurikulum bahasa Indonesia untuk sekolah dasar di Vietnam.

Negeri ini menjadi surga bagi orang hobi belanja, terutama untuk kita yang sangat merasakan begitu berharganya uang rupiah kita jika di konversikan ke mata uang dong. Salah satu yang paling terkenal dari Vietnam adalah Kopinya, Trungtin, salah satu kopi terbaik dan sangat enak. (andik setiawan)
Auto Europe Car Rental