Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Belajar Aneka Jenis Bakau di Hutan Mangrove Pancer Cengkrong Trenggalek

SEBUAH tugu menandai pembangunan hutan mangrove ini. Tugu dekat gapura masuk menunjukkan kawasan konservasi bakau sudah ada sejak 2012. Seharusnya, Hutan Mangrove Pancer Cengkrong ini tidak asing lagi.

Apalagi, foto-foto tempat ini mudah sekali ditemukan di media sosial, Google, dan Instagram. Atas inisitatif warga sekitar yang peduli alam dan muara sungai, membangun hutan seluas 100 hektare ini  secara bertahap.

Secara persisnya, Hutan Mangrove Pancer Cengkrong berada dini Desa Karanggandu, Kecamatan Watulimo, Kabupaten Trenggalek. Jadi, kalau hendak ke sini, dari pusat kota Trenggalek, silakan menuju arah kecamatan Watulimo yang terdapat Pantai Prigi dan Karanggongso.

Sebelum masuk kawasan Pantai Prigi, ada sebuah persimpangan besar. Ambil saja jalan kanan ke arah Pantai Cengkrong dan Pantai Damas. Posisi Hutan Mangrove Pancer Cengkrong berada seberang jalan pintu masuk Pantai Cengkrong dan sebelum Jembatan JLS Damas. Letaknya di sisi kanan jalan.

Kalau melihat isi hutan ini, sangat cocok untuk kegiatan pembelajaran di alam, khususnya tentang ekosistem hutan mangrove. Pokdarwis Kejung Samodra mengizinkan pengunjung  mengikuti kegiatan penyemaian, pembibitan hingga penanaman bakau.

Pohon bakau yang tumbuh di Pancer Cengkrong, bukan berasal dari satu spesies saja melainkan ada beberapa jenis. Spesies mangrove itu di antaranya sonneratia alba, rhizophora apiculata, ceriops tagal, avicennia alba, excoecaria agallocha, dan aegiceras corniculatum.

Ada pula spesies bruguiera gymnorrhiza, bruguiera cylindrica, bruguiera sexangula, dan xylocarpus moluccensis. Banyak sekali. Untuk melihatnya, pengunjung harus mau melewati tanah berlumpur terlebih dulu.

Tanah lumpur itu terbawa aliran Sungai Kalisongo, yang berumara di Pantai Cengkrongan. Selain itu, kawasan hutan ini dikelilingi oleh pegunungan. Kalau berkunjung di waktu cerah dapat menikmati suguhan alam pegunungan yang eksotik.

foto : google (agus subagio)
Pengunjung juga bisa mengelilingi lebatnya hutan mangrove dengan naik perahu dari Dermaga Kecol. Satu orang cukup membayar Rp 10.000. Oh ya, untuk tiket, tidak mahal, hanya Rp 5.000 (tiket masuk), parkir Rp 2000 di hari biasa dan Rp 3000 untuk akhir pekan.

Jangan lupa menikmati keunikan tempat ini, yakni jembatan kayu bernama 'Jembatan Galau', agar pengunjung dapat berkeliling melihat-lihat kawasan hutan itu. Setiap 100 meter menyusuri Jembatan Galau, ada gasebo sederhana sebagai tempat berteduh dan beristirahat. (hri/bbs)   
Auto Europe Car Rental