Kisah Tragis : Hotel Percaya Telepon 'Orang Asing', dan 12 Kartu Kredit Tamu Raib
Saya seperti para pembaca lainnya, sebenarnya jatuh cinta dengan Jepang dan orang-orangnya. Mereka punya kultur yang baik, dengan karakter orangnya yang baik pula. Persis seperti orang-orang Jawa di masa lalu. Tapi, saking baik dan jujurnya mereka, justru ada orang yang memanfaatkannya.
ANA INTERCONTINENTAL Tokyo, dinilai sangat ceroboh oleh semua yang mengikuti kasus ini, karena kecerobohan staf hotel ANA INTERCONTINENTAL Tokyo ( AIT ) yang dengan gampang memberikan kunci cadangan kepada orang yang menelepon mengaku kehilangan kunci kamar dan akan menyuruh seseorang yang disebut adiknya tamu yang menginap di hotel tsb.tanpa meminta bukti indentitas apapun.
Akibat kecerobohan staff ini, 2 turis berkewarganegaraan Taiwan, harus menderita kerugian sebesar 2.500.000 yen yang diakibatkan CC sebanyak 12 buah yg di ambil dari dalam kamar di gesek di sejumlah toko perhiasan mewah di Ginza, dan kehilangan barang barang yang baru di beli sejumlah 450.000 NTD, barang barang tsb ( juga sejumlah uang tunai ) di simpan di dalam koper RIMOWA yang turut digasak oleh pencuri ini.
Kejadian ini bermula tanggal 21 September 2017, saat check in hotel, dan berbelanja, pada 22 September 2017. Tamu pada jam 9 pagi keluar kamar sambil memasang tanda *Dont Distrub *pada pintu, lalu pergi jalan.
Sekitar pkl 2 siang, korban menerima pesan dari bank yang memberitahu bahwa terjadi pemakaian pada CC sebesar 1.000.000 yen. Korban kaget, dan dengan cepat balik hotel, dengan firasat kamar hotel ada yg masuk dan mengambil CC di dalam koper.
Begitu sampai hotel, korban langsung menemui staf hotel untuk bersama sama melihat ke dalam kamar. Apa yg terjadi, begitu sampai kamar, kartu kunci punya korban sudah tidak bisa di gunakan, dan staf hotel mencoba mengganti dengan kartu yg baru untuk membuka kamar korban.
Begitu kamar dibuka, kamar dalam keadaan berantakan ( lihat foto ) dan dalam keadaan berantakan. Koper yg tadinya tertutup, semua dibuka dan dalam keadaan acak-acak dan isinya. Ada satu buah koper RIMOWA hilang , di dalamnya berisi barang berharga yang baru dibeli, berikut dompet berisi 12 buah kartu kredit dan HP juga, uang cash juga.
Staf hotel begitu tahu ada kejadian ini, langsung kontak kantor polisi terdekat. Bersamaan dengan itu, korban menerima bunyi pemberitahuan lagi , ada gesekan dari CC sejumlah 1.500.000 yen dari toko di daerah Ginza, jumlah total = 2.500.000 yen.
Tidak lama kemudian, ada seseorang berwajah Asia selatan yang berkulit agak gelap (di banding orang Jepang, Hongkong dan Taiwan), yang mengaku adik dari penghuni hotel dan mengaku tidak hafal kamar nomor berapa yang ditempati kakaknya, karena hilang kunci kamarnya.
Dia memohon kepada staf hotel dan meminta bisa memberi kunci baru untuk membuka kamar. Staf hotel tanpa merasa curiga dan tanpa meminta bukti apapun , langsung memberikan kunci pengganti kepada orang itu.
Ketika hal ini diutarakan pada staf hotel, bagaimana tanggung jawab hotel? Kok bisa memberikan kunci baru tanpa minta identitas apapun at mengontak tamu yang namanya sesuai pesanan kamar?
Penanggung jawab hotel hanya membei jawab an : MAAF dan berusaha lebih baik agar lain kali kejadian ini tidak akan sampai terulang lagi, dan memberi kompensasi berupa nginap tidak usah membayar, dan diberi makan pagi dan diperpanjang untuk perpanjangan waktu untuk menginap dan akan membantu hubungi dengan kepolisian. Mereka juga akan mengantar ke bandara gratis.
Korban merasa keterlaluan untuk kelas hotel bintang 5, tidak ada tanggung jawab, hanya sebatas yg di sebut di atas. Karena hotel tidak mau mengeluarkan surat pernyataan kehilangan di hotel ini, korban mengancam tidak akan keluar dari hotel ini (menginap) selama hotel tidak mau membuat surat pernyataan kehilangan yang terjadi selama menginap di hotel ini.
Karena ancaman ini, akhirnya hotel AIT ini mau membuat surat pernyataan di kop surat hotel (foto kertas putih) yang menyatakan tamu kehilangan barang barang berharga sewaktu menginap di hotel AIT ini.
Staf hotel juga mengatakan , orang yang berwajah agak gelap (diduga Asia Selatan) kurang fasih berbahasa inggrisnya, korban mengatakan , di hotel ini banyak CCTV di setiap penjuru, bolehkah saya melihat?
Tapi hotel tidak memperkenankan korban untuk melihat, karena CCCTV akan diserahkan kepada kepolisian untuk melacak orang yang berhasil membohongi staf hotel. Berita terakhir cctv sudah diserahkan pada kepolisian Jepang.
Kepolisian Jepang dengan sangat bertanggung jawab, mencatat semua kejadian dan mendampingi korban selama 8 jam, dengan sangat hati hati. Banyak sekali pertanyaan yang ditanya dan diminta bukti diri. Salut sekali menurut korban, sewaktu disuruh cap jari di surat BAP.
Korban merasa sedih,dan merasa sungguh sial, tapi merasa ada untungnya. Kalau waktu kejadian, korban ada di dalam kamar, apa yang terjadi ?? Membayangkannya saja sudah ngeri, sungguh sangat sulit dipercaya, kejadian ini terjadi waktu Tokyo bersiap siap menjaga keamanan menjelang Olimpiade musim panas tahun 2020.
Note : maaf jika terjemahannya kurang bagus bahasa nya. Yg penting jika travel, CC, jangan tinggal kan kamar, juga jika melakukan pembelian dengan meminta paspor, hati hati orang yang tidak dikenal bisa bisa mencuri data kita, tinggal di mana? Hotel apa ?
Hotel bintang 5 saja bisa kejadian begini , apalagi hotel / hostel yang penjagaan nya kurang ketat seperti hotel bintang 5. Dari kejadian ini muncul beberapa dugaan, apa ada kerja sama orang dalam ? Karena sangat tidak masuk akal, orang yg menelepon tahu nama penghuni hotel.
Diduga sindikat pencurian di hotel hotel mewah sudah merambah jepang juga, semoga kepolisian jepang cepat dapat menangkap para pencurinya Sehingga bisa lebih jelas pelakunya. Sumber : https://www.bc3ts.com/post/3657
Salah satu tanggapan datang dari Aris Tri, yang sekadar menambhkan info. Menurut operator ANA IC Tokyo, operator sudah beberapa kali menerima telepon yang mencurigakan menanyakan tamu tersebut dan sudah menginformasikan ke Front Desk sebelum kejadian.
Mungkin karena jumlah staf di Front Office cukup banyak, mungkin informasi itu belum sempat tersebar. Dan memang si FO ini salahnya tidak mengecek ID dari tamu tersebut.
Belajar dari hal itu, sebaiknya memang jangan pernah meninggalkan barang berharga di hotel, atau paling tidak disimpan di safety box. Selain itu, berhati-hati juga untuk mengupload foto di Instagram, jangan pernah mengupload foto dengan nomor kamar karena bisa saja kejadian sama berulang dimana orang itu mengaku-ngaku dan sudah tahu nomor kamar kita.
Ini screenshot dari aktivitas kartu kredit si tamu tsb. Kalau kartu kredit masih bisa didispute, tetapi kalau barang berharga lainnya kan tentu saja tidak, palingan cuma penggantian dari asuransi. Kalau mau bepergian ke luar negeri, sebaiknya hanya beberapa kartu kredit saja yang dibawa. Jangan dibawa semuanya karena banyak scam di luar. Better safe than sorry.