Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Mendaki Gunung Kesuksesan, Jangan Cepat Puas

PAUL Stoltz pada tahun 1997 memperkenalkan Adversity Quotient yang menggambarkan tentang bagaimana daya tahan seseorang terus berjuang mencapai yang terbaik dalam hidupnya.

Ibarat dengan mendaki gunung, orang orang yang memiliki adversity kuat adalah orang orang yang terus mendaki (climber) sampai ke puncak gunung, dan bukan orang orang yang berhenti mendaki (quitter) atau merasa cukup tinggi mendaki lalu membuat tenda untuk berkemah (camper).

Saya sangat setuju dengan konsep Paul Stoltz tentang climber atau orang yang memiliki adversity yang kuat ini. Bahwa kita tidak boleh menyerah dan atau puas dengan pencapaian saat ini.
Tujuan dari mendaki gunung bukanlah puncak, tapi pulang kerumah dengan selamat
-Adang Adha-
Tambahan yang perlu juga dimiliki selain kita perlu memiliki adversity yang kuat adalah adanya perlunya memiliki nilai nilai diri yang kuat.

Saya ingat kata-kata teman saya seorang pendaki gunung, bahwa tujuan dari naik gunung bukanlah mencapai puncak gunung. Tapi pulang kembali ke rumah dengan selamat.

Puncak gunung bukanlah segalanya, keselamatan diri sampai ke rumah adalah yang utama. Dengan memiliki Nilai nilai diri yang kuat ketika kita ingin mencapai puncak kesuksesan membuat kita pasti pulang ke rumah (keluarga, Tuhan) dengan selamat.

Nilai nilai diri ini berupa integritas diri, kejujuran, menghargai nilai orang lain, nilai keluarga, mendahulukan yang esensi, dan nilai nilai luhur hidup lainnya.

Puncak kesuksesan bukanlah segalanya sehingga membolehkan kita melakukan apapaun untuk mencapainya. Perilaku koruptif, menipu rekan bisnis, menipu perusahaan tempat bekerja untuk keuntungan pribadi.

Lalu, melakukan segala cara termasuk menjatuhkan rekan kerja untuk mencapai posisi di perusahaan, meremehkan orang lain, lebih mendahulukan citra sosial dibandingkan menjadi diri sendiri.

Bila perlu, mengorbankan membangun keluarga untuk membangun bisnis atau karir membuat kita tidak dapat kembali pulang ke rumah (Tuhan dan keluarga) dengan selamat.

Ketika mendaki puncak gunung, betatapun indah pemandangan di atas puncak gunung. Yang perlu kita ingat adalah, Kita tidak akan selamanya tinggal di puncak gunung. Kita semua akan berpulang ke rumah.

Kita perlu menyisakan energi dan perbekalan untuk kembali pulang dengan selamat. Anda tidak dapat mengorbankan membangun keluarga, teman kerja, kesehatan, dan harga diri demi untuk mencapai puncak karir yang anda inginkan.


Anda tidak dapat mencurangi rekan bisnis anda demi mendapatkan keuntungan sendiri. Anda tidak dapat mengabaikan Tuhan hanya untuk mendapatkan dunia.

Kita semua akan pulang kerumah, dan tentu dapat pulang kerumah dengan selamat adalah ujung dari semua pendakian, bahkan pendakian kesukesan sekalipun.

Anda tidak pulang dengan nama mantan pejabat yang korupsi dan narapidana, keluarga yang berantakan karena anda mengorbankan mereka karena anda mengutamakan karir anda, tidur dengan membawa bayang bayang rasa bersalah.

Yuk, raih puncak gunung kesukesan dan niatkan kembali ke rumah dengan selamat.

Adang Adha
Organization Behavior Practitioner
Auto Europe Car Rental