Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Pahami Sopan Santun Dulu sebelum Mendaki Gunung (4)

MENAMPUNG dan membawa pulang sampah kita saat mendaki sudah menjadi semacam kewajiban. Memilahnya lagi antara yang organik dan nonorganik, jauh lebih baik lagi. Mengubur sampah organik di gunung adalah hal yang normal.

Membawa turun sampah yang dihasilkan pendaki lain adalah tindakan sia-sia. Bagai ngasih duit ke pengemis, mereka akan minta lagi dan lagi. Kecuali event atau kegiatan khusus untuk itu, semisal bersih gunung. Kampanye tentang konservasi dan efek buruk sampah jauh lebih efektif.

Selalu merasa lebih respek pada pendaki yang memakai sepatu, daripada yang masih nekat memakai sandal jepit. Tak harus sepatu trekking, trail running shoes dan sejenisnya. Sneakers atau sepatu kets pun tak masalah. Mereka terlihat lebih menghargai diri mereka sendiri.

Booking online masuk Taman Nasional atau yang berkategori LMDH, dengan segala tetek bengeknya, cukup efektif mengurangi sikap pemula yang asal-asalan masalah safety pendakian. Cetak biru yang bisa dijadikan contoh adalah TN-BTS. Mendukung segala sanksi tegas terhadap segala pelanggaran.

Saya pikir, beberapa ketidaksepakatan, beda pendapat dan hujatan yang muncul dari paparan saya di sini, yg direpost akun teman (IG Pendaki Lawas), sebenarnya bisa disepakati juga, walaupun berembel-embel Unpopular Opinion.


Misalnya, di gunung tertentu tak ada larangan untuk menyalakan api unggun, bukan berarti kita dengan bebas menyalakan api unggun, apalagi masuk musim kemarau. Potensi kebakaran hutan sudah seharusnya kita minimalisir.

Perlu adanya aturan yang jelas dan hukuman tegas untuk batas penggunaan kendaraan bermotor masuk kawasan taman nasional atau wilayah LMDH, dalam hal ini gunung. Pengecualian bisa dilakukan untuk peruntukan darurat dan rescue.

Sumber : ROHMAN NISFI (@RohmanNisfi), 29 Juni 2019.
Auto Europe Car Rental