Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Desa Kampung Baru Jajag, Kampung Kuliner di Banyuwangi yang Bikin 8000 Jajanan Pasar Setiap Hari


DESA Kampung Baru Jajag di Kecamatan Gambiran, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur mulai terkenal sebagai kampung sentra produksi jajanan pasar. Setiap hari kampung ini memproduksi sekitar 8000 jajanan pasar. Yang mengerjakan ibu-ibu rumah tangga dari 43 KK.

Mereka bikin berbagai jenis jajaran pasar yang mayoritas kue basah seperti lemper, kue thok, terang bulan, brownies, mendut, klepon, jenang jagung, dan berbagai jenis jajanan pasar lainnya. Saking rutinnya membuat jajanan pasar, ibu-ibu di kampung ini dipanggil sesuai jajanan yang dibuatnya.

Ada yang memiliki panggilan "Bu Thok" karena membuat kue thok,  "Bu Terang Bulan" karena tiap hari membuat kue terang bulan, ada "Bu Donat" yang setiap harinya membuat donat, "Bu Brownies", "Bu Bikang", dan ibu-ibu "kue" lainnya.

Salah satu ibu rumah tangga, Lilik Iswati mengatakan, setiap hari rata-rata ibu-ibu di kampungnya membuat 150 hingga 200 jajanan pasar. Dengan demikian apabila ada 43 KK yang terlibat, setiap hari rata-rata sekitar 8000 jajanan pasar yang beredar.

Jajanan pasar dari Desa Kampung Baru Jajag melayani kebutuhan untuk pasar di berbagai kecamatan di Banyuwangi, seperti Kecamatan Muncar, Srono, Sempu, Siliragung, dan Genteng. "Kami melayani pasar pagi dan sore di Kecamatan Muncar, Srono, Sempu, Siliragung, dan Genteng," kata Lilik.

Lilik adalah Bu Thok, karena setiap hari dia membuat kue thok, jajanan pasar berbahan dasar tepung ketan dengan kulit berwarna merah, dan isian kacang hijau yang dihaluskan. Sudah lima tahun Lilik usaha kue thok.

Dia melibatkan anggota keluarganya untuk membantu membuat jajanan pasar. Dalam sehari, Lilik membuat kue dua kali. Pertama pagi hari dan diantar kepada pelanggan siang hari. Selanjutnya, dia membuat kue lagi saat sore hari, lalu diambil atau diantar pada malam hari.

Setiap hari Lilik dapat menghabiskan 15 kg tepung. Harga kue thok buatannya Rp 700 per buah, untuk selanjutnya pelanggannya menjualnya kembali dengan harga Rp 1000.
"Alhamdulillah cukup. Dari usaha ini, saya bisa menguliahkan anak. Gaji pegawai negeri lewat," katanya.

Kepala Desa Jajag, Suparno mengatakan, usaha ibu-ibu telah berjalan selama sekitar tujuh tahun. Ini berawal dari desa yang membuat pasar sore yang memacu ibu-ibu di kampung ini membuat jajanan pasar untuk dijual. "Ternyata banyak pesanan dari pedagang-pedagang pasar, " katanya.

Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani mengapresiasi apa yang dilakukan ibu-ibu di desa ini. Dia senang warganya kreatif, berusaha bersama, saling membantu satu sama lain, yang ujungnya sejahtera bersama. Kreativitas inilah yang patut dicontoh desa lainnya. (*)

Auto Europe Car Rental