Tinggal Pilih, Banyuwangi Sekarang Punya 19 Pasar Wisata Kuliner
"Di tengah kelesuan ekonomi, kita perlu terus berinovasi. Pasar kuliner ini adalah salah satu cara mendongkrak ekonomi lokal di masing-masing desa," ungkap Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar saat membuka Festival Pasar Wisata Kuliner di arena Arabian Street Food, Banyuwangi, Sabtu (29/2/2020) malam.
Saat ini, terdapat 19 pasar kuliner yang tersebar di berbagai kecamatan dengan waktu penyelenggaraan yang berbeda-beda. Setiap pasar tak kurang dari 40 pelapak yang menjual aneka jajanan. Hal ini bisa menjadi sumber pendapatan baru bagi warga desa.
Contohnya, di Pasar Jajanan Olehsari. Awalnya hanya ada 40 penjual, sekarang sudah tumbuh menjadi 78 penjual. Perputaran uangnya meningkat. Bisa mencapai Rp 40 juta hingga Rp 50 juta. Pasar jajanan di Olehsari buka setiap Sabtu dari pukul 17.00-20.00 WIB.
Beberapa pasar wisata kuliner lain menunjukkan progres yang cukup baik. Arabian Street Food (Arasfo), misalnya, menjadi salah satu destinasi kuliner yang lagi naik daun. Pasar yang menyajikan aneka makanan khas Timur Tengah itu, kini setiap pekannya selalu dipadati pengunjung.
"Setelah diubah jadi malam minggu, pengunjungnya semakin ramai. Pembelinya juga semakin banyak," ungkap Saleh, salah satu penjual nasi kebuli. Semula, Arasfo digelar setiap Kamis sore hingga malam. Kini diubah setiap Sabtu dengan jam yang sama, pukul 16.00-22.00 WIB.
Pilihan WaniMbambung
- Siropen Leo Sirup Legendaris dari Kota Malang
- Breadlife Bawa Roti Fresh dan Terjangkau Lebih Dekat ke Warga Jabodetabek
- Blue Bottle Coffee Unveils First Southeast Asian Outlet At Lumine Singapore
- Amara Singapore Announces Second Edition of “Local Legends” in Collaboration with Chef Damian D’Silva from 2 to 17 April 2025
Selain beberapa pasar yang disebut di atas, ada beberapa lainnya yang tak kalah menariknya. Di antaranya adalah Pasar Wit-Witan di Alasmalang, Kecamatan Singojuruh yang buka setiap Minggu pagi. Ada Pecinan Street Food di kawasan Karangrejo Banyuwangi yang menyajikan aneka kuliner khas warga Tionghoa.
Ada pula Pasar Kampung Kopat di Boyolangu, Pasar Seni dan Jajanan Rakyat Banyuwangi (Pasjari) di Temenggungan dan Pasar Kuliner Porobungkil di Rejosari yang juga dihelat tiap Sabtu sore hingga malam.
Anas berpesan kepada setiap pengelola untuk senantiasa menjaga kebersihan, kualitas dan kemasannya. "Saat ini, makan bukan sekadar makan. Sudah jadi life style. Sebelum makan difoto dulu. Jadi perlu terus dijaga kebersihan, kualitas dan penyajiannya," pesannya.
Para pecinta kuliner yang tak sempat berkunjung langsung ke berbagai pasar wisata kuliner, kini dapat memesannya secara langsung. Pemkab Banyuwangi meluncurkan aplikasi berbasis mobile apps yang bertajuk Nja-jan. Tinggal pilih dan siap diantar ke tempat pemesan. (*)