Titik Koma Coffee, Spesialis Kopi di Tengah Kota Surabaya
Salah satu pengunjung tetap Titik Koma Coffee. Grace langsung jatuh cinta dengan vibe yang menginspirasi dari interior yang didominasi warna putih. Ada hiasan beberapa pot tanaman gantung, menimbulkan suasana tenang.
“Cocok sekali untuk orang Surabaya yang ingin bersantai sambil minum kopi, bisa juga sambil bekerja seperti saya, atau sekadar kumpul bersama teman,” katanya sambil menikmati kopi yang baru dipesan.
Konsep kedai kopi terinspirasi dari kota Melbourne di Australia, yakni Skandinavian Coffee Shop. pemilik Titik Koma Coffee, Andrew sengaja spacenya kecil karena Titik Koma memang sebuah coffee shop, bukan kafe yang cenderung luas dan riuh.
Desain interior Titik Koma Coffee didominasi warna putih, cokelat muda, dan abu-abu sehingga terasa bersih dan sophisticated tapi tetap sederhana dengan sentuhan modern. Titik Koma Coffee juga menyediakan berbagai buku dan majalah untuk menemani para pengunjung menikmati minuman atau makanan mereka.
Sesuai namanya, Titik Koma Coffee mengangkat konsep specialty coffee menggunakan biji kopi single origin di atas standar. Biji kopi single origin yaitu biji kopi yang berasal dari satu daerah, bahkan dibreakdown hingga satu kebun atau satu petani.
Titik Koma Coffee secara berkala mengganti biji kopi dari banyak negara dan merupakan biji kopi panenan terbaik setiap musimnya. “Bulan ini misalnya, ada kopi dari Ethiopia dan Guatemala, juga dari Jawa Barat dan Flores,” ujar Andrew.
Kopi yang disajikan tidak terlalu muluk-muluk agar pengunjung mengetahui bahwa jika kopi diracik dan dibuat dengan benar, kopi sudah bisa sangat dinikmati. “Tanpa harus aneh-aneh dan muluk-muluk, kopi itu sudah nikmat apa adanya,” kata Andrew.
Misalnya, cappuccino sederhana yang dibuat dengan benar sudah akan terasa bedanya dengan cappuccino lain yang terlalu banyak ditambahkan hal lain yang tidak perlu.
Signature menu Titik Koma Coffee yang lain adalah Banana Bread dan Grilled Cheese Sandwich dengan roti, keju mozzarella, dan keju cheddar yang dipanggang menggunakan waffle press.
Meski bangunannya tidak terlalu besar, Andrew yakin dengan tetap mempertahankan kualitas kopi dan menu, para penikmat dan pecinta kopi akan terus datang untuk menikmati kopi di Titik Koma Coffee. Titik Koma Coffee buka setiap hari sejak pukul 11.00-21.00 WIB.
“Pengunjung yang sering datang antara lain adalah mahasiswa semester akhir yang mencari ketenangan untuk mengerjakan skripsi, orang-orang yang sudah bekerja, serta para pecinta kopi,” katanya. (nh)