Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kisah Ibu Mella dan Rujak Cingur Seharga Rp 60.000


ANTREAN pembeli itu masih tetap mengular. Harga bukan menjadi persoalan bagi mereka yang mampir ke tempat jualannya. Semuanya punya motif sama, karena penasaran saja, setelah banyak diberitakan media mainstream dan viral di media sosial.

"Saya dari Surabaya Barat, datang ke sini, karena penasaran saja dengan rujak cingur viral. Penasaran seperti apa rasanya, karena harganya Rp 60.000," kata  Hendry yang tengah menunggu Bu Mella memanggil nomor antreannya, beberapa waktu lalu.

Bu Mella atau Marmila (45), pemilik sekaligus penjual rujak cingur di lapak pinggir jalan. Lokasinya Jalan Raya Wiguna Timur, Gunung Anyar Tambak, Surabaya Timur. Perempuan setengah baya inilah yang menjajakan rujak cingur yang menimbulkan heboh dunia kuliner, baru-baru ini.

Rujak cingur merupakan salah satu kuliner khas Surabaya, paduan antara rujak dan cingur. Rujak adalah campuran beberapa buah dan sayur yang biasa dihidangkan dengan sambal. Cingur merujuk irisan mulut atau moncong sapi yang direbus.

Sajian rujak cingur Bu Mella memang fenomenal karena harganya yang lipat tiga empat kali harga biasa. "Lihat porsinya, memang banyak, bumbu petis, dan cingurnya juga banyak. Bisa buat dua tiga orang," lanjut Hendry yang memesan rujak lontong dan rujak cingur.

Puluhan pembeli yang lain masih  rela mengantre di tengah terik matahari di gumpalan debu jalan akibat lalu lalang kendaraan. Bahkan, rela berdiri berjam-jam menunggu, dan membawa pulang rujak cingur viral buatan Bu Mella. Para pembeli ini memarkir motor atau mobilnya di seberang jalan.

Pembeli lainnya, Nadia menyebutkan, satu porsi rujak cingur berisi irisan lontong, sayur, toge (kecambah), timun, tahu dan tempe goreng serta pilihan buah segar dari belimbing, nanas maupun bengkoang. Bu Mella meletakkan potongan bahan dan cingur di meja lapak.

Sebagian besar pembeli memang memilih membungkus untuk dibawa pulang. "Rasanya enak karena bumbu petisnya kental. Pembeli bisa memilih, petis madura atau petis udang. Lebih enak kalau minta pedas," tutur Nadia.

Keberadaan rujak cingur Bu Mella sebenarnya sudah cukup lama. Hampir 20 tahun, dan lokasinya tetap di pinggir jalan itu. Buka pukul 09.00 WIB hingga 17.00 WIB setiap hari. Tiga teman Bu Mella yang lain di tempat yang sama, menyuguhkan menu lontong sayur dan minuman dingin seperti es garbis dan es manado.

Selama 20 tahun, Bu Mella telah menaikkan harga rujak cingurnya beberapa kali. Kali pertama jualan, dia membanderol Rp 7.500, terus naik dua kali lipat menjadi Rp 15.000, lalu Rp 30.000, dan terakhir Rp 55.000. Harga itu diklaimnya, layak dan pantas karena kualitas racikan bumbu dan kelengkapan rujaknya.

Untuk mempertahankan kualitas rasa, Bu Mella mengulek bumbu sendiri, sementara ada teman lain yang menyiapkan bahan-bahan dan potongan cingur. "Beda ulekan, bisa beda rasa. Selera pedas sesuai permintaan, bisa sampai belasan cabai," papar perempuan asli Surabaya ini.

Kenaikan harga yang meroket itu juga tidak lepas dari kenaikan harga bahan, ditambah  porsi bumbu dan cingurnya. Bumbu petis banyak dan kental, tidak pahit, potongan cingurnya banyak dan tidak amis, dan, yang penting enak.

Bukan hanya harga yang fenomenal, selama 20 tahun berjualan, Ibu satu anak ini sempat beberapa kali ganti rombong lantaran pernah ditabrak mobil. Bannernya jualannya pernah dirobek orang. Lapaknya terkena razia Satpol PP dua kali karena dia  berjualan di jalan umum.

Soal viral kuliner rujak cingurnya, Bu Mella mensyukurinya. Bukan banyak yang berhenti membeli tapi malah sebaliknya. Orang-orang makin mengenalnya. Bahkan, siang itu, terlihat beberapa pembeli dari kalangan anak muda hingga dewasa. Ada pula penumpang taksi hingga ojek online yang memesan.

"Saya ditelepon orang-orang, pesanan. Pelanggan banyak, yang beli antre-antre. Kalau biasanya, saya hanya menyiapkan 30 kg sampai 40 kg cingur sapi, sekarang bisa dua kali lipat," tutur Bu Mella yang setelah kena razia terakhir pindah lokasi 300 meter dari lapak semula.

Menurut informasi terbaru, akhir Juni 2019, sudah ada pembicaraan antara Bu Mella dengan perangkat Kelurahan Gunung Anyar Tambak, Surabaya. Ada rencana, rujak cingur Bu Mella pindah lapak agar tak mengganggu jalan umum. Tapi, dia tidak ingin tergesa pindah takut para pelanggannya bingung mencari.

"Saya belum mau pindah langsung, saya eman pelanggan di sini sudah banyak. Sementara disini dulu," ungkap Bu Mella yang berniat membenahi rumah kosong di belakang lokasi tempatnya saat ini berjualan untuk menjadi warung makan. (*)
Auto Europe Car Rental