Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Horor Gunung Lawu : Hobi Mendaki Gunung Gara-gara Lagu 'Januari' Glenn Fredly (1)

HOBI mendaki? Ya, itu muncul tahun 2015, bersama dengan irama lagunya Glenn Fredly - Januari. Yang mengajak, teman-teman nongkrong. Kebetulan, waktu itu, masih stay di Cipete, Jaksel. Temen mengajak join short vacation ke Air Terjun Cibodas, di bawah kaki Gunung Gede-Pangrango.

Saya masih tergila-gila main twitter dan Point Blank setiap malam. Oke saja ajakan itu, karena saya hobi jalan-jalan meski sekadar keliling Jakarta dengan motor Chokky (Honda Astrea Legenda 2002). Singkat cerita, sampailah saya di daerah Cibodas.

Kami berenam, saya dan rekan sejawat  5 orang dengan 1 orang Fatmawati. Kami membeli tiket masuk menuju Air Terjun Cibereum, Cibodas. Dulu sekitar Rp 10.000. Selama perjalanan itu, capek gila! Walau biasa jogging di Senayan, tapi ini lebih berasa capeknya karrna treknya yang berbatu cenderung licin, ditambah cuaca bulan Januari sedang sendu-sendunya.

Alhasil estimasi waktu normal itu 1 jam tracking, ini jadi 2jam! Akhirnya sampai juga. Puas banget, ternyata seru, menyehatkan dan bikin ketagihan. Saya jatuh cinta dengan alam. Pas ulang tahun Mei, ada yang mengajak mendaki. Saya tak mau sia-siakan, ikut ke Gunung Prau di Jawa Tengah. Saya bersama teman alumni  SMKN 28 Jakarta angkatan 2013.

Kali ini, persiapannya lebih matang. Setelah dibicarakan dengan seksama, saya harus menyiapkan tas gunung, sleeping bag, sepatu outdoor, jaket, jas hujan, celana pendek dan panjang, pakaian ganti, P3K, dan kantong plastik untuk sampah.

Kalau kalian ingin mendaki, saran saya cari teman minimal berdua. Biar bawaan tidak terlalu berat. Yang saya sebut sebelumya itu belum termasuk tenda ya. Karena kami 10 orang,  tenda ditugaskan kepada teman yang lain. Yang saya sebut, sebagian perlengkapan pribadi.

Setelah packing selesai, jangan lupa siapin fisik kalian ya. Saya kelupaan, bawa matras untuk alas tidur di dalam tenda. Kami lantas berangkat dari Stasiun Senen malam hari. Kami akan menuju Stasiun Purwokerto, durasi perjalanan 9-10 jam. Lalu melanjutkan 4 jam lagi menuju Basecamp (BC) Pendakian Patak Banteng.

Sampai di BC,  hujan deras pukul 12 siang - 2 sore. Alhasil, kami mendaki pukul 3 sore kala itu. Trek Gunung Prau via Patak Banteng itu full tanah dan diawali dengan susunan anak tangga yang sudah cukup membuat dengkul berasa ngilu. Jujur, cukup menyulitkan, ditambah udara semakin dingin.



Saya harus lebih rajin mengatur nafas dan melangkah dengan santai. Treknya gak ada bonus, bikin dangak mulu kepala. Setelah 2.5 jam pendakian, kami sampai di camping ground Prau yang terkenal dengan view Sindoro-Sumbing nya. Setelah itu, mulai mendirikan tenda.

Saya ikut mendirikan tenda serta susun peralatan masak. Dari situ, ilmu tentang pendakian saya mulai bertambah. Setelah tenda berdiri, kami masak air. Ini pertama kali dalam hidup, masak di atas gunung. Kami lantas  tidur untuk summit attack.

Di tenda, saya tak bisa tidur nyenyak. Istilah, "tiada kasur ternikmat selain di rumah" itu  nemang benar. Yang bikin tidak bisa tidur itu udara dinginnya! Parah gila, minyak goreng yang saya taruh di luar sampe beku. Pagi datang, dan inilah Sunrise Gunung Prau 2015.

Sumber : M.I.R (@IrfanRiansyahhh), 12 Januari 2019.
Auto Europe Car Rental