Menikmati Pulau Padar : Benar-benar 'Permata' dari Negeri Timur (3-Habis)
Beberapa kali harus berhenti untuk meredakan kaki yang mulai kelelahan, semangat itu muncul lagi ketika membayangkan sunrise jingga di atas laut Flores. Pemandangan matahari terbit adalah satu hal yang paling mengagumkan.
Dengan gambaran adanya kilauan siluet matahari terbit yang jatuh pada bentangan laut biru nan luas serta udara yang sejuk semakin membuat keindahan Pulau Padar menjadi lebih berarti. Usai menikmati matahari terbit, kaki harus melangkah lagi dan lagi.
Bukit di pulau itu menjadi bukit yang aduhai. Aduhai karena untuk mendapai puncaknya harus menapaki lebih dari 300 anak tangga. Itu tantangan luar biasa untuk orang berusia setengah baya, bukan atlet, olahraga juga jarang, ditambah dengan berat badan berlebih tentu membuat pendakian melalui anak tangga sungguh menantang.
Menyerah? Noooo! Satu-satunya cara adalah menyemangati diri sendiri, tetap fokus agar kaki tidak terpeleset. Okta masih setia mengawal. Kesabaran Okta tetap tampak juga ketika beberapa teman dari kapal lain mendahului dan teman yang sudah sampai di puncak sedang menuruni tangga.
Setelah beristirahat entah berapa kali, akhirnya… sampai pula di puncak yang luar biasa indahnya. Itulah spot terbaik untuk berfoto sekaligus melihat Pulau Padar dari ketinggian yang menjadi lokasi favorit.
Bila mengambil foto dari spot ini akan terlihat markah pulau dengan lekukan garis pantai dan bukitnya yang cantik. Kalau ingin berpose di spot favorit ya harus antre. Bukit yang menjulang di sana-sini sungguh luar biasa. Warna cokelat mendominasi, putihnya pasir pantai menjadi warna lain yang mengimbangi.
Claudia, salah satu teman, menjadi saksi perjalanan itu. Segala lelah dibayar lunas ketika menyaksikan kecantikan Pulau Padar. Itulah “permata” yang dicari para petualang. (*)