Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Menikmati Ekowisata Mangrove Wonorejo di Masa New Normal Covid-19

KAWASAN Ekowisata Mangrove Wonorejo, Mulyorejo, Surabaya kembali menerima kunjungan warga meski harus menerapkan protokol kesehatan. Pengunjung harus melewati one gate system atau pemberlakuan satu jalur supaya tak saling berpapasan satu sama lain.

Koordinator Mangrove Wonorejo menyebutkan, pengunjung ekowisata mangrove masuk melalui pintu utama dan keluar di area sentra kuliner. Dalam satu jalur perjalanan, ada petugas di tiga titik yang mengarahkan ke pintu keluar.


Protokol ini berlaku sejak Jumat (19/6/2020), termasuk kewaajiban pengunjung mengenakan masker, cuci tangan dan pengukuran suhu tubuh menggunakan thermal gun sebelum masuk. Jam operasional Hutan Mangrove Wonorejo, pukul 08.00-16.00 WIB.

“Awal buka masih biasa, sekitar 200 pengunjung sedangkan pada hari libur mulai mengalami kenaikan pengunjung hingga 400 orang,” kata Suwito yang tetap membatasi jumlah pengunjung yang masuk.

Ekowisata Mangrove Wonorejo buka sejak 2010. Pengunjung tak hanya mendapat tawaran menanam bibit pohon bakau tapi sensasi susur sungai menuju Pulau Mangrove. Setiap Senin hingga Jumat dialokasikan untuk rombongan yang ingin belajar mengenai pohon bakau dan menanam bobot di Pulau Mangrove.

Sabtu dan Minggu, pengunjung bebas melakukan wisata saja atau ingin ikut menanam pohon bakau. Yang jelas, kalau ingin ke Pulau Mangrove, pengunjung perlu naik perahu motor yang memiliki kapasitas kurang lebih 20 orang.

Perjalanan dari dermaga membutuhkan waktu sekitar 30 menit. Selama perjalanan tidak akan merasa bosan lantaran pemandangan alami yang jarang mereka dapatkan di kota-kota besar. Apabila beruntung, bisa  bertemu hewan endemik seperti Burung Bubut Jawa, Gajahan Pengala, Burung Dara Laut, Raja Udang, bahkan Kucing Bakau.

Begitu tiba di Pulau Mangrove, pengunjung dapat memilih gazebo untuk tempat beristirahat sambil menikmati sepoi-sepoi angin laut. “Tak ada batasan waktu. Bisa datang pagi dan pulang sore, terserah mereka. Biasanya, kami hanya akan mengingatkan jika perahu terakhir kembali ke dermaga pukul 16.00 WIB,” tutur Humas Ekowisata Mangrove Wonorejo, Devid Nugroho.

Dengan harga tiket hanya Rp 25.000 untuk dewasa dan Rp 15.000 untuk anak-anak, pengunjung bisa menikmati naik perahu sepanjang sungai hingga beristirahat di Pulau Mangrove.

Tapi, sebenarnya tahu nggak? Sebelum menjadi tempat wisata, Ekowisata Mangrove Wonorejo merupakan lokasi pembalakan liar oleh oknum yang tidak bertanggung jawab. Mereka mengincar pohon bakau yang sengaja ditanam warga dan komunitas di tepian laut.

Mereka itu mengambil bagian batang pohong bakau dan menjadikannya bahan api unggun. Dulunya Ekowisata Mangrove Wonorejo memang murni hutan bakau tanpa ada embel-embel tempat wisata lantaran tidak ada yang mengelola dan menjaga.

Gerakan menumpas pembalakan liar diketuai Joko Suwondo, Ketua Forum Kemitraan Polisi Masyarakat (FKPM) dan pengelola Ekowisata Mangrove Wonorejo, bersama Camat Rungkut, Irvan, dan Wali Kota Surabaya terdahulu, Bambang DH pada 2008 silam. Kemudian, FKPM tergerak melakukan edukasi ke masyarakat, khususnya warga Wonorejo untuk ikut melestarikan ekosistem di hutan mangrove.

Dua tahun setelah penumpasan aksi pembalakan liar atau tepatnya pada 2010, wisata perahu di Ekowisata Mangrove Wonorejo resmi dibuka untuk umum. Meski berada di satu tempat yang sama, khusus Wisata Perahu Mangrove Wonorejo ini dikelola oleh swadaya masyarakat sekitar yang bekerja sama dengan FKPM.


Setelah hampir 10 tahun, kawasan mangrove di Surabaya akan bertambah dengan hadirnya Wisata Mangrove Gunung Anyar 2, yang rencananya dibangun mulai 2020 ini. Koordinator Mangrove Gunung Anyar, Ahmad Yani mengatakan, Mangrove Gunung Anyar 2 ini lokasinya bersebelahan dengan Mangrove Gunung Anyar yang saat ini sudah beroperasi.

Letaknya di bagian belakang Mangrove Gunung Anyar dan masih berupa tambak. Lahan seluas 17 hektare itu akan dibuat menjadi zona mangrove khusus yang lebih terstruktur. Lahan tambak itu akan ditanami dengan berbagai jenis vegetasi mangrove. Saat ini sudah ada 34 vegetasi mangrove yang ditanam di kawasan Mangrove Gunung Anyar, rencananya di lokasi Mangrove Gunung Anyar 2, ditanam secara berkelompok.

Penanaman vegetasi mangrove di zona Mangrove Gunung Anyar 2 terbagi dalam zona tertentu. Setiap spesies mangrove akan diberi identitas dan ditanam secara berkelompok. Hal ini supaya mempermudah jika ada yang melakukan penelitian maupun kunjungan dalam rangka edukasi. Dalam proses realisasi Mangrove Gunung Anyar 2, sudah dibangun jembatan penghubung.

Jembatan yang terbuat dari susunan kayu ini berfungsi untuk menghubungkan wilayah Mangrove Gunung Anyar saat ini dan yang akan dibangun. Mangrove Gunung Anyar 2 juga memiliki fungsi lebih lengkap sebagai penunjang Kebun Raya. Fungsinya sebagai sarana konservasi tanaman mangrove, dan dipakai sarana edukasi dan penelitian, pembibitan dan wisata serta jasa lingkungan. (*)
Auto Europe Car Rental