Pahami Sopan Santun Dulu sebelum Mendaki Gunung (2)
BEBERAPA gunung punya camping ground khusus. Kadang dipisahkan antara camping ground dan jalan khusus untuk trekking, walaupun konturnya sama-sama rata. Memaksakan diri dengan alasan kepepet untuk bikin camp di tengah jalan itu, sama sekali bukan tindakan terpuji. Bikin orang kesandung pasak!
Kondisi turun gunung, sesulit apapun medan yang ditempuh, kalau tidak dalam keadaan terpaksa, sebaiknya tak melakukan perosotan. Apalagi, musim kemarau. Perosotan berpotensi merusak jalur. Alhasil, kasihan teman-teman pendaki yang berada dalam posisi naik. Jalur jadi licin.
Saat trekking dan kelelahan, pilih tempat break (istirahat) yang agak luas. Istirahat sejenak di situ. Kasih space (ruang) untuk pendaki lain. Pasalnya, cukup sering kita temui pendaki yang istirahatnya ngasal. Di tengah jalur. Mana kadang tempatnya cuma jalan setapak.
Kalau kebetulan ketemu binatang endemik setempat, misal kera/monyet, sebaiknya jangan dikasih makanan. Mungkin niatnya bagus, kasihan mereka lapar. Tapi hal ini bisa mengubah habit dan kebiasaan mereka dalam mencari makanan. Mereka jadi menggantungkan makanan pemberian dari pendaki.
Jalan sendiri alias terpisah dari rombongan adalah tindakan ceroboh. Kamu tak pernah tahu apa yang bakal kamu hadapi di gunung. Bahkan, untuk ukuran gunung populer. Sudah banyak cerita kecelakaan dan bahkan meninggal dunia di gunung, diawali dari terpisah dari rombongan.
Angkat topi utk teman-teman perokok yang membawa sendiri asbak portable saat mendaki gunung. Karena faktanya, filter rokok terbuat dari plastik yg disebut selulosa asetat. Bahan ini membutuhkan waktu setidaknya 10 tahun untuk dapat dekomposisi
Di gunung, tidak ada yang salah dengan kirim dan titip salam dengan media kertas yang dibubuhi tulisan tangan spidol/pulpen. Mungkin saya tak punya kapasitas atau hak untuk menghimbau ini, tapi tolong: KERTASNYA DIBAWA TURUN LAGI.
Sumber : ROHMAN NISFI (@RohmanNisfi), 29 Juni 2019.
Kondisi turun gunung, sesulit apapun medan yang ditempuh, kalau tidak dalam keadaan terpaksa, sebaiknya tak melakukan perosotan. Apalagi, musim kemarau. Perosotan berpotensi merusak jalur. Alhasil, kasihan teman-teman pendaki yang berada dalam posisi naik. Jalur jadi licin.
Saat trekking dan kelelahan, pilih tempat break (istirahat) yang agak luas. Istirahat sejenak di situ. Kasih space (ruang) untuk pendaki lain. Pasalnya, cukup sering kita temui pendaki yang istirahatnya ngasal. Di tengah jalur. Mana kadang tempatnya cuma jalan setapak.
Kalau kebetulan ketemu binatang endemik setempat, misal kera/monyet, sebaiknya jangan dikasih makanan. Mungkin niatnya bagus, kasihan mereka lapar. Tapi hal ini bisa mengubah habit dan kebiasaan mereka dalam mencari makanan. Mereka jadi menggantungkan makanan pemberian dari pendaki.
Jalan sendiri alias terpisah dari rombongan adalah tindakan ceroboh. Kamu tak pernah tahu apa yang bakal kamu hadapi di gunung. Bahkan, untuk ukuran gunung populer. Sudah banyak cerita kecelakaan dan bahkan meninggal dunia di gunung, diawali dari terpisah dari rombongan.
Angkat topi utk teman-teman perokok yang membawa sendiri asbak portable saat mendaki gunung. Karena faktanya, filter rokok terbuat dari plastik yg disebut selulosa asetat. Bahan ini membutuhkan waktu setidaknya 10 tahun untuk dapat dekomposisi
Di gunung, tidak ada yang salah dengan kirim dan titip salam dengan media kertas yang dibubuhi tulisan tangan spidol/pulpen. Mungkin saya tak punya kapasitas atau hak untuk menghimbau ini, tapi tolong: KERTASNYA DIBAWA TURUN LAGI.
Sumber : ROHMAN NISFI (@RohmanNisfi), 29 Juni 2019.
){kind=link}