Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Banyuwangi Ethno Carnival (BEC) 2018 Eksplorasi Tradisi Puter Kayun

PARADE fashion etnik Banyuwangi Ethno Carnival (BEC) digelar, Minggu (29/72018). Ada yang menarik dari tema “Puter Kayun". Inilah salah satu ritual yang telah menjadi tradisi warga Using Boyolangu, Kecamatan Giri, Banyuwangi.

Ritual ini digelar satu tahun sekali, tepatnya hari ke-10 bulan Syawal. Ratusan warga  mengendarai dokar (delman) dari Kelurahan Boyolangu menuju Pantai Watu Dodol sejauh 15 km.

Ketika dokar itu berjalan, seluruh warga Boyolangu berdiri mengiringi dokar-dokar di sepanjang jalan yang menjadi rute Puter Kayun. Sampai urutan dokar terakhir, warga bergegas mengikuti rombongan dokar hingga bibir Pantai Watu Dodol.

Tiba di Pantai Watu Dodol, mereka menggelar selamatan, dengan makan bersama di sepanjang pantai sebagai ungkapan rasa syukur atas rezeki yang mereka dapatkan selama setahun terakhir.

Selain selamatan, sebagian tokoh adat menaburkan bunga berbagai rupa ke laut untuk menghormati para pendahulu mereka yang meninggal saat pembuatan jalan. Tradisi ini  menjadi ajang berlibur dan bersilaturahmi bagi warga yang tak sempat bertemu selama Lebaran.

‎Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas, mengatakan, BEC merupakan salah satu atraksi wisata budaya daerah yang dibalut dalam kemegahan karnaval modern. Setiap tahunnya, BEC menyuguhkan kreasi busana dengan tema berbeda.

BEC tahun ini kami kemas lebih atraktif dari tahun-tahun sebelumnya. Konsepnya baru, seperti tema busananya yang lebih beragam, konsep panggung yang berbeda hingga penampilan talent-talent BEC yang lebih atraktif.

Anas mengatakan, konsep BEC tahun ini lahir dari hasil kolaborasi para pelaku seni Banyuwangi dengan akademisi seni dari Institut Seni Indonesia (ISI) Solo yang melibatkan koreografer tari ternama, Eko Supriyanto, yang ikut mengonsep aksi tari dalam pembukaan Asian Games 2018.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata MY Bramuda mengatakan, tema besar  Puter Kayun dipecah menjadi 10 sub tema yang dituangkan dalam 120 busana etnik. Banyaknya tema ini untuk memberikan suasana baru bagi penonton.

"Kami  ingin berbagi wawasan yang lebih luas dan mendalam kepada wisatawan tentang makna filosofis dari sub tema tradisi yang diangkat. Jadi tradisi lokal yang diangkat kami eksplorasi lebih dalam,” imbuh Bramuda.

Bagian-bagian dari tradisi Puter Kayun diangkat jadi sub tema yang dituangkan dalam tema busana. Mulai dari makanan khas, hiburan, aksesoris pelengkapnya, tokohnya, dokar, hingga Pantai Watu Dodol. (*)
Auto Europe Car Rental