Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Cara Atasi Sakit ketika Travelling : Kisah Chriestie di Macau

UNTUNG tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak, penyakit bisa datang kapan saja. Asuransi perjalanan itu penting, tapi yang paling penting adalah kita harus punya back up dana ketika hal-hal yang tidak menyenangkan terjadi, misalnya ketika asuransi perjalanan kita ditolak di tempat kita berada.

Alkisah, saya yang akan segera mengakhiri backpacking hongkong-Shenzhen-Macau, merasa drop sewaktu naik feri terakhir dari Shenzhen ke Macau. Kondisi saya yang demam, mual, dan muntah, pusing, pilek dan radang tenggorokan, membuat saya berpikir untuk dirawat sebentar di rumah sakit di Macau.

Setiba di Imigrasi, saya menghubungi teman saya Martin Dwiyanto yang juga merupakan agen asuransi perjalanan. Dia mengatakan, cukup tunjukkan kartu asuransi perjalanan saya di rumah sakit di sana. Saya mengambil asuransi paket worldwide, yang berlaku di seluruh dunia.

Saya bertanya kepada petugas di area imigrasi Macau, di mana layanan kesehatan disini karena saya merasa sakit. Akhirnya, saya dibawa ke sebuah bilik yang tidak jauh dari area imigrasi.

Petugas kesehatan di imigrasi Macau buat saya terlihat kurang kompeten (profesional). Dia mengecek suhu tubuh saya yang sudah mencapai 39.8 derajat, tapi masih berkutat dengan prosedur2 imigrasi yang rumit.

Berkali-kali, dia menanyakan asal saya (menganggap bahwa Indonesia dan India adalah negara yang sama), dan rute perjalanan saya. Saya tahu ini penting, tapi dalam kondisi demam tinggi, pilek, batuk, radang tenggorokan, mual, dan muntah, tentunya saya berharap urusan ini cepat selesai dan saya segera dibawa ke rumah sakit terdekat.

Setelah menunggu selama satu setengah jam, pukul 10 malam akhirnya ambulans dan tim SWAT datang menggiring saya keluar dari terminal feri. Saya sudah merasa seperti tersangka teroris, dikawal oleh begitu banyak orang.

Saya ditanya mau dibawa ke rumah sakit mana. Karena saya tidak hunting rumah sakit sewaktu membuat itinerary, maka saya menjawab di rumah sakit mana saja. Akhirnya mereka membawa saya ke RS Pemerintah di Macau.

Ambulans menurunkan saya di UGD, dan saya masuk kemudian dikelilingi 12 orang (dokter, perawat, residen) yang bertanya mengenai kondisi saya. Saya curiga, mereka menganggap saya terkena Zika Virus, yang rupanya lagi ngetren dimana2.

Pihak rumah sakit kemudian mengecek tekanan darah dan suhu badan kemudian memberikan sebuah tablet parasetamol 500mg, 2 buah balok es untuk ditempelkan di ketiak lalu meninggalkan saya di ruang tunggu RS selama 1,5 jam.

Saya yang dalam kondisi letih, menjadi marah karena perilaku tenaga medis disana. Saya tahu, saya tidak dalam kondisi yang mengancam nyawa dan ada begitu banyak pasien di ruang UGD yang lebih memerlukan perhatian.

Saya hanya minta mereka memberitahukan kondisi saya dan berapa lama saya harus menunggu untuk bisa konsultasi dengan dokter dan bisa di rawat inap.

Singkat cerita, saya akhirnya bisa berkonsultasi dengan dokter disana. Mereka tidak akan melakukan tindakan apapun sebelum saya membayar uang jaminan. Saya menolak segala tindakan, dan berpikir untuk pindah rumah sakit.

Akhirnya, saya menandatangani informed consent yang menyatakan bahwa saya menolak dirawat. Saya kemudian membayar biaya konsultasi, tapi tidak diberikan rekam medis oleh pihak rumah sakit.

Atas bantuan seorang TKW Macau, saya akhirnya pindah ke RS lain. Rumah sakit swasta ini juga menolak asuransi perjalanan saya. Apabila saya dirawat, mereka mengharuskan saya memiliki penjamin yang merupakan warga Macau. Selain itu, minimal rawat inap di rumah sakit adalah 6 (enam) hari.

Saya mengontak pihak asuransi saya, dan mereka memberikan lokasi klinik tempat saya diperiksa. Klinik kecil seperti ini rupanya banyak bertebaran dikota Macau. Setelah pemeriksaan yang berlangsung cepat, dokter pun mendiagnosa saya dengan gastritis. Memberikan 7 (tujuh) jenis obat dan menyuruh saya pulang ke hotel.

Asuransi perjalanan sangat penting, tapi ada beberapa negara yang mungkin tidak paham atau tidak menerima asuransi perjalanan. Di sini pentingnya dana cadangan, untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan.

Beberapa teman TKW di Macau, mencoba menghubungkan saya dengan KJRI di Macau karena saya dalam kondisi sakit dan butuh penanganan rumah sakit. Sementara, mereka tidak bisa menjadi penjamin saya disana.

Diceritakan Oleh Chriestie Rompas, Member of Backpacker Dunia

Namun hingga saya pulang, tidak ada kabar berita dari pihak KJRI. Saya pun bertanya-tanya dalam hati apa fungsinya KJRI di Macau, kalau mereka hanya buka 2x (dua kali) dalam seminggu.

Sharing saya ini tidak bermaksud menyudutkan banyak pihak, namun saya ingin kita semua membuka mata dan mengantisipasi kondisi-kondisi yang bisa terjadi selama travelling. (*)
Auto Europe Car Rental