Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Keliling dengan Vespa Dicky Nurinda Jajakan 'Subari Kopi'

SUBARI KOPI, nama ini dapat ditemui di Lapangan Rampal setiap hari pukul 08.00-18.00 WIB. Khusus Sabtu-Minggu, kedai kopi yang punya ikon vespa warna biru ini, pindah ke Balai Kota Among Tani Batu.

Pemiliknya, Dicky Nurinda (35) yang berhenti dari karyawan swasta, mengelola bersama istrinya, Siti Azizah. Pria yang mengenakan topi seperti penyanyi Tompi itu, berkeliling, menjajakan kopi robusta maupun arabika. Mulai dari kopi lokal Malang sampai Papua.

"Kami nggak jual kopi sachet, kami jualnya kopi murni," kata Dicky yang mencantumkan mereka 'Subari', kependekan dari Skuter Barista Kopi. Subari sekaligus nama ayahnya yang telah almarhum.

Ikon vespa Prada yang menjadi motornya merupakan peninggalan sang ayahanda. Dicky mulai berjualan sejak Juli 2018 di Balai Kota Malang. Kebetulan, ada pentas wayang kulit semalam suntuk.


Misi berjualan pria berbadan gempal ini memang berbeda dengan penjual kopi lainnya. Selain mencari rezeki, dia bertekad mengenalkan kopi Nusantara kepada masyarakat. "Sempet diprotes kenapa jualan kopi murni tapi saya bilang kalau rezeki sudah diatur Tuhan,"  ujarnya.

Dicky membawa rombong kopi warna kuning kecokelatan, mengaitkannya dengan besi di belakang vespanya. Dia juga membawa kursi, meja, dan terop serta background bertuliskan 'Subari Kopi'.


Pengunjung bukan hanya dapat menikmati tapi bisa belaja meracik sendiri kopi yang ingin diminum. Ada berbagai jenis manual brewing yang disediakan, yakni espresso, fren press, vietnam drip dan v60.

Meski terkesan 'wah', usahan kopi Dicky naik turun.  Perah diusir Satpol PP saat berjualan di area Stasiun Malang dan beberapa tempat lain.  "Kendalanya itu sih.  Makanya nanti kita ingin bikin kedai," kata Dicky yang biasa menjual 30-50 cup kopi setiap harinya. (*)
Auto Europe Car Rental