Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Horor Gunung Lawu : Kamu Tahu Nggak dari Nanjak sampai Turun Ada yang Ngikut (3)

SAYA tidak kapok mendaki gunung. Pada 2016, alhamdulillah, bisa lanjut ke Gunung Gede via Jalur Gunung Putri, serta Gunung Merbabu via Selo Gancik.  Selain menikmati alam, saya bertemu orang-orang sejiwa. Gunung sekalu memberikan sensasi tersendiri yang tak dapat kamu temukan ditempat lain.

Di 2017, saya vakum dari pendakian karena menekuni hobi touring. Tapi, di 2018 saya ke Gunung Lawu, Gede (lagi), serta Ciremai. Banyak hal-hal unik. Pertama di Lawu, entah kenapa saat pendakian tas berasa agak berat dan cenderung miring ke kiri. Ok, mungkin  talinya gak bener.

Terus sorenya, kami diguyur hujan di pos mata air jalur Candi Cetho. Malam datang dan seperti biasa, saya tidak bisa tidur dengan nikmat. Akhirnya bangun, and u know what? Saya bangun jam 1 pagi anjir! Cuma saya saja yang melek. Heningnya malam di Lawu.

Saya kembali peka dan, saat itu tidak berani lihat ke arah atas. Entah, seperti adaa yang melihat kami semua. Tapi, saya coba terus berdoa sambil memberi salam karena, Lawu memang terkenal dengan mistisnya. Damn, dan cuma saja yang di luar!

Satu teman bangun pukul 3. Saya belum tidur dari jam 1 karena waswas sama yang di atas pohon. Gak lama, temen cewe terbangun dan minta ditemanin pipis. Lalu, temen yang cowo bilang: "Mas, jangan kejauhan, dia lagi PMS." Damn! Saya semakin merinding.

Paginya kami summit attack, saat sampai pos Pasar Setan. Kami sempat tersasar. Entah, padahal kami jalan bersama, bahkan saat menuju puncak dari Warung Mbok Yem, kami juga terpencar. Namun, alhamdulillah, kami selamat sampai puncak dan turun ke BC kembali.

Ketika di BC, temen Eko kecapean parah dan dia bilang: "Lu tau kenapa gue kecapean? Diem-diem aja, gue dari nanjak sampai turun ada yang ngikut. Sampai pos pasar setan entengan, tapi turun berat lagi". Njir, pantes, saya juga merasa ada yang aneh dengan rombongan dari awal jalan.

Ya, Eko itu memang selalu bareng saya dan setiap ada hal begitu pasti saya dan dia yang suka melihat. Saya juga bilang ke Eko,  kalau semalem ada memantau tenda dari atas pohon. Yah, itulah Lawu dengan segala cerita tersembunyinya.

Saat di Gunung Gede, saya menjalani suatu fase termager: BUANG AIR DI GUNUNG! Selama ini, bisa nahan dan sampai turun BC baru BAB. Tapi, ini sudah  tidak bisa ditahan. BAB JAM 3 PAGI DI SURYA KENCANA, DINGIN GILA! Modal tisu pula.


Dan, sampailah di pendakian Ciremai. Jujur, sejauh ini. Ciremai merupakan gunung yang bikin saya kecapean parah. Why? Trek pasir dari bawah serta titik start pendakian itu masih di bawah 1.000 mdpl, beda dengan gunung lain. Treknya muantep pol, viewnya?

Pesan saya, mendakilah agar kau tahu kecilnya kamu di dunia. Tidak usah takut sama hal di luar nalar. Selama ibadahmu kuat, tiada yang dapat membuatmu goyah. Anak gunung terbiasa mandiri, siapkan fisik yang kuat, olahraga dulu sebelum pendakian, dan jangan buang sampah sembarang.

Aturan lain, siapkan perlengkapan pendakian, jangan memaksakan bila kondisi tak memadai. Kalau lagi PMS, urungkan dahulu niatmu. Gunung tak akan ke mana. Gak ada yang tau. Bisa saja kamu berjodoh di sana. Last, hati-hati KETAGIHAN! Salam lestari.

Sumber : M.I.R (@IrfanRiansyahhh), 12 Januari 2019.
Auto Europe Car Rental