Grand Palace Bangkok : Warna-warna Emas yang Menyilaukan Mata
Setelah beberapa hari sibuk dengan urusan studi kampus di Thailand, Dea bersama teman lain menjelajahi negeri ini. Pernah ke Pattaya, yang setara dengan kota Bali. Kurang afdhol, bila belum berkunjung di Grand Palace, Wat Pho dan Wat Arun.
Setelah mendapat referensi dari internet harga tiket lumayan mahal, 500 bath per orang sekitar Rp 200.000. Karena ingin menikmati kemegahan bangunan Grand Palace, Dea bersama teman-temannya langsung naik transportasi Tuk Tuk.
Tuk Tuk atau Sam Lor semacam Bajaj di ibu kota kita. Sampai tempat tujuan lebih cepat dibandigkan taxi, bisa dibilang supir selalu mengendarai Tuk Tuk dengan kecepatan tinggi. Dan lagi Tuk Tuk punya jalur tersendiri, cuma 20 bath. Hal ini agar terhindar dari kemacetan.
Baru masuk Grand Palace, sudah disambut balai tentara yang menuju komplek Grand Palace. Dea dan teman-teman langsung menuju loket tiket, sebelum masuk ada petugas memeriksa barang-barang dan juga pakaian yang dikenakan.
Tidak heran tempat ini begitu sakral, benar-benar harus dihormati. Antrean lumayan panjang banyak turis luar. Setelah pintu masuk mata terasa terbuka lebar karena nuansa warna emas mendominasi, hampir seluruh bangunan di kompleks Grand Palace. Semua bangunan begitu megah dan mewah.
Tidak lupa mampir ke Wat Phra Kaew (The temple of Emerald Buddha). Kuil ini sangat megah, Dea dan teman-temannya harus lepas alas kaki, topi dan kacamata jika memakainya. Ketika di dalam sayang sekali tidak diperbolehkan mengambil foto, kuil ini menjadi tempat ibadah untuk warga Buddha.
Bagian dalam kuil ini menjulang tinggi dengan dekorasi yang sangat indah sampai terheran-heran dengan ukiran-ukiran cantik yang menghiasi dinding bangunan ini. Selain Wat Phra Kaew beberapa bangunan lain seperti The Chakri Maha Prasat, The Royal Pantheon, dan bangunan lainnya, tidak kalah megahnya. Masing-masing bangunan punya keunikan dan kemewahannya tersendiri.
Ada beberapa tempat yang tidak bolehdi kunjungi karena tempat itu masih dipakai ibadaha dan tempat penyimpanan barang kerajaan. Berkeling hingga kaki rasanya mau copot. Namun puas terbayar dengan kemegahan bangunan-bangunan itu. Konon Grand Palace dibangun pada masa pemerintahan Raja Rama 1 pada tahun 1782.
Selama ini, Grand Palace menjadi pusat pemerintahan kerajaan Thailand sekaligus sebagai tempat tinggal raja. Sekarang tempat ini tidak lagi dijadikan tempat tinggal raja dan sudah jadi objek wisata di Bangkok.
Grand Palace buka setiap hari dari jam 08:30 hingga jam 15:30. Kalau sudah Grand Palace, Dea bersama teman-temannya juga mampir di Wat Pho dan Wat Arun. Setelah berkeling ke semua tempat Dea mampir di sebuah toko baju dekat dengan Wat Arun.
Beli baju gambar gajah dan gambar lainnya cuma 50 bath ada juga yang 100 bath tergantung kualitas bajunya. Jajanan cemilan juga murah 10 bath atas, bukan hanya orang Thailand sendiri yang berjualan ada juga orang Indonesia.
Nah, untuk berkunjung ke Grand Palace, Dea berbagi tip. Pertama, kenakan pakaian sopan karena kalian berkunjung ke istana wajib pakai pakaian yang tertutup. Untuk perempuan atau laki-laki tidak boleh memakai celana di atas lutut, dan atasannya terbuka seperti tank top tidak diperbolehkan.
Lalu pakai sepatu atau sepatu sandal, tempat ini tidak diperbolehkan memakai sandal, jika pakai sandal harus pakai kaos kaki. Selanjutnya pakai sanblock karena cuasa sangat panas dan juga sedia kacamata, jaket, topi, maupun payung.
Luangkanlah waktu lebih awal untuk berkunjung mengelilingi bangunan-bangunan yang mewah itu. Dan juga jangan tergoda dengan tawaran-tawaran transpotasi yang tidak meyakinkan, ujung-ujungnya mereka meminta uang dari kalian. Sebaiknya gunakan transportasi Chao Phraya Boat yang berbendera warna oranye. Selain murah, kalian juga dapat melihat keindahan sungai. (alfiyani ria rahmawati)