Tips Cara Berdandan ala Geisha di Negeri Sakura
Geisha dapat dijumpai di distrik Gion, kota Kyoto, Provinsi Yamashiro, Jepang dimana Kyoto dikenal sebagai kota dengan pelestarian budaya yang tinggi. Ciri khas Geisha adalah menggunakan kimono lengkap yang terdiri dari 7 lapisan dan wajah yang ditutupi oleh bedak putih bercampur air.
Selain itu, untuk seorang geisha magang (disebut juga dengan sebutan Maiko) mengenakan tatanan rambut khusus yang menyerupai bunga persik atau disebut dengan Momoware. Penggunaan kimono dan make up ini membutuhkan waktu sekitar 2 jam, sehingga seorang Geisha membutuhkan sekitar 2 asisten pribadi untuk membantunya menggunakan seluruh atribut.
Pada musim semi bulan April 2014, saya berkesempatan mengunjungi kota Kyoto. Banyak turis asing saya jumpai di tempat pariwisata berjalan-jalan dan berfoto dengan menggunakan yukata, yaitu kimono dari katun tipis yang biasa digunakan ketika musim panas.
Ternyata, di sekitar pusat kota Kyoto banyak ditemui jasa persewaan kimono/yukata sehingga turis dapat merasakan menjadi orang Jepang dengan berjalan-jalan menggunakan pakaian tradisional Jepang.
Jasa persewaan kimono/yukata tidak hanya meliputi sewa kostum saja tapi juga meliputi jasa foto studio. Tarif yang dikenakan beragam dimana untuk sewa yukata sekitar 5.000 Yen untuk 8 jam (mulai pukul 9.00 – 17.00) dan sekitar 8.500-10.000 Yen untuk sewa kimono dengan jasa foto studio.
Perlu diketahui bahwa tidak semua tempat persewaan mengijinkan penggunaan kimono untuk dibawa keluar studio. Sewa kimono hanya diperuntukkan untuk foto studio saja.
Hal ini disebabkan karena kimono terbuat dari kain sutera dengan bordir yang rumit sehingga dikhawatirkan dapat merusak kimono apabila tidak digunakan dengan hati-hati.
Ketika itu, saya berencana untuk foto studio dengan menggunakan kimono ala Geisha magang. Saya ditemani oleh 1 orang asisten yang bertugas untuk mendandani saya ala Geisha dimana awalnya wajah saya diberi bedak putih cair, kemudian di bagian alis dan ujung mata diberi warna kemerahan.
Lalu bibir diberi lipstick warna merah, dimana yang menarik adalah tidak seluruh bibir saya diberi warna merah, hanya bibir bagian atas dan setengah bibir bawah saja yang diwarna merah. Setelah make up beres, kemudian saya menggunakan kimono.
Kimono yang saya gunakan hanya replika dari kimono yang digunakan Geisha sebenarnya. Ada 10 lapisan baju yang harus saya kenakan. Asisten tersebut sangat lihai menggunakan kimono.
Untuk menjaga agar kimono tetap rapi, setiap lapisan kimono diikat dengan tali di badan saya sehingga saya agak sulit bernapas. Setelah kimono selesai, tiba saatnya untuk penggunaan hiasan rambut atau Kanzashi atau Momoware.
Kanzashi yang saya gunakan adalah wig, sehingga tidak memerlukan waktu lama untuk memasang di kepala. Akhirnya proses penggunaan kostum dan make up ala Geisha telah selesai, sekarang tiba saatnya untuk foto studio di lantai 2.
Di dalam foto studio, terdapat 1 orang fotografer dan 1 orang pose stylist yang membantu saya untuk bergaya ala Geisha. Terdapat beberapa accessories yang dapat digunakan seperti payung, kipas dan tas rotan.
Saya ber-pose 3 kali dan setelah itu saya menunggu sekitar 15 menit untuk proses editing dan cetak foto. Hasil fotonya sangat bagus karena wajah saya jadi nampak seperti orang Jepang sungguhan.
Demikian cerita saya, semoga dapat menjadi inspirasi rekan-rekan dalam berkunjung ke Negeri Sakura. (tamara yuanita)